8. Adik kecil.

4.8K 245 9
                                    


Klek..

Pintu ruangan bernuansa putih itu terbuka, menampakan Aidan dan Syifa.

"Kak." Aisyah tersenyum tipis setelah berucap lirih.

Aidan, menghampirinya Aisyah diikuti oleh Syifa di belakangnya.

"Iya dek?" Tatapan Aidan dan Syifa kini sayu, hanya kesedihan yang ada dalam mereka.

Berbeda dengan Aisyah, yang tatapannya kini sangat kosong.

"Mereka bilang apa kak?" Aisyah memandang lekat-lekat manik mata milik Kakaknya.

Aidan menggelengkan kepalanya "Lo gak pa-pa kok dek."

Aidan berbohong, jelas.

"Jangan bohong kak" Ucap Aisyah kembali. Kini Aidan dan Syifa terlihat menunduk.

Aisyah menatap ke arah lengan syifa, berkas putih yang di bawanya.

"Itu apaan kak?" Tunjuk nya pada berkas itu.

Aidan segera merebutnya dari tangan syifa. "Bukan apa-apa kok dek."

Aisyah, menatap heran kepada kedua orang yang ada di hadapannya kini.

"Kak siniin aku mau liat!" Aisyah berusaha mengambil berkas yang ada di tangan Aidan tapi Aidan menjauhkan berkas itu dari Aisyah.

"Bukan apa-apa ko dek!"

Aisyah berdecak sebal. "Kakak ih, kalo bukan apa-apa yaudah siniin!"

Aidan menggeleng dan melempar berkas itu asal, Aisyah yang melihat itu hendak berdiri untuk mengambil berkas yang tergeletak di depan pintu.

"Eh dek mau ngapain?" Aidan menahan Aisyah yang hendak bangun.

"Mau ngambil itu!" Balas Aisyah dengan memanyunkan bibirnya.

"Dek kondisi lo tuh lagi lemah, gue aja yang bawa!"

Senyuman di bibir Aisyah terhias saat Aidan mengucapkan itu. Sedangkan Syifa hanya diam, dia masih bingung dengan apa yang terjadi.

"Ais mau baca!"

"Nih" Aidan menyodorkan berkas tersebut,kemudian Aisyah membuka dan membacanya.

Kini mata Aisyah sudah berkaca-kaca dan tak bisa lagi untuk menahan Air matanya.

Aidan segera menghapus cairan bening itu, "Jangan nangis dek!" tekannya.

Aisyah menggenggam tangan Aidan yang menangkup pipinya. "Nangis juga percuma ya? Aisyah gak bisa balikin keadaan kan?"

Aidan, melepaskan genggaman tangan Aisyah dan kedua tangannya memegang pundak Aisyah. "Dek dengerin gue! Lo harus nurut kali ini sama gue dan jangan ngancem kabur lagi kayak dulu! Paham?"

Aidan menarik tubuh adiknya saat sudah dilihat tangis yang semakin menjadi. "Lo ikutin apa mau gue ya?"

Aisyah menggelengkan kepalanya "Gak kak, percuma!"

Aidan berdecak sebal. "Dek gue mohon!

"Ka,k kakak mau lihat aku bahagia kan?" Pertanyaan itu jelas jauh dengan semua yang mereka perbincangkan tadi.

"Jelas dek, gue mau adik kecil gue ini bahagia."

Aisyah tersenyum kecil medengar perkataan kakaknya. Ia perlahan melepas pelukan itu.

"Kalau gitu buat 4 minggu ini jadi hari terindah buat Aisyah. Ya?"

"De tap-" Ucapan Aidan terhenti karena syifa memotong ucapannya.

KEHILANGAN (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang