15. DILAN ARI MILEA AISYAH

3.6K 222 39
                                    

==Kehilangan-INHJ❌==

Aidan dan Adik nya sudah sampai di sekolah, mereka berjalan melewati koridor sekolah menuju ruang Bimbingan konseling (BK)

"Assalamualaikum"ucap Aidan bersamaan dengan membuka pintu ruang tsb.

"Waalaikum salam" jawab ke 4 guru BK yang ada di dalam.

"Eh nak Aidan sini duduk" ucap salah guru BK bernama bu Arla.

Aidan tersenyum, dan menggenggam tangan Aisyah duduk di sana.

"Ada apa Aidan? Ini siapanya atuh?"tanya bu Arla.

" ini Adik saya bu, ibu apa boleh adik saya hari ini nungguin saya untuk sekolah?"Tanya izin Aidan terhadap bu Arla.

"Nunggu gimana atuh? Di dalam kelas gitu?".

"Em, maaf bu. Gausah di dalam kelas, di luar juga gapapa bu asalkan dalam sekolah ini"

Bukan Aidan yang berbicara, melainkan Aisyah.

"Oh yasudah atuh, boleh-boleh aja" balas bu Arla dengan senyuman.

Lengkungan di bibir ranum Aisyah terlihat.

"Makasih bu, yasudah kalo begitu Aidan pamit ke kelas" ucap Aidan.

Mereka bersalaman dulu terhadap ke empat guru yang ada di dalam ruang Bimbingan konseling tsb.

==Kehilangan-INHJ❌==

Aisyah tengah duduk di kursi yang ada di depan kelas dari kakaknya.

Baru saja 15  menit Aisyah menunggu, dirinya sudah merasa bosan.

Aisyah bangkit dari posisi duduknya dan melangkahkan kakinya untuk berkeliling di sekolah ini.

2 tahun di larang untuk sembarangan keluar rumah? Apakah tidak menyiksa batin kita?

Pertama kali nya setelah dua tahun selalu diam di rumahnya, dan tak merasakan bagaimana rasanya sekolah seperti orang-orang layaknya yang lain.

Homeschooling? Sebagian besar orang mengingkan itu, karena dapat bebas dari aturan sekolah layaknya sekolah-sekolah biasa

Namun, Aisyah memandang itu lain.

Aisyah tak pernah menginginkan itu.

Yang Aisyah inginkan menjadi murid sekolah layaknya orang lain.

Aisyah berjalan menyusuri taman yang ada di depan dekat dengan gerbang sekolah, kini ia tengah duduk di salah satu bangku taman.

"Huft".

Aisyah menghembuskan nafasnya.

Senyuman terhias di wajah cantik Aisyah.

Brukh/?

Suara seperti barang jatuh mengagetkan Aisyah.

Aisyah menatap kesekeliling.

Tak ada apa-pun yang jatuh/?

Terus suara apa tadi?

Pandangan Aisyah kini tertuju pada titik fokus seorang lelaki yang tengah membenahkan pakaiannya.

Ia terlihat seperti habis melompati dinding setinggi  satu setengah meter.

Pandangan Aisyah tak dari lelaki itu, ia terus saja melihatnya.

Mata Aisyah membulat sempurna saat lelaki itu mengangkat kepalanya tegak.

"Ari?" Aisyah bertanya lirih.

KEHILANGAN (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang