Aisyah, matanya perlahan terbuka. Ia sedikit mengerjap karena silau matahari yang mengenai matanya. "Eughh.."
"Lo udah bangun?" Aidan menghampiri Aisyah, mendudukan diri di ranjang yang tak terlalu kecil itu. "Dek lo gak pa-pa kan?"
Aisyah tersenyum, sangat manis. "Aku gak pa-pa kok." Suaranya sangat serak, suara Aisyah yang memang sudah serak ditambah karena ia yang baru saja bangun.
"Kenapa lo bohong sama gue sih? Kenapa lo bilang udah? jelas jelas lo belum makan kan?"
Aisyah tersenyum kembali tanpa menjawab pertanyaan kakaknya.
"Lo malah senyam-senyum! Aisyah Aqilah jawab pertanyaan gue!"
"Iya iya, Ais lagi males makan aja kak." balas Aisyah. Lemah,kecil suara yang keluar dari bibir ranumnya.
Aidan menatap lekat pekat bola mata Adik tercintanya. "Gue ngerti mungkin lo bosen terus-terusan gini, tapi gue mohon dek, seengaknya untuk gue lo harus tetep lakuin itu? Okay?"
Aisyah tersenyum, lagi-lagi.
•••
"Suara motor itu, semakin mendekat
Kamu abaikan sapa nya.
Dia berupaya, mencari senyummu
Dengan rayuan yang pelik.
Waktu demi waktu ku berlalu
Keinginanmu mulai tumbuh.
Biar dia.. merindukan mu sendiri..
Wooo..
Jangan resah, dia pasti pikirkanmu.
Walau kau tak tahu.
Hingga di ujung malam..
Engkau menyusuri jalan bersamanya.
Dikala dinginnya senja.
Hanya berduaan tanpa tau tujuan
Bahkan tidak mau tahu.
Namun sudah saatnya untuk pulang.
Tak ingin kau akhiri hari itu
Biar dia merindukanmu sendiri
Woo..
Jangan resah dia pasti pikir kan mu
Walau kau tak tahu
Hingga di ujung malam.."
-Rindu sendiri-
Alunan lagu dinyanyikan oleh seseorang yang merupakan penciptanya. Iqbaal Dhiafari Ramadan, lelaki yang beberapa tahun ini menetap di New York.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEHILANGAN (end)
FanfictionTAHAP REVISI! AKU MOHON BANGET BUAT BACA, BACA CERITA YANG LAIN AJA DI WORK KU, KARENA YANG INI LAGI DI REVISI. SENGAJA GA AKU UNPUB SOALNYA PEMBACA DULU UDAH PADA BEDA TEMPAT. AKU SAYANG SAMA VOTE NYA HIKS:( SATU TAHUN BUAT INI DAN RASANYA SAYANG...