Aisyah menghirup udara dan kemudian mengeluarkan nya lega."Huhh... Akhirnya boleh keluar jugaa" Ucap Aisyah.
Aidan tersenyum, mengelus pelan rambut adiknya "De besok lusa kamu udah boleh pulang kata dokter"
Aisyah sontak menatap Aidan dengan mata yang berbinar "Beneran ka?"
Aidan menanggapi nya dengan satu kali anggukan.
"Asik" Aisyah bersorak ria.
Setelah satu minggu ini harus menghabiskan waktu di rumah sakit akhirnya Aisyah sudah di izinkan pulang.
"Ka Iqbaal mana? Ga kesini?"
Aidan menanggapi itu dengan senyum miring. "Cie nanyain ciee"
Aisyah mengerutkan keningnya heran "Apaan?"
Aidan menggeleng dengan senyumnya itu "Engga engga, tadi katanya Iqbaal baru masuk eskul jadi ya mau ga mau harus eskul"
Aisyah hanya ber'oh' saja.
"Kak kalau nanti Aisyah meninggal apa Mommy bakalan peduli?"
Perntanyaanya.
Lagi lagi Aisyah menanyakan tentang ibunya.
"De, ngomong apaan sih! Itu ga mungkin terjadi" ucap Aidan.
Aisyah mencebikan bibirnya "Jadi mommy ga akan peduli gitu?"
"Bukan gitu, maksud kaka kamu ga akan meninggal. Karena kaka ga akan pernah mau kamu pergi ninggalin kaka, de" jelas Aidan sedikit menekan.
Aisyah mengurai senyum "Kalau aja aku kaya kucing item, punya sembilan nyawa. Kalo mati masih ada delapan nyawa, jadi bisa idup lagi"
Aidan terkekeh pelan "Ada-ada aja kamu de"
"Kak mana handphone kaka?" tanya Aisyah.
Aidan mengerutkan keningnya tak mengerti, ia kemudian mengeluarkan handphone dari saku celananya.
"Ini?"
Aisyah langsung merebutnya, membuka Apk kamera dan mendekat lebih dekat ke Aidan.
"Ayo foto, takut nya nanti ga keburu" Ujar Aisyah kemudian
Selfie dirinya bersama AidanAidan merebut handphone itu dari Aisyah "Jangan ngomong asal de, jangan buat kaka takut"
Aisyah hanya tersenyum dan mendapat balasan tatapan sinis dari Aidan.
Aisyah menunduk "Maaf" rajuknya kemudian kembali tersenyum menampilkan deretan giginya.
====
Aisyah tersenyum sepanjang jalan, dengan kebiasaanya memandang jalan lewat jendela mobil.
Sore ini, Aisyah sudah boleh pulang.
Setelah 2 hari lalu Aidan memberi tahu jika Aisyah sudah di izinkan pulang.
Aidan menatap Aisyah, dengan senyum mengembang di bibirnya.
Dalam senyum Aidan sudah pasti terdapat kesedihan.
Ia senang selagi adiknya senang.
Tapi Aidan selalu merasa khawatir akan keadaan adiknya yang sudah dokter vonis, walaupun Aidan tak begitu percaya.
Tapi sikap adiknya yang seakan akan benar akan pergi selalu membuatnya merasa takut kehilangan.
Ia tak ingin, kehilangan adik sangat ia sayang.
"De"
Aisyah menoleh, hingga tatapan mereka bertemu "Apa ka?"
"Syifa sama Iqbaal ada di rumah, mereka seneng denger kamu udah boleh pulang" ucap Aidan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEHILANGAN (end)
FanficTAHAP REVISI! AKU MOHON BANGET BUAT BACA, BACA CERITA YANG LAIN AJA DI WORK KU, KARENA YANG INI LAGI DI REVISI. SENGAJA GA AKU UNPUB SOALNYA PEMBACA DULU UDAH PADA BEDA TEMPAT. AKU SAYANG SAMA VOTE NYA HIKS:( SATU TAHUN BUAT INI DAN RASANYA SAYANG...