13 - Bertengkar

464 88 9
                                    

/i don't care how complicated this gets, i still want you/
💠💠💠

Classmeet hari pertama.

Tim basket putra kelas 12-3 berhasil maju ke babak selanjutnya setelah melawan kelas 11-2 tadi. Semifinal akan diselenggarakan esok hari berbarengan dengan tim putri, dan finalnya akan diadakan hari terakhir bersamaan dengan lomba karaoke.

Leon? Ia tampak lebih sehat dari sebelumnya berkat latihan setiap hari. Bahkan lelaki itu mampu mencetak lebih banyak poin daripada yang lain setelah Andrew dikeluarkan dari permainan karena bermain curang. Lihat saja bagaimana ia disorak-soraki teman sekelasnya dan beberapa dari kelas lain. Sheryl yang sedari tadi menonton sampai heran sendiri, sejak kapan Leon jadi sepopuler ini? Ia hendak menghampiri temannya itu ketika tiba-tiba saja Leon dihadang beberapa gadis dari kelas lain.

"Leon!" panggil salah satunya. "Tadi lo keren banget, sumpah!"

Sementara yang diajak bicara tersenyum kikuk. "Oh? Makasih, ya,"

"Ngomong-ngomong, nama gue Emma. Next time boleh kan, kita kenalan?"

"Gue Arin," sahut yang lain sembari menyodorkan sebatang cokelat lengkap dengan pitanya. "Ini buat lo, Le. Salam kenal, ya,"

"Eh, makasih banyak. Salam kenal juga," Leon memberikan cengiran lebarnya kala menerima cokelat itu. Para gadis itu akhirnya meninggalkan Leon dengan masih tersipu malu.

"Bagus, ya... Bisaan banget lo jadi buaya empang?" Sheryl tiba-tiba saja sudah berdiri di hadapan Leon dengan raut jahil. "Siniin cokelatnya!" pintanya tak tanggung-tanggung.

"Dih, ogah! Orang gue yang dikasih,"

"Gaya banget lo, dasar kerdus!" Sheryl yang ngambek segera memukuli bahu Leon dengan gemas.

"Eh, iya, iya! Ini buat lo semua," Karena tidak mau menjadi korban penganiayaan Sheryl, Leon akhirnya mengalah dan memberikan cokelat batangan tadi.

"Weh, makasiiih!" sorak gadis itu, lantas membuka bungkus cokelat dan melahap isinya.

"Gue minta dikit..."

Sheryl melirik acuh Leon yang tengah memelas dan terus menikmati cokelatnya. Namun, Leon tak kehilangan akal. Ketika temannya hendak melahap lagi, ia lebih dulu mencondongkan kepala dan langsung menggigit cokelat itu. Tepat di depan wajah Sheryl. Kontan saja gadis itu melonjak kaget, menjauhkan wajahnya yang hanya berjarak beberapa senti dari wajah Leon.

"Apa-apaan?!"

Leon mengernyit di sela-sela kunyahannya. "Apanya?"

"L-lo ngapain barusan? Gila, ya?!"

"Kenapa? Salah siapa tadi gue minta baik-baik cuman dilirik doang? Lagian kan, itu cokelat punya gue,"

Sheryl mendadak gelagapan sendiri, berusaha menutupi semburat merah di kedua pipinya yang entah kenapa tiba-tiba muncul. "Makan tuh semua!" ia melemparkan cokelat itu ke arah Leon dengan kesal, kemudian berlari meninggalkan lelaki itu.

Kakinya melangkah cepat meninggalkan lapangan basket yang masih ramai karena classmeet belum selesai. Sesekali ia menoleh ke belakang, berjaga-jaga kalau Leon mengejarnya.

"Otak Leon kayaknya udah rusak, deh. Makin hari, makin aneh aja. Maksudnya apaan coba tiba-tiba—"

Brukk!

Karena kurang hati-hati, Sheryl tanpa sengaja menubruk seseorang dengan cukup keras. Orang itu hanya berjengit kaget karena tiba-tiba ditubruk, malah Sheryl yang terhuyung hingga nyaris jatuh kalau saja orang itu tidak menangkap lengannya.

Pandora✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang