30 - Little White Lies

353 57 0
                                    

/we ignored truths for temporary happiness/
💠💠💠

Siang ini, tidak seperti biasanya. Sheryl makan di kantin bersama Karin, Kevin dan Sebastian. Sebenarnya Ivana tadi juga mengajaknya makan siang. Namun karena Sakha terus mengekori gadis kesukaannya itu, Sheryl terpaksa menolak. Karena apa? Sudah pasti Sakha akan mengajak Leon makan bersama mereka. Sedangkan saat ini Sheryl sedang dalam misi menjauhi cowok itu, seperti yang diperintahkan sang Ayah.

"Udah lama banget kayaknya, kita nggak ngumpul bareng gini," komentar Karin sebelum melahap siomaynya.

"Tapi, kurang satu. Leon mana, Sher? Kok nggak lo ajak?"

Pertanyaan Kevin sukses membuat Sheryl menghentikan kegiatan makannya. Sebastian yang sedang mengunyah siomay juga ikut melirik gadis itu untuk melihat reaksinya.

"Lagi sembunyi," jawab Sebastian pada akhirnya setelah mereka hanya saling diam beberapa detik.

"Maksud lo?" Karin mengernyit bingung.

"Lo tahu sendiri, adek gue bucinnya Leon. Kali aja si Leon ngeri kalau ada Jihan atau abangnya," jelas Sebastian enteng.

"Monmaap, korelasinya dimana ya, Pak?"

"Serius, kayak ada yang kurang kalau nggak ada Leon. Tapi syukurlah ada lo yang gantiin hari ini," Karin menepuk pundak sepupunya.

Sebastian berdecak tak suka. "Sorry to say nih, gue bukan pengganti,"

Sheryl yang tidak berminat menanggapi bahasan mereka tentang Leon akhirnya hanya diam saja dan kembali sibuk menyantap makan siangnya. Namun pandangannya tidak sengaja menangkap cowok yang sedari tadi mereka sebut-sebut. Benar saja. Berjarak beberapa bangku darinya, Leon duduk dan makan bersama Sakha dan Ivana.

Sheryl mendadak tersedak begitu sepasang mata Leon bertemu dengan miliknya.

"Weh, kenapa lo?" Dengan sigap, Sebastian membukakan sebotol air mineral yang tersedia di setiap meja kantin dan menyodorkannya untuk Sheryl.

Sheryl tak mampu menjawab, sibuk meneguk air mineral yang diberikan Sebastian hingga tandas.

"Lo nggak apa-apa, Sher?" Karin mulai khawatir melihat wajah Sheryl yang sedikit memerah setelah tersedak.

"Nggak apa-apa. Ini kuah bakso gue aja yang pedes," jawab Sheryl, berusaha meyakinkan mereka sambil masih mengatur napas.

"Sambelnya berapa sendok yang lo tuang tadi? Kuah lo sampai merah gitu. Lain kali nggak usah gaya-gayaan, deh," Sebastian menepuk pelan punggung Sheryl, berharap bisa membantu meredakan batuknya.

"Kok gue jadi ngedukung lo berdua, ya?" Kevin yang sudah selesai menyantap makanannya, kini melipat tangan sambil tersenyum jahil menatap Sheryl dan Sebastian. Langsung saja keduanya melotot kompak.

"Ng-ngedukung gimana maksud lo?!" protes Sebastian.

"Nggak usah gagap gitu dong, bro!" Kevin tergelak singkat. "Tapi beneran. Setelah dilihat-lihat, lo berdua cocok aja,"

"Nggak! Gue lebih ngerestuin Sheryl sama Leon. Sepupu gue ini nggak cocok jadi pendamping, cocoknya jadi kacung," Karin menatap Sebastian dengan prihatin.

Pandora✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang