/the girl with highest walls, have the deepest love/
💠💠💠Hari ini hari pertama Ujian Nasional.
Sheryl yang biasanya tidak pernah serius belajar, beberapa minggu ini berubah jadi lebih rajin. Dan lagi, les dengan Mami juga sangat membantunya. Mami bilang, Sheryl termasuk anak yang pintar dan cepat mempelajari hal baru. Hanya saja ia kurang motivasi untuk belajar. Tapi akhir-akhir ini dirinya jadi semangat belajar karena didukung oleh ibunya, Mami, Sebastian, Jihan dan teman-teman dekatnya yang lain. Termasuk Leon, walau tidak secara langsung.
Singkatnya, Sheryl sudah cukup siap untuk menghadapi UN. Ia tiba di sekolah dengan kondisi segar bugar dan semangat tinggi. Kelas 12-3 mendapat sesi UN yang kedua, jadi ia dan teman-teman sekelasnya masuk agak siang.
"Semangat banget lo mau UN?" sapa Sebastian begitu berpapasan dengan pacarnya yang tengah duduk sendirian di taman sekolah sambil membuka-buka buku soal Bahasa Indonesia. Ia tak datang sendiri, tapi juga ditemani dengan Karin dan Kevin di belakangnya. Wajah mereka tampak lesu sejak keluar dari ruangan UN.
"Gimana? Lancar semua?" tanya Sheryl pada ketiganya.
"Jawabnya yang nggak lancar," jawab Kevin sambil memijat keningnya.
"Jawabannya mirip-mirip tahu, bingung sendiri gue," sahut Karin.
"Lo gimana?" Sheryl menoleh pada Sebastian yang kini duduk di sebelahnya.
"Alah, Bahasa Indonesia doang," ujarnya santai.
"Gampang, ya?"
"Susah,"
Sesaat setelah mendengar jawaban gokil Sebastian, Sheryl langsung melayangkan jitakannya di kepala cowok itu.
"Udah, masuk ke kelas sana," suruh Sebastian, kini gantian menepuk-nepuk kepala Sheryl. "Semangat ya, Neng!"
Sheryl mengangguk, lalu melambaikan tangan pada ketiganya sebelum memasuki ruangan UN. Masih sepi, hanya ada beberapa anak yang sudah datang.
Termasuk Leon.
Tanpa sadar Sheryl meneguk ludah saat manik matanya tidak sengaja bertemu dengan manik Leon. Cowok itu hanya meliriknya sekilas, kemudian kembali fokus membolak-balik buku di hadapannya. Sheryl yang tak ingin dikira terus-menerus memperhatikan Leon, akhirnya bergegas menuju bangkunya di sudut ruangan. Ia memang duduk di bangku terakhir, sementara absen setelahnya sudah berbeda ruangan dengan mereka karena keterbatasan bangku dan komputer. Seperti ketiga teman dekat Sheryl; Wenda, Yosi dan Zoya.
Sebelah alis Sheryl terangkat begitu mendapati susu kotak vanila ada di atas mejanya. Ia memutuskan untuk membiarkan susu kotak itu di tempatnya, siapa tahu milik anak sesi satu yang ketinggalan dan nanti akan segera diambil. Gadis itu kembali membaca ulang buku soalnya, berharap soal yang nanti keluar tidak jauh-jauh dari apa yang sudah dipelajarinya sejauh ini.
Pintu ruangan dibuka, Sakha dan Ivana masuk bersamaan. Ivana sempat menoleh pada Sheryl untuk tersenyum menyemangati sahabatnya itu sebelum duduk di bangkunya. Sementara Sakha masih sempat berbincang sejenak dengan Leon sebelum menghampiri bangkunya yang terletak tepat di sebelah Sheryl.
"Hai, Sher," sapanya yang langsung dibalas anggukan dari gadis itu. Sakha melirik susu kotak di meja Sheryl kemudian bertanya. "Nggak diminum itu?"
"Bukan punya gue, kok. Mungkin punya anak sesi satu," jawab Sheryl seadanya.
"Sia-sia dong gue beliin buat lo tapi nggak diminum?"
"Ini dari lo?" Sheryl terdiam sejenak untuk berpikir. "Alah! Orang susu kotaknya udah ada sebelum lo dateng kok," lanjutnya dengan kekehan.
![](https://img.wattpad.com/cover/134914042-288-k228666.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora✔
Teen FictionSelalu ada hati yang merindukanmu untuk pulang. Menyiapkan segalanya agar kamu nyaman untuk tinggal. ©2019 • oldelovel