/none of your scars can make me love you less/
💠💠💠"Sampai," ujar Leon setelah memarkirkan motornya tepat di depan pagar rumah Sheryl, sementara gadis itu langsung meloncat turun dari motor.
"Makasih, Leon," Sheryl menepuk pelan helm yang dipakai Leon seraya memberikan cengiran manisnya.
"Ada yang mau gue omongin, Sher," tutur Leon dengan wajah serius.
Ditatap sedemikian lekat, Sheryl jadi kikuk sendiri. "Apaan? Besok aja deh, kan lo udah masuk sekolah. Lo balik gih biar cepet istirahat, udah malem juga,"
"Tapi ini pen—" ucapan Leon terhenti begitu mendengar suara-suara dari dalam rumah Sheryl.
"Kamu mau ngomong apa ke Sheryl tentang perempuan itu, hah? Nggak malu apa sama anak kamu?"
"Itu urusan saya. Kamu nggak perlu ikut campur,"
"Saya ini masih istri kamu, Mas. Gimana bisa saya nggak ikut campur? Apa kamu nggak pernah mikir perasaan Sheryl lihat kita bertengkar hampir setiap hari? Mungkin kalau saya sudah terbiasa diperlakukan seperti ini sama kamu, tapi Sheryl? Apa kamu mikir gimana perasaannya nanti waktu tahu kamu selingkuh dengan wanita lain?"
"Ah... Bokap-nyokap tengkar lagi kayaknya. Lo buruan pulang, deh," Sheryl mengangkat paksa kedua sudut bibirnya, setengah mati menahan rasa malunya pada Leon.
Sementara Leon diam sejenak sambil tetap menatap gadis itu. "Gue mau main ke rumah lo... boleh?"
"Hah? Nggak, nggak. Udah sana pulang," tolak Sheryl cepat.
"Inget waktu gue nganterin lo pulang habis kita jalan-jalan ke mall? Lo udah janji bakal ajak gue masuk ke rumah lo,"
"Tapi nggak sekarang, Leon. Lo denger sendiri mereka lagi berantem, yakin lo mau masuk?"
"Yakin," Leon menjawab tegas. Segera ia turun dari motor dan membuka pagar rumah Sheryl.
"Nggak usah, Leon!" Sheryl berusaha menahan lengan lelaki itu supaya batal memasuki area rumahnya. Bukannya menghentikan langkah, Leon menurunkan tangan Sheryl dari lengannya dan malah menggenggamnya erat. Ia menarik Sheryl perlahan menuju pintu depan yang tidak ditutup.
"Permi—"
PRANG!
Leon dan Sheryl kompak berjengit mendengar suara lemparan barang. Rupanya kedua orang tua Sheryl sedang ada di dapur. Mereka bisa melihatnya dari ruang tamu saat ibunya Sheryl membanting beberapa peralatan makan seperti sendok dan garpu yang ada di atas meja makan hingga benda-benda itu berserakan di lantai.
"Ayo kita cerai," putus Ibu Sheryl.
"Saya nggak bakal setuju kalau hak asuh Sheryl ada di kamu," tolak Ayah Sheryl mentah-mentah.
"Saya ibu yang melahirkan Sheryl, kamu mau apa?"
"Kamu mau menafkahi dia pakai apa, hah? Saya nggak mau Sheryl jadi terlantar karena keegoisan ibunya,"
Mendengar itu, Sheryl kembali memaksa Leon untuk pulang. "Le, please... Dengerin gue, kali ini aja. Lo pulang sekarang, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora✔
Teen FictionSelalu ada hati yang merindukanmu untuk pulang. Menyiapkan segalanya agar kamu nyaman untuk tinggal. ©2019 • oldelovel