/let's not fall in love again/
💠💠💠"Sheryl," panggil Yosi dan Zoya bersamaan setelah Sheryl meletakkan tasnya di kursi di sebelah kursi Leon yang pemiliknya belum datang. Ya, Sheryl memutuskan untuk berhenti menjauhi cowok itu sejak kejadian di halte kemarin. Lagipula Leon tak salah apapun, jadi untuk apa Sheryl menjauhinya? Toh, sekarang Sheryl juga punya rencana yang sama dengan Leon walau cowok itu belum tahu.
Lucu juga, baru kali ini Sheryl terlihat seperti ABG labil. Kemarin bilang A, sekarang bilang B.
"Apa?" tanya Sheryl seraya mendongak melihat dua gadis yang berdiri di hadapannya.
"Sorry buat yang kemarin," Yosi menunduk dalam, tampak malu untuk meneruskan ucapannya.
"Kita udah egois banget, ngelarang Ivana temenan sama lo. Karena lo udah mulai terbuka ke anak-anak sekelas, harusnya kita nerima lo dengan senang hati. Tapi gue sama Yosi kemarin malah—"
"Ini berdua lo yang nyuruh?" Sheryl ganti menatap Ivana yang tengah memperhatikan kedua teman baiknya meminta maaf dari bangkunya.
"Inisiatif mereka kali, Sher. Dihargain dong, kalau temennya minta maaf," Ivana melotot pura-pura kesal.
"Tau, tuh," Yosi ikut-ikutan mencebikkan bibirnya.
Sheryl terkekeh. Ia bangkit berdiri dan mengacak rambut Yosi lembut. "Bercanda, elah. Gitu doang sampai monyong-monyong segala,"
"Jangan diberantakin gitu, dong!" Yosi semakin menekuk wajahnya. Zoya di sebelah Yosi sampai terbahak melihat muka cemberut temannya itu. "Coba kalau Sheryl cowok ya, udah gue gebet kali dari awal,"
"Bah! Apa-apaan, tuh?" Sheryl mengernyit heran.
"Lo itu gentleman banget, sih. Kriteria pacar idaman gue," aku Yosi.
"Ya, amit! Demi apapun, gue masih lurus, Yos. Maaf, ya," gurau Sheryl dengan raut sok serius.
Ivana beranjak menghampiri mereka sambil terbahak. "Gue saranin jangan deh, Yos. Dia udah sama Leon soalnya. Udah sebangku lagi artinya udah baikan," godanya sambil menepuk prihatin kepala Yosi.
"Ngaco!" Sheryl segera menyerang Ivana dengan cubitan ringan.
"Leon kemana deh, Sher? Kok jam segini tumben-tumbenan belum datang?" tanya Zoya.
"Nggak tahu. Telat mungkin,"
"Ya, ditanyain dong..." Yosi menaik-turunkan alisnya sambil cengengesan.
"Si Wenda juga belum dateng. Kencan kali sama Leon," Ivana ikut-ikutan menggoda.
"Ndasmu!" Ternyata bukan hanya Sheryl yang mengumpat, Bayu yang kebetulan berjalan melewati bangku Sheryl jadi ikutan mengumpat karena tak sengaja mendengar gurauan Ivana.
"Lo ngapain ikut-ikutan, anjir! Naksir Wenda kan lo? Ngaku aja, udah!" seru Yosi dengan lantang.
"Ini anak sekelas kenapa pada cinta lokasi semua, sih?" Sheryl berdecak prihatin.
"Lo sendiri?" tanya Ivana, Yosi dan Zoya berbarengan.
"Duduk sana, bentar lagi bel masuk!" usir Sheryl. Ketiga gadis itu akhirnya kembali ke bangku masing-masing masih dengan cengengesan tak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora✔
JugendliteraturSelalu ada hati yang merindukanmu untuk pulang. Menyiapkan segalanya agar kamu nyaman untuk tinggal. ©2019 • oldelovel