28 - Menjauh Lagi

299 63 1
                                    

/she had to walk away, not because she didn't love him, but because she had to love herself more/
💠💠💠

Leon yang baru tiba di kelas pagi ini langsung disuguhi pemandangan Sheryl yang tengah tertawa keras bersama Ivana dan teman-temannya. Syukurlah, berarti Leon tak perlu khawatir kalau-kalau gadis itu akan terlalu larut dalam kesedihan. Setidaknya Sheryl sudah bisa tersenyum kembali seperti biasa.

"Masih pagi udah haha-hihi aja, lagi ngomongin apaan?" Leon menghampiri mereka. Namun ketika kedua manik mata Sheryl bertemu dengan miliknya, Leon bisa merasakan perubahan di raut gadis itu.

Sheryl berdeham, lantas memasang senyum tipis. "Nggak ada, kok,"

Atmosfer canggung mulai menyelimuti mereka semua setelah Sheryl berkata demikian. Entah hanya perasaan Leon saja atau bagaimana, gadis itu tampak menghindari kontak mata dengannya. Setelah meliriknya cukup singkat, kedua bola mata Sheryl kembali bergerak-gerak tak tenang mencari objek lain untuk dilihat.

"Oh, oke," jawab Leon pada akhirnya. Ia memutuskan untuk mengabaikan prasangka buruk di benaknya dan mulai melangkah meninggalkan meja yang dikelilingi gadis-gadis itu.

Tiba di bangkunya, tanpa sadar Leon kembali memperhatikan gerak-gerik Sheryl. Kini Ivana, Wenda, Zoya dan Yosi melanjutkan bahasan yang sempat terpotong karena kedatangan Leon tadi. Bisa dilihatnya Sheryl hanya memperhatikan keempat gadis itu bergurau sambil sesekali manggut-manggut dan ikut tertawa. Kentara sekali kalau fokusnya tidak ada di sana.

Leon dibuat bertanya-tanya; Ada apa dengan sikap Sheryl hari ini? Gadis itu tampak masih terpukul setelah perceraian kedua orangtuanya, tapi berusaha untuk menyembunyikannya dari orang-orang di sekitar. Ia pasti menyadari kalau sedari tadi Leon terus memperhatikan, namun tetap berpura-pura tak acuh. Tidak sekalipun Sheryl melirik ke arah teman sebangkunya itu.

Hingga bel berbunyi, Sheryl baru beranjak kembali ke bangkunya di sebelah Leon. Namun tetap saja gadis itu bersikap seolah-olah tidak ada orang di sebelahnya. Leon tidak mengerti, sebenarnya kenapa Sheryl hari ini?

💠💠💠

Kemarin malam, saat Sheryl baru tiba di rumah setelah diantar Leon, ternyata ayah dan ibunya sudah menunggu di ruang tamu.

"Habis darimana kamu?" suara berat Ayah Sheryl terdengar serak.

"Jalan sama temen," jawab Sheryl sekenannya sembari melepas sepatunya asal.

"Kalau ayah lagi ngomong itu dilihat," tegas sang Ayah. "Sama Leon lagi?"

Sheryl menghela napas sebelum menatap ayahnya. "Kenapa? Nggak boleh Sheryl jalan sama Leon?"

"Ini yang terakhir. Besok-besok ayah nggak mau lihat lagi kamu keluyuran. Inget, kamu ini sudah kelas akhir. Sebentar lagi UN dan kamu masih sempat jalan-jalan? Gimana bisa kamu lebih mentingin jalan dari pada datang ke pengadilan—"

"Wah... Sejak kapan ayah jadi perhatian begini ke Sheryl?" Gadis itu memasang raut tak percaya.

"Sheryl, dengerin dulu kalau orang tua lagi ngomong," sahut Ibu Sheryl. "Hak asuh kamu sudah diputuskan. Mulai besok kamu tinggal sama Ayah kamu,"

Hening beberapa detik sebelum Sheryl bertanya dengan suara parau. "Kenapa? Kenapa harus Ayah?"

Ibu Sheryl beranjak dari duduknya. Beliau menghampiri Sheryl dan langsung memeluk erat putri tunggalnya itu. "Ibu nggak mampu kalau harus membiayai hidup kamu sendiri, Sheryl. Kamu pasti lebih bahagia kalau tinggal sama Ayah,"

Pandora✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang