08🌻

983 30 2
                                    


"Ini tentang Adis"
Aldo membuka lebar matanya.
"Adis?. Jadi lo setuju deketin gue sama Adis?"Aldo terlihat sedikit antusias.
'Adis marah gak ya gue deketin sama Aldo?gue usahain aja deh'gumam hatinya.
"Nad jawab gue?"
"Em... tapi ada syarat nya."
"Apa?"

Tepat sekali saat itu, Tara dan teman-temannya berjalan menuju meja kantin melewati warung kantin dimana Nadya melihatnya. Nadya mulai senyum-senyum sendiri.

"Nad apa?"tanyanya lagi.
Nadya pun kembali fokus dengan Aldo.
"Lo liat dia deh"Nadya menunjukan matanya yang melirikan Tara.
"Apa?siapa?"
"Itu!dia yang duduk dimeja tengah"
"Oh itu, dia ketua osis disekolah ini. Emangnya kenapa?"
"Gue bakal deketin lo sama Adis, asalkan lo juga deketin gue sama dia"
"Lo ga salah pilih orang Nad?"
"I-ya emangnya kenapa?"
'Nadya tau enggak ya dia cowok playboy luar sekolah?gue takut dia kena jebakannya juga'
"Euu, okeh!".'demi Adis:D'.

Nadya pun kembali duduk bersama teman-temannya begitupun dengan Aldo.

     SEPULANG SEKOLAH, saat itu Nadya, Tia, Yesa dan Sarah ingin mengerjakan pr bareng. Mereka mengerjakan pr sekolah dirumah Nadya.

"Assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam"ucap Mila ibu Nadya membukakan pintu. Mereka pun mencium tangan ibu Nadya.
"Mah, kenalin ini temen-temen aku. Sarah, Yesa, sama Tia."Nadya memperkenalkan mereka kepada ibunya.
"Hmm, mari masuk".
Mereka pun memasuki rumah.
"Hai kakak cantik.."rayu Adit adiknya Nadya, dia sangat lucu. Dia menghampiri teman-teman Nadya.
"Dede apaan sih?!sana main lagi."
"Lucu tau Nad adik lo"Sarah mencubit pipi Adit.
"Lucuan juga gue dibanding adik gue."mereka tertawa kecil.
"Yaudah ayo, kita kekamar gue. Kalo disini ngerjain pr nya ga bakal fokus yang ada digangguin adek gue terus"
Wajah Adit terlihat sebal.

Mereka pun menaiki anak tangga dan memasuki kamar Nadya.

Sarah, Tia dan Yesa mulai melirikan matanya kesekitar sudut kamar Nadya. Terlihat kamar yang begitu rapih. Memang.. Nadya menyukai kebersihan.

Mereka duduk dikarpet lantai kamar Nadya, disana sudah terletak meja panjang tempat Nadya belajar.
Mereka meletakan tas mereka dan mulai mengeluarkan buku pr yang akan dikerjakan.

"Fisika?!!pingsan aja deh gue!"wajah Sarah terlihat sangat frustasi.
"Lebay banget lo Sar,!sini gue kasih tau."Yesa membantunya.

Tidak lama setelah itu.
"Alhamdulillah... udah juga."ucap Nadya dengan wajah lega sambil menyimpan pulpennya dimeja.
"Gue juga udah!"sambung Tia.
"Gila!kalian udah lagi?"
Nadya dan Tia mengangguk.
Sarah menyenderkan kepalanya keranjang yang ada dibelakangnya dia terlihat sangat frustasi.

Kruk..kbrukk..kbrukk

Suara itu terdengar sangat jelas.
Nadya, Tia dan Yesa mendengarnya. Mereka kebingungan.

"Suara apaantuh?"
"Iya aneh banget"
"Hehehe"Sarah cengengesan."gue laper nihh"
"Itu suara perut lo Sar?"
"Hahahha"
"Gila, kecil-kecil lo sama makan inget terus."
"Hehehe.. aduhh asli ini cacing-cacing pada demo minta makan"
"Trus ini pr lo gimana?"
"BODO AMAT!gue laper"
Mereka tertawa.
"Yaudah lo kedapur gih?cari mie. Kasian kan sama cacing-cacingnya"
"Hha..hehe"

"Yes, anter gue kedapur dong.."ajak Sarah kepada Yesa.
"Sendirian aja ah!"
"Tega banget si lo!ayo anter ayo.!"
"Ihh lo!".
Sarah dengan tidak sabarnya menarik tangan Yesa dan berdiri berjalan menuruni tangga kamar keruang bawah.
"Nad, dapurnya disebelah mana?"Sarah sedikit berteriak sambik menuruni tangga.
"Belok kiri aja. Udah gitu cari sendiri."balasnya.

Berbeda situasi, kini Nadya dan Tia yang masih dikamar Nadya tertawa karena kelakuan Sarah yang begitu konyol.

"Eh Nad?"
"Apa?"Nadya menengokan kepalanya, sekarang mereka ngobrol berdua.
"Kata lo tadi ada yang mau diceritain"
Nadya mengerutkan dahinya, dia lupa apa yang mau di ceritakan kepada Tia.
"Cerita apa?"
"Kata lo soal Aldo"
Nadya kembali fokus dengan obrolan Aldo.
"Ehm iya!gue baru inget."
"Emangnya Aldo kenapa?"
"Gini Ti, lo masih inget ga waktu itu kita rencana pulang bareng sekolah terus gue batal.?"
Tia mengangguk, dia sangat memperhatikan Nadya cerita.
"Sebenernya waktu dikoridor, gue dapet pesan dari temen sekolah lama gue. Dia ngajak kumpul bareng sama gue, karena disitu emang temen-temen gue semuanya lagi kumpul. Trus gue pergi batalin kan?"
"Ya"
"Gue lari keluar gerbang, trus gue liat ada si Aldo lagi markir motornya. Udah gitu gue naikin motornya dia."
"Lo naikin motor Aldo?" Tia memotong ucapan Nadya.
"Trus, gue suruh dia anterin gue kumpul sama temen-temen gue."
"Itu asli Nad?"
Nadya mengangguk.
"Lo tau gak?"
"Apaan?"
"Aldo suka sama Adis sahabat gue!"
"Masa sih Nad?"mata Tia terbuka lebar.
"Heem.. dia ngomong kek gitu waktu gue berdua dikelas sama dia"
"Jadi waktu itu lo berdua dikelas sama Aldo, dia ngaku ke lo kalo dia suka sama sahabat lo itu?"
"Iya Ti.. bener banget. Dia juga minta buat gue deketin sama Adis sahabat gue"
"Trus?"
"Gue minta dia juga buat deketin ka Tara sama gue"
"Nad?lo tukeran jasa sama dia?"Tia terkejut. Dia berdiri dari duduknya.
Nadya mengangguk.
"Karena pertama kali gue liat dia, gue udah ada rasa sama dia Ti"
"Dia kakak kelas kita Nad"
"Emangnya salah ya adek kelas deket sama kakak kelas?"
"Bukan soal itu Nad"Tia kembali duduk dengan Nadya.
"Deket maksud lo itu pacar kan Nad?"
Nadya tidak menjawab apa pun.
"Nad lo ga tau, ka Tara itu.."

"Hai kawan-kawan ku..mie nya datang...pada pengen ka?hem hem??"Sarah dengan Yesa tiba-tiba datang setelah tadi pergi kedapur. Mereka membawa mie goreng dengan beberapa telur ceplok. Wanginya memang mengundang untuk makan.

Ucapan Tia terpotong oleh ucapan Sarah yang baru datang dengan membawa mie. Nadya yang tadinya sedang mengobrol dengan Tia, kini dia tidak konsen untuk mengobrol. Padahal ada satu penting yang mau diucapkan Tia kepada Nadya soal ka Tara yang ia sukai.

Mungkin juga Nadya ingin menyembunyikan ceritanya dari Sarah dan Nadya. Dengan begitu Tia pun ikut dengan Sarah , Nadya dan Yesa.

"Sendok buat gue manaa..?"
"Hahha... ni masih ada Ti.."
"Hhe"
Tia mengembalikan kondisinya.
Mereka makan mie bareng dikamar Nadya. Mie yang lumayan banyak cukup untuk mereka.

*
     Berbeda dengan Aldo, Angga, Ifan dan Fahri.:v. Mereka sedang nongkrong didepan rumah Aldo, ceritanya lagi main.

Tiba-tiba Fahri memukul pundak Ifan yang disampingnya.
"Yah!Fan!"
"Apaan sih Ri!"dia sedikit terpental karena kupulan Fahri itu.
"Pr fisika!belum gue kerjain!mana besok lagi pelajarannya."
"Tenang Ri, masih ada kita.. kita juga belum ngerjain kali.."
"Hha gila lo"sambung Angga.
"Jadi kalo lu dihukum kita juga ikut dihukum, ya gak"
"Hahah"
Mereka sepertinya tidak begitu mementingkan pr itu.

"Eh! Si Aldo dari tadi diem mulu, dari tadi terus aja buka tutup hp."
"Iya kenapa tuh dia."
Angga menghampiri Aldo yang tidak begitu jauh dari mereka.
"Do?lo kenapa? kaya lagi mikirin sesuatu?"
"Gapapa"jawabnya singkat.
'Apa gue coba minta no nya Nadya sama mereka ya?.tapi kalo mereka salah faham sama gue gimana. ALASAN MASIH BANYAK!'
"Emm...kalian punya no nya Nadya gak?"tanya Aldo yang masih sedikit gugup.
"No Nadya?"
Aldo mengangguk.
"Emangnya lo ada urusan apa sama dia?"
"Ng-gak ada."
"Bukan gara-gara kalian tadi pegangan dikelas kan?"
Mereka sedikit bercanda.
"Nggak!udah jangan sangkut pautin sama itu, gue butuh banget sekarang."
"Lo coba cari di grup kelas aja Do?"
"Nggak ada!dia belum masuk grup sekolah"
"Do penting banget?"Angga sedikit berbisik kepada Aldo.
"Ntar gue ceritain"balasnya.
Sementara dengan Ifan dan Fahri mereka sibuk mencari no nya Nadya dihp nya.

"Nih gue ada!"Ifan membantu Aldo. "dia baru masuk grup kelas".
"Oke. Kalo gitu gue tinggal cari aja di grup."

*NEXT? VOTEE!😘


Hate To Be LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang