27🌻

532 17 3
                                    


Dengan gerak cepat Aldo segera berlari menuju parkiran motor yang bersebelahan dengan parkiran mobil kemudian meng-gas motornya dengan laju cepat berniat menyusul Nadya.

Dengan keadaan ini Nadya benar-benar terkejut. Mendengar langsung apa yang diucapkan Tia tentang rahasianya terhadap Nadya begitu sangat menyakitinya. Sahabatnya sendiri yang tahu semuanya tentang orang yang sangat Nadya cintai dan dia pula yang menyembunyikan keburukan itu sendiri dari Nadya. Tidak!Nadya benar-benar tidak faham, Tia sangat tahu Nadya benar-benar mencintai Tara tapi apa Tia sengaja membiarkan Nadya berdekatan dengan seorang playboy(?) harusnya kan Tia memberitahunya supaya tidak celaka (?). Argg!

Beberapa kali Nadya menggeleng berusaha tidak terpengaruh dengan apa yang barusan ia pikirkan, namun nihil tetap saja ia menangis dengan stir mobil yang ia kemudi saat ini membiarkan air matanya mengalir sesukanya. Entah kemana Nadya akan pergi sekarang yang terpenting ia harus pergi dari seorang penghianat itu.

Nadya memukul kesal stir mobil yang sedang digenggam oleh kedua tangannya. Mobilnya harus terhenti dengan paksaan macet panjang!. Nadya membenci ini, kenapa suasana begitu tidak mendukungnya!padahal ia ingin segera pergi.

Suara motor besar terhenti disebelah mobil Nadya, siapa lagi jika bukan Aldo yang sedari tadi mengejar laju mobil Nadya.

Nadya benar-benar sangat kesal seketika Aldo turun dari motornya dan menghampiri mobil Nadya kemudian berlaku seperti tadi tetap kekeh mengetuk kaca mobil Nadya untuk menghampirinya.

Tatapan Nadya masih datar kedepan dengan kemarahan yang masih melandanya tanpa menatap sedikit pun kearah kaca dimana ada Aldo yang sedang menunggunya.

Tok..tok..tok...!

"Nad! Gue mohon keluar!"

"Nad!sebentar doang gue mau bicara..!"

"Nad!buka pintunya.!"

Aldo sama sekali tidak mementingkan keadaan macet ini, yang terpenting ia dengan Nadya dapat bicara dan membereskan masalah ini. Aldo tahu Nadya benar-benar hancur saat ini.

"Nad, ayo dong buka pintunya!gue mau ngomong.."nada bicara Aldo mulai menurun berusaha membujuk Nadya.

"Nad buka!Please.. gue mau ngomong..sebentar doang.."

Nadya masih tidak menjawab tatapannya juga tidak pernah tertuju kepada Aldo. Aldo benar sangat khawatir melihat Nadya yang tidak hentinya menangis kemudian menghapus air matanya dan kembali menangis kemudian ia hapus kembali dan seakan-akan itu tidak akan berhenti.

"Nad gua mohon buka!..."lirihnya.

"BUKA NAD!!"seketika ucapan Aldo menaik amarahnya perlahan muncul.

Setelah menghapus beberapa air yang membasahi pipinya dengan kasar Nadya berlalu membuka pintu mobil kemudian menutupnya dengan keras. Baik!kali ini Nadya menuruti apa yang diinginkan Aldo. Keluar dari mobil.

Nadya berusaha sekuat tenaga menenangkan semua amarahnya, menenangkan sesak yang ia rasakan, menenangkan air mata yang meminta keluar, dan menenangkan semua yang ingin ia tenangkan!.

Dengan tatapan yang tak pernah hilang dari manik mata Aldo, kini mereka saling memandang dengan tatapan yang tidak pernah diartikan. Mata Nadya masih terlihat merah memandangi Aldo yang masih memandangnya risau. Kemarahan masih tersimpan dimata Nadya.

Hufth!

"Semua bisa diomongin baik-baik Nad?.."lirih Aldo.

Kekehan meremehkan singkat terucap dari bibir Nadya dengan ketus.
"Baik-baik menurut lo?!"

"Dengan cara lo yang memaksa ini gue bisa ngomong baik-baik?! Gak Do!gue gak terima!!"nada bicara Nadya mulai menaik. Aldo mengangkat kepalanya, memandang Nadya yang terlihat dengan amarah memuncak.

Hate To Be LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang