16🌻

671 22 1
                                    


Para siswa pun melepas sepatu sebagai alas kaki mereka, begitu pun dengan pelatih. Mereka mulai mengatur baris mereka, dengan dua barisan kebelakang. Kemudian mereka mulai berlari pelan atau joging menginjakkan kaki mereka ke jalan aspal, pinggir jalan. Pelatih siap memberi arah dari samping mereka yang ikut berlari pelan.

-tidak begitu jauh-

Mereka berlari memasuki sebuah gerbang yang sedikit lebar, mereka mulai menginjak sebuah jalan kecil. Tiba lah mereka disebuah tempat yang mereka tuju. Sejenak sesampainya, mereka beristirahat diteras tempat itu. Mereka mulai menghela nafas lelah.

Tpuk...tpuk...tpukk...

Suara tepukan tangan itu berasal dari pelatih.

"Istirahat cukup. Berdiri semua!."katanya memberi semangat.

Dengan tubuh yang masih lemas, mereka mencoba bangun dari posisi duduknya.

"Ayo, saya ajak kalian masuk."sambung pelatih sembari berjalan menuju ruangan dalam dari tempat itu. Siswa pun mengikuti arah jalan pelatih.

Dilihati oleh mereka, sebuah lapangan yang cukup luas terpancar sinar matahari panas, dimana setiap sudut lapangan tersimpan tanaman sejuk hijau.

"Wiihh....."serentak takjub para siswa seakan lelah mereka terbayarkan.

"Ayo.."ajak pelatih menuju lapangan itu.

Kini mereka berada di tengah lapangan. Kemudian mereka berbaris rapih, pelatih berdiri didepan mereka.

"Sekarang, kita mulai latihan. Tara?"tanya pelatih lantang, dia memanggil nama Tara.

Dan, diantara para siswa yang mengikuti eskul, angkatan tangan dari beberapa siswa itu terlihat. Ternyata Tara mengikuti eskul ini. Kemudian Tara pun berjalan menuju pelatih.

"Ti?ka Tara ikutan taekwondo?"kata Nadya terkejut, dia bertanya kepada Tia yang baris didekatnya.
"Ternyata iya Nad.."jawab Tia faham, sedikit terkejut.

Kembali, Tara kini berdiri bersama dengan pelatih.
"Tara..."pelatih menepuk pundak Tara.
Tara tersenyum.
"Disini, Tara saya panggil. Dia akan menemani saya untuk sedikit membantu beberapa gerakan yang akan di latih, karena Tara waktu itu pernah saya ajarkan ya Tara?"
Tara pun mengangguk dan tersenyum.

"Sekarang, mulai berlatih!"kata pelatih.

Pelatih pun mengajarkan beberapa gerakan pemula taekwondo, sedangkan dengan Tara dia mulai berjalan memasuki barisan, dia bertugas membantu untuk memberi arahan yang tepat pada gerakan. Salah satu siswa pria dia hampiri untuk membenarkan gerakan yang sebenarnya, kesalah pria itu di bagian tangan, kemudian Tara benarkan. Melewati dua orang kebelakang, itu adalah Nadya. Nadya yang sedang fokus juga terkadang melirikan matanya kepada Tara yang kini mendekatinya. Nadya gugup. Tangan Nadya yang sedikit menekuk kedepan di pegang Tara. Nadya makin gugup. Tara kemudian meluruskan tangan Nadya yang menekuk menjadi lurus kedepan. Setelah itu, Tara memberi senyuman kepada Nadya.

'Ka Tara ngapain sih senyum-senyum sama Nadya?!' batin kesal Tia yang berada disamping Nadya.

.Bukan cemburu!Tia takut Nadya akhirnya tersakiti oleh Tara.

Tara pun pergi memasuki barisan lain.

"Nad?.."suara Tia mengecek Nadya.
Nadya pun menengok.
"Aaaaa...Tiaa...."Nadya terlihat begitu senang.
Tia tersenyum miring, menutupi kekesalannya. Dia tidak ingin Nadya begitu menyukai Tara.

Setelah waktu yang lumayan lama, kini waktu istirahat. Semua siswa beristirahat di bagian pinggir lapangan, mereka duduk. Nadya dan Tia duduk berdua.

Hate To Be LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang