13🌻

748 23 5
                                    


     KEESOKAN HARINYA DISEKOLAH. Beberapa anggota osis dan ketua osis sekolah, berbagi tugas untuk menyampaikan informasi dari para guru dan kepala sekolah.

Kelas 11IPA2 suasana kelas cukup ramai memang saat itu sedang jam kosong. Keramaian kelas itu terhenti karena kedatangan ketua osis bersama dengan beberapa anggota osis yang memasuki kelas. Setelah para osis itu berdiri didepan kelas, semua murid kelas pun memerhatikan mereka.

"Assalamualaikum wr.wb."sapa para osis.
"Waalaikumsalam wr.wb."serentak murid kelas.
"Kedatangan para osis kemari  untuk memberitahukan, mulai dari sekarang eskul taekwondo akan diaktifkan kembali. Jika ada yang berminat untuk mengikuti eskul ini, kalian bisa datang menuju ruangan osis."terang ketua osis (Tara).
"Daftar disini juga bisa.."kata salah satu anggota osis.

Beberapa anggota osis mulai mendatangi baris perbaris meja untuk mencatat murid yang akan mengikuti eskul.

Dibangku ketiga,
"Nad?lo ikutan ga?"tanya Tia kepada Nadya.
"Ga tau, lo?"
"Gue ikut deh.."
"Hmm"

Setelah pendaftaran itu beres, para osis berkumpul lagi didepan kelas.

"Udah?. Latihan eksul taekwondo ini, akan dilakukan setiap hari senin sepulang sekolah."
"Sekian informasi dari kami. Assalamualaikum wr.wb."serentak para osis.
"Waalaikumsalam wr.wb"serentak murid.
Para osis pun meninggalkan kelas.

Suasana kelas kembali ramai, para murid tidak duduk dibangkunya, tidak beraturan.
"Tia?lo ikutan eskul?"tanya Sarah menghampiri bangku Tia bersama Yesa.
"Iya"
Meskipun Tia sedikit tomboy dan tidak begitu feminim, dia juga butuh untuk menjaga dirinya, bagaimana pun Tia seorang wanita.
"Kalian ikut?"
"Nggak,"
"Kenapa?"
"Takut gurunya kasar"
"Nggak lah!pasti yang dia ajarin bener-bener"
"Iya bener-bener, tapi kalo pake cara kasar?"
"Peraturan sekolah kan ada Sar..."
"Hhe"terkekeh.
"Alasan aja si Sarah mah!"sahut Fahri dari belakang kelas.
"Apaan sih!nyambung aja kaya kabel?!"
Fahri memutar bola matanya malas.

Kringgg.. bel sekolah berbunyi menandakan waktu jam pelajaran selesai.
Semua murid keluar dari kelasnya masing-masing.

Nadya terlihat berjalan pergi menelusuri koridor. Meninggalkan teman-temannya.
"Nad mau kemana?"
"Kesini..kalian pulang duluan aja.. gapapa ko."suara Nadya yang berteriak sembari berjalan cepat.
"Mau kemana sih Nadya?"
"Ga tau, yaudah kita pulang duluan aja. Lagian kata Nadya gapapa kan?yaudah.."
Tia, Sarah, dan Yesa pun pergi pulang.

"Nadya mau kemana?"gumam Aldo yang tadi melihat Nadya pergi dari teman-temannya.
"Kalian pulang duluan aja.. gue ada urusan.."sambung Aldo kepada temannya. Entah kenapa Aldo benar-benar ingin tahu yang dilakukan Nadya. Kini Aldo mulai berjalan mengikuti Nadya.
"Yaudah..pulang aja".
Angga, Fahri, dan Ifan pun pulang.

'Nadya ngapain sih?mau kemana?dia nyari apaan?' batin Aldo.

Ruang osis!

Nadya tepat berdiri di depan ruangan osis.
"Nah.. disini."
Nadya pun memasuki ruangan itu.

'Ruang osis?mau ngapain sih?'
Benar-benar entah kenapa Aldo sangat khawatir.

Aldo terus memantau Nadya dari jarak yang tidak jauh dari ruangan osis itu.

Cukup sebentar. Nadya kini keluar dari ruangan itu.
"Huhhh"Aldo membuang nafas lega.

  Saat kaki Nadya mengeluari ruangan itu, jalannya masih lurus, sekarang dia membelokan arah jalannya.

'Tara?!"gumam Aldo sembari kaget.

Bruk!
Sesuatu jatuh tertubruk Nadya.
Dia melihat buku-buku yang berjatuhan tidak beraturan karena tubrukannya itu. Dengan cepat Nadya jongkok bermaksud membereskan buku-buku itu. Dia pun merapikan buku-buku itu. Terhenti!. Tangannya terselimuti sentuhan tangan yang tadi ikut membereskan buku. Nadya pun melihat tangan yang memegangnya kemudian pemiliknya. Tara!. Dia bertatapan dengan Tara. Orang yang ia kagumi.

-
Melihat perlakuan Tara kepada Nadya. Aldo keluar dari persembunyiannya.
"NADYA?!!" Aldo berteriak memanggil nama Nadya.
Pegangan tangan itu terlepas.
"Aldo?"kaget Nadya.
Nadya dan Tara berdiri dari posisi jongkok nya.

Aldo pun menghampiri mereka.
"Lo ngapain disini Do?"tanya Nadya.
Aldo terdiam.
"Ayo pulang bareng sama gue"ajak Aldo tiba-tiba.
"Kenapa?"
"Ayo!"Aldo menarik tangan Nadya.
Nadya hanya melihati Tara yang begitu saja ia tinggalkan.
Tara, dia mengangguk dan memberi senyuman manis kepada Nadya meyakinkan.

Aldo masih menarik tangan Nadya supaya dia mengikutinya. Mereka masih berjalan dikoridor munuju gerbang untuk pulang.

'Gue gak mau lo jadi cewek ketiga setelah kemarin Aldo bawa dua cewek ke tempat makan yang sama!' batin Aldo.

Mereka sampai diparkiran motor sekolah, dimana Aldo menyimpan motornya. Aldo masih menyiapkan motornya untuk pergi.

"Lo kenapa sih Do?maen narik gue?!"
Aldo tidak menjawab. Kini dia menaiki motornya dan memakai helm.
Aldo juga memberi helm kepada Nadya.
Nadya pun memakainya dan menaiki motor Aldo.
Mereka pulang bareng. Saat dijalan,

"Do kenapa diem?"
"Gapapa"jawabnya singkat.
"Kenapa lo bisa tau gue masih disekolah?"
"Tau aja."
"Lo ikutin gue ya?"
Aldo terdiam.
"Kenapa tadi lo hentiin gue sama ka Tara?"
Masih terdiam.
"Lo kan udah janji buat gue deketin sama ka Tara."
'Sejanjinya gue.. pasti gue tepatin ko Nad!inget Nad cuma deket!gue ga mau lo ikutan jadi korban cowok kaya Tara!.' hanya batin Aldo yang menjawab pertanyaan Nadya.

   Sampai di rumah Nadya. Dia turun dari motor Aldo, memberikan helm kepada Aldo.
"Makasih.."
"Iya".

'Aldo kenapa sih!cuek amat?!' batin Nadya.

Kemudian Aldo menyalakan motornya, dan pergi meninggalkan Nadya.

'Aneh banget tau Do?!'

Nadya pun memasuki rumahnya.

🌻pukul 20:40.
"Bener Nad lo ikutan eskul taekwondo?"suara Tia terkejut di telepon.
"Iya, sepulang sekolah tadi waktu gue daftar diruangan osis"
"Oh tadi itu lo ke ruangan osis?"
"Iyaa.."
"Yess..!gue ada temen deh kalo nanti latihan."suara senang Tia.
Nadya tertawa kecil.
"Nad?"
"Apa?"
"Gue mau nanya.."
"Yaudah nanya aja Ti, gausah minta izin dulu.."tertawa kecil.
"Hm.. lo masih suka sama ka Tara?"
"Ehmm.. ya gtuh.."tersenyum malu.
"Emangnya kenapa?"sambung Nadya.
"Ehm gapapa..cuma nanya aja. Yaudah Nad, udah dulu gue dipanggil nyokap.."
"Iya.. dahh"
Telepon itu pun ditutup.

      KEESOKAN HARINYA DISEKOLAH. Waktu itu sedang jam istirahat. Nadya berjalan mengeluari kelasnya menuju kantin. Saat sedang berjalan tepatnya dikoridor terlihat kelas 12IPA2 kelas Tara sedang main basket, karena sebelum istirahat kelas Tara jadwal olahraga. Nadya masih melihati ke arah lapangan yang dilihatinya sedang main basket. Tiba-tiba mata Nadya terarah ke salah satu mata yang sedang melihatinya. Mata Tara. Dia melihati Nadya. Nadya mengerutkan dahinya. Ya.. Tara tersenyum kepada Nadya, membuat Nadya malu.
Setelah beberapa langkah Nadya berjalan, sampailah dia di kantin. Kemudian dia menghampiri warung kantin. Dibelinya 4buah roti, dan 2botol air putih. Sebenarnya teman-temannya menitipkan makanan itu kepada Nadya.
"Yah neng.. kreseknya ga cukup buat ngewadahin roti.."kaluh bu kantin kepada Nadya.
"Emangnya ga ada lagi bu kresek yang cukup buat bungkusin minum sama roti?"
Memang saat itu kresek yang diberi bu kantin hanya cukup untuk dua minuman saja.
"Ga ada atuh neng..cuma ada itu aja satu-satunya.."
"Yaudah deh bu ga papa. Biar aku pegang aja rotinya."
Nadya pun membayarnya. Kemudian Nadya berjalan menuju kelasnya. Masih di koridor, dia masih mengurus soal kejadian tadi dikantin.
"Yah.. ih ko ga masuk-masuh sihh" Nadya terus berusaha memasukan sebagian roti yang dititipkan temannya.
Saat dia terus memasukan roti-roti itu, salah satu roti yang di titipkan Tia terjatuh kepinggir lapangan.
"Ih pake jatuh segala!"
Nadya pun menuruni tangga menuju lapangan. Disana masih ada kelas Tara yang tadi main basket.
Saat Nadya ingin mengambil roti itu, dia tidak sadar bola basket yang dilemparkan oleh temannya Tara menghampirinya.

"Awass!"teriakan teman-temannya Tara.
Nadya tidak ngeh kalau teriakan itu untuknya.

Duk!

Hate To Be LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang