19🌻

579 18 2
                                    


Permainan terhenti karena itu.

"Siapa yang lempar bola?!"teriak Tara, perlahan sifat aslinya muncul.
"Gue!"dengan lantang Aldo mendatangi Tara. Kini mereka saling berhadapan.

-
"Mereka cekcok deh..!aduh gimana nih?!"gumam Nadya khawatir yang masih memerhatikan mereka.
-

"Jadi elo!?yang lempar bola ke gue?!"kata Tara memarah.
"Emangnya kenapa kalo gue?!"
"Lo sengaja hah?!"
Kini Tara meremas leher baju Aldo.
Aldo membalasnya dengan dorongan tangan kanannya dibagian dada Tara. Tara pun terpental kesal, dia kembali menghampiri Aldo.
"Berani ya lo sama gue?!. LO BERANI SAMA KETUA OSIS DISEKOLAH INI? IYA?!!"Tara membentak marah dihadapan wajah Aldo.

'Cari sensasi banget ni anak!'.

"He!!"tawa kecil Aldo meremehkan perkataan Tara.
"Elo?(Aldo menunjuk Tara), KETUA OSIS DISEKOLAH INI?!."kemudian Aldo menarik baju bernomber  didadanya, dan menunjuk sebuah ikatan dilengan atas kanannya.
"GUE!KETUA KAPTEN BASKET DISEKOLAH INI!!!!"jawab Aldo lantang.

Skakmat!.

Wajah Tara begitu memarah, tatapan tajamnya sangat dalam, nafasnya tidak beraturan. Kemudian Tara mendorong salah satu teman timnya dan pergi meninggalkan mereka.

-
"Tuh kan bner berantem!..kalo gini ceritanya, gimana Aldo mau ngomong soal janji nya ke kak Tara.."gumam Nadya cemas.
-

Aldo pun masih sedikit kesal, namun dia tidak ingin ada kekerasan diantara mereka.

"Gue putusin latihannya sampai disini aja..kalian bisa pulang."kata Aldo memberitahu yang lain dengan nada normal, dia berhak!karena dia kapten basketnya.

Semua yang ada dilapangan pun berpencar pergi, tidak dengan Angga, Ifan dan Fahri teman dekat Aldo. Mereka menghampiri Aldo.
"Sabar do!"
Memukul pundak Aldo memberi semangat.
Aldo mengangguk"aman..!".
"Do?kita mau pulang sekarang. Lo ikut gak?"tanya Angga.
"Gue bawa motor"jawab Aldo.
Mereka tahu jika Aldo membawa motor, tanda dia tak ikut bersama dengan mereka.
"Ya udah deh.. yuk!"ajak Fahri kepada Ifan dan Angga. Mereka pun pergi meninggalkan Aldo sendiri ditengah lapangan sekejap. Aldo pun berjalan menuju pinggir lapangan ketempat duduk dia dan Nadya sebelum latihan tadi. Disana terlihat Nadya yang masih sedikit cemas.
"Do, lo?..."sambut Nadya.
Aldo langsung memegang tangan Nadya kemudian menariknya supaya ikut dengannya. Nadya pun bangkit dan ikut berjalan dibelakang Aldo dengan tangan yang masih Aldo pegang.

Sampailah mereka diparkiran motor sekolah tempat parkir motor Aldo. Kemudian Aldo menyiapkan motornya dan menaikinya kemudian memakai helm.
"Do?"kata Nadya heran.
Lagi-lagi Nadya tidak bisa meneruskan ucapannya karena Aldo memakaikan helm di kepala Nadya. Pasrah, Nadya pun menaiki motor Aldo dan berpegangan dibajunya. Aldo pun meng gas motornya.

Masih dalam perjalanan, tidak ada suara antara Aldo dan Nadya. Tiba-tiba saja Nadya memulai.
"Do?..lo baik-baik aja kan?"tanya Nadya.
Aldo masih terdiam.
Kini wajah Nadya menyebal, tidak ada jawaban apa pun dari Aldo.
.Seketika hening.
"Nad?"tiba-tiba Aldo pun berbicara.
Wajah Nadya kini berbinar, akhirnya Aldo bicara juga.
"Iya?"jawab Nadya.
"Gue gak bisa ngejalanin janji gue sama lo"kata perkata Aldo masih datar.
"Maksud lo?"
"Gue gak bisa deketin lo sama Tara."
Wajah Nadya yang tadi berbinar perlahan meluntur.
"Gue mau turun."kata Nadya.
"Ko lo turun Nad?"
"Gue bilang berenti!gue mau turun"
"Tapi kenapa lo turun Nad?!"Aldo mulai cemas.
"Gue bilang berhenti Do!"bentak Nadya.

Karena paksaan dari Nadya, terpaksa Aldo pun memberhentikan motornya di pinggir jalan. Dengan segera Nadya turun dari motor dan memberikan helm kepada Aldo. Nadya pun mulai berjalan dipinggir jalan. Tapi Aldo masih mengendarai motornya pelan supaya bersampingan dengan Nadya.
"Nad?lo kenapa turun?!"
Nadya terdiam.
"Lo marah ya Nad sama gue?"
Masih diam.
"Lo marah gara-gara ucapan gue tadi?.."
Kini Nadya menghentikan taxi, kemudian dia memasuki taxi dan pergi meninggalkan Aldo.
'Gue gak suka dibohongin Do..!'batin Nadya.

Dengan rasa bersalah, Aldo masih melihati Nadya yang pergi memilih dengan taxi.
'Maafin gue Nad..!'batin Aldo. Kemudian Aldo menggas motornya dan pergi.

Malamnya, dikamar, Aldo masih merasa bersalah atas kejadian tadi siang bersama Nadya. Dia hanya duduk dikursi teras rumahnya bersama dengan gitar kesayangannya dan sebuah handphone yang terus ia putar dari ujung kanan ke ujung kiri.
"Telpon nggak..telpon nggak...telpon nggak..."dia masih merasa bingung.
Dia memerjapkan matanya.
"Gimana nih..!".
"Oke gue coba telpon!"sambungnya memutuskan.

Aldo kemudian menyalakan handphone dan menghubungi Nadya.

Nud....nud...nud...

Telpon nya masing bersambung.

🌻

Tengtongteng tengtongteng tengtongteng....

Dimeja makan, handphone Nadya terus berdering. Bersama dengan ibu dan adiknya Nadya sedang duduk bersama dimeja makan sekaligus mereka sedang menyantap makan malam.

"Kak, itu handphone nya bunyi.."kata Mila yang terus mendengar handphone anaknya berbunyi diatas meja makan.
"Em..biarin ah Mah!ga penting juga.."
"Eh..diliat dulu..siapa tau penting.."
"Nggak ah Mah males!..palingan orang nyasar yang telpon.."
"Ihh kakak!berisik!piring makan Adit goyang gara-gara geter hp kakak!!"gerutu Adit.
Nadya menatap tajam Adit.
"Cepet angkat kakak!..."sambung Adit kesal.
"Nih!udah kakak angkat..!"Nadya mengangkat handphone nya dari atas meja.
"Ihhh!"Adit menggerekan giginya gemas.
"Angkat telfon nya!bukan diangkat dimeja...!!"sambungnya.
"Euhh!dasar bawel!..!"kata Nadya kesal. Dia kemudian menghentikan makannya dan bangkit untuk pergi menaiki tangga menuju kamarnya.

Dikamar, dia rebahan. Dilihatnya Aldo menelpon beberapa kali. Bahkan sekarang Aldo menelpon kembali.
"Aldo ngapain telpon gue!?"gumamnya kesal.
Nadya kemudian menekan tombol telfon merah dihandphone tanda diriject.

🌻
"Ko rijek sih!"gumam kesal Aldo menanggapi panggilannya yang Nadya riject.
Kemudian Aldo menelponnya lagi.

Riject. Riject. Riject. Riject. Riject.

🌻
"Aldo apaan sih!nelponin gue terus?!"kesal Nadya.
"Brisik amat!"sambungnya.
Nadya memutuskan telpon Angga.

Panggilan dari Aldo terus Nadya matikan. Sampai saat itu Nadya kembali keruang bawah untuk menonton tv. Nadya kemudian duduk disofa dan menyalakan tv dihadapannya. Nadya juga ditemani Mila dan Adit yang berada disampingnya.

"Oh iya mah!..papah kapan pulang?"tanya Nadya.
"Mamah belum tahu, soalnya papah belum ngomong ke mamah mau pulang kapan."jawab Mila.
"Yah..!padahal Adit pengen main bareng sama papah..."muram Adit.
"Uhh!kasian benget adek kakak..."ledek Nadya mengacak rambut Adit.
Adit hanya menatap malas.

Tengtongteng tengtongteng tengtongteng...

Handphone Nadya yang ia simpan diatas meja ruang tv dihadapannya kembali berbunyi panggilan dari Aldo.
"Ish!"Nadya memutuskan panggilannya.
"Ko dimatiin Ka..?"tanya Mila.
"Ga penting Mah..."balas Nadya.

Handphone Nadya kembali lagi berbunyi panggilan.
"Jangan dimatiin kak.itu dari tadi panggilannya.. angkat!"sahut Mila sedikit gemas.

Dengan terpaksa Nadya pun mengangkat telpon itu.

📞"Nad..?Nadya..?"
Suara Aldo dari telpon terus memanggil nama Nadya.

Kemudian Nadya menutup handphone nya dengan tangannya dan berbisik kepada Adit disebelahnya.
"Oke?!"suara pelan persetujuan Nadya kepada Adit setelah mereka berbisik.
"Oke..."Adit tersenyum faham meng iya kan kata Nadya.

Kemudian Nadya menyodorkan handphone kedepan mulut Adit.

"Halo?"sahut Adit menjawab sedikit terkekeh.
📞"Halo..?ini siapa ya? Nadya nya ada?"tanya Aldo.
📞"ka...kata kak Nadya, kak Nadya nya lagi tidur nggak bisa diganggu..."balas Adit POLOS.

.Di telpon Aldo mengerutkan dahinya bingung, Telpon terputus.

Nadya segera mengakhiri telponnya.

"Adek!ko ngomong gitu sih?!!!.."kesal Nadya kepada Adit.
"Adit bener kan kak?.."polosnya begitu datar.
Nadya menggeretkan giginya gemas. Rasanya ia ingin menjambak Adit saat itu juga.

Dilihatnya Mila terkekeh melihat perlakuan Adit yang tadinya ingin membantu Nadya malah memperumit saja.
"Ihhh mamah...!"sesal Nadya kepada Mila.
Mila masih saja terkekeh pelan.

    
                       Diakhir?
              Ngakak abis gak?:v
 Kajeun!... next?vote💕comment!:*

Hate To Be LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang