35🌻

453 13 2
                                    


"Gue mohonn, jangann!!"mohon Tia berlinangan cairan yang keluar dari matanya. Tia benar-benar tak ingin keluar dari ruangan yang kini ia tempati untuk sebuah tujuan.

Nadya tak menjawab, enggan menatap seseorang dihadapannya yang tengah lekat menatap dirinya.

"Gue kangen sama lo Nad!"tuturnya haru. Suaranya mulai terdengar sendu.

"Hiks! Hikss!!.. gue benerr-beneeerr minta maaff!!"sesalnya.

"Toloongg! Sekalii ini aja, dengerin guee..!."pinta Tia.

Nadya mulai terdiam.

"Gue butuh lo Nad!."

"Setelahh apaa yang gue lakuin semuua, gue bener-bener sangattt minta maaf. Hiks!!"

"Kejadian itu, gue menyesal, gue bencii!!."ungkap Tia.

Nadya menoleh sempurna.

Tia mengurangi isak tangisnya. Detik ini, ia ingin mengungkapkan semua yang ia ungkap dihadapan Nadya. Mulutnya yang kaku mulai terbuka pelan.

"Akhirnya, setelah gue menutup semua itu dari lo, hati gue jadi lega. Gue bener-bener lega lo tahu semua ini Nad. Gue bener-bener bersyukur.. , atas semua kejadian yang begitu terbongkar. Biar gimana besar pun sekarang lo ngebenci gue,!. Tapi gue bersyukur lo bisa tahu sendiri tanpa nanya ke gue!"

Tia menghela nafas beratnya. Kembali membuka suara dan kembali teringat hari-hari lalu yang membuatnya stres.

"Semua keburukan Tara udah kebongkar kan Nad?. Gue bener-bener gak punya beban sekarang. Sayangnya, hal yang paling gue takutin udah terjadi. Gue udah jadi sahabat yang lo benci, hikss!!.. sahabat yang selalu lo hindari! Sahabat yang udah gak guna lagi buat lo!!hiks..hikss!!"Tia tersedu haru.

"Sempat kecewa karena lo lebih perhatian sama Tara dari pada gue, hiks!."ucapnya dalam penekanan.

"Semuanya gak berharga jika dibandingkan dengan Tara!. Gue bener-bener sakit hati waktu lo gak nerima botol minum yang gue tawarin ketimbang Tara yang nawarin. Bahkan, hisk.. lo lebih merasa gak enak sama Tara dari pada sama gue."Tia kembali mengingat masa-masa sakit saat bersama Nadya.

Masa dimana dirinya sempat terjatuh karena orang lain yang lebih berharga dari dirinya. Mungkin itu sangat menyakitkan!.

Tia meremas rok seragamnya. Berusaha mengontrol emosinya yang meluap. Ingin ia berteriak agar semua orang tahu.

"SE-BERHARGA ITU KAH TARA DARI PADA SAHABAT LO INII!!!"teriak Tia tak terima yang disambut tangis Tia yang semakin menjadi.

Nadya tak berkutik. Melihat sesosok manusia yang tengah mengaduh padanya. Menatap Tia dengan sorot tajam dan mata yang mulai berembun. Nadya mematung karena shock.

"Bukankah seharusnya gue yang marah sama lo Nad...hikss! Bukankah seharusnya gue yang marah sama lo Naaadd!!!! Hikss!!" Tangis teriak Tia mulai tak terkontrol. Nada tangisn yang sangat menyayat.

Penyanggah tubuhnya mulai menghindari Nadya dengan perlahan.

Nadya cengo. Ia menyeka air yang turun dari matanya. Tak menyangka dengan lontaran Tia terhadapnya. Satu tangannya ia gunakan untuk menggenggam erat pagar balkon.

Tia menghentikan langkahnya, menyorot Nadya sendu dengan tajam. Ucapannya mulai memelan.

"Lo boleh aja marah karena hal lain Nad. Lo boleh aja benci gue bahkan Aldo!. Kita akan terima!."lirihnya.

"Sikap lo berubah seratus persen semenjak lo mengenal Tara. Lo makin gak mau diganggu kalo ada Tara disamping lo. Kenapa dengan lo Nad?!."seguk Tia.

Hate To Be LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang