31🌻

580 20 3
                                    


Tertawa seru sambil ngehina satu sama lain adalah keseruan hqq dalam sebuah persahabatan. Benar bukan?

Saling menoyor, jahilin, joget-joget, pukul-pukul meja sekalian ramein kantin adalah hal seru yang sedang Aldo, Angga, Fahri dan Ifan lakukan. Kebiasaan yang sangat menyenangkan!.

Setelah panasnya api pertengkaran antara Angga dan Aldo tadi pagi seakan-akan sirna seketika.

"Jadi hubungan lo sama Tia sekarang gimana?."tanya Ifan jahil. Sontak ketiga temannya saling menoleh seketika hening dan saling menatap satu sama lain kearah Angga.

Angga menoyor jidat Ifan dengan wajah datarnya.
"Wahh gila sih itu..jhahha"sahut Aldo diikuti tawa gelinya dan disambung dengan ketiga lainnya.

Semuanya terasa kembali sempurna dengan sifat-sifat humor satu sama lain.

Triiingggg...

Ahh. Mereka benci bel masuk. Jam istirahat pertama seakan tak terasa oleh keempat cowok itu.

Aldo dkk bangkit dari kursi panjang kantin, meninggalkan kantin yang mulai sepi. Sepanjang lorong koridor tawa mereka tak pernah hilang. Menarik para perhatian warga sekolah, seakan-akan tak percaya jika hubungan itu baik-baik saja padahal tadi pagi ada insiden dari kebersamaan itu.

Sampai akhirnya mereka sampai diruangan  yang mulai sedikit ramai oleh murid kelas. Masih dengan sedikit tawa yang terbawa, perhatian juga tertuju pada mereka berempat.

Mereka menghampiri bangku masing-masing. Aldo melonggarkan rangkulannya dibahu Angga. Kini tatapannya tertuju pada Nadya yang juga sedang menatapnya tak enak.

Aldo udah baikan lagi sama Angga?.ucap batinnya heran.

Aldo tak menghiraukan tatapan Nadya, sekesal apapun tatapan Nadya kepada Aldo tak berefek apapun pada Aldo, toh dari tatapan Nadya memberi kesan perhatian terhadap Aldo. Eh:v

Pelajaran berlalu dengan begitu malas, bosan dan horor. Rasanya murid IPA kali ini ingin cepat-cepat ngacir pergi dari kelas. Setelah lamanya pembelajaran akhirnya penjara dunia sirna. Sepuluh menit lalu bel sekolah nyaring berseru, sayangnya hujan mengguyur ibu kota terutama sekolah luas ini. Kenapa harus hujan coba?.

Semua siswa harus meneduhkan diri didalam sekolah tepatnya lorong koridor yang kini terlihat penuh. Lapangan luas sekolah diguyur hujan deras dan ditontoni para siswa yang sialnya harus menunggu hujan berhenti. Mungkin untuk siswa yang bersekolah menggunakan kendaraan roda empat senang-senang saja mereka pulang mulus dari sekolah, lah bisa basah kuyup jika dengan kendaraan yang semestinya menggunakan motor.

"Arrgh! Kenapa harus ujan coba?!"geram Aldo mengacak rambutnya frustasi.

"Coba aja.. mobil lo bukan mobil trail kebuka gitu!"sebal Ifan ngoceh asal.

"Maksud lo apa? Hah?!" Angga tersindir, memeluk kepala Ifan kasar sambil menoyornya puas-puas.

"Ehh'eh-ehh! Nggak-enggak!. Ahahhahha!"seketika pinggang Ifan terasa geli saat Angga menggelitikinya.

"Syukur-syukur udah gue kasih tumpangan!. Malah jelek-jelekin lagi? Hah!!."ucapnya santai tapi kembali mempermainkan Ifan. Terasa seru sendiri..

"Ahhahah!!haha! Ampun-ampun ampunn!!!" Ifan menyembunyikan kepalanya oleh kedua tangannya yang menutupinya, ia berjongkok menghindari pelukan kejam Angga. 

"Awas aja lo.. kalo pulang nanti, gak usah pake nebeng-nebeng!"timpal Angga geli mempermainkan Ifan dengan nada serius yang diperlihatkannya kepada Aldo dan Fahri yang hanya diam menyaksikan sembari terkekeh sunyi.

"Yah..! Jahat lo Ngga.! Gak boleh gitu sama temen!!."rengek mohon Ifan yang mendongak.

"Gue nggak denger!."balas Angga acuh tak sedikit pun melihat Ifan. Angga melipat kedua tangannya didepan dada.

Hate To Be LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang