20🌻

586 20 1
                                    


    Keesokannya disekolah. Saat itu Nadya tengah membaca sebuah buku yang ia genggam. Dikelas, hanya ada dia sendiri. Tiba-tiba suara hentakan kaki berjalan menuju ke arahnya. Itu Aldo, dia duduk disebelah Nadya.

"Pagi-Nad,?"sambutnya kepada Nadya yang masih sedikit ragu.
Nadya masih terdiam membaca buku. Sebenarnya dia juga mendengarkan Aldo bicara.
"Semalam..gue nelfon lo. Tapi kata adik lo, lo nya udah tidur..ga bisa diganggu.."katanya yang masih melihati wajah Nadya dari samping.

Sebenarnya Nadya masih sedikit menyimpan rasa malu karena perlakuan adiknya semalam, tapi bagaimana pun dia juga merasa kesal terhadap Aldo. Nadya sanggup menahan rasa malu itu karena kekesalannya.

"Nad lo marah sama gue?"tanyannya lagi.
"Ko lo diem?..Jawab gue dong Nad?Lo marah sama gue gara-gara yang kemaren?"
"MENURUT LO!"jawab Nadya kesal ia yang masih melihati buku.
"Maafin gue... kemaren gue ngomong gitu, karena gue masih ada diposisi---"
"Brisik lo!"
"Ko lo gitu sih Nad?gue kan cuma mau minta maaf doang."
Nadya menaruh keras buku yang ia baca diatas meja. Kini dia berhadapan dengan Aldo.
"GUE GAK SUKA DI BOHONGIN DO. SEKALINYA GUE PERCAYA SAMA ORANG, KALO ORANG ITU NGASIH HARAPAN PASLU SAMA GUE?BUAT APA!!."wajahnya memarah, tatapannya tajam kepada Aldo.
"Pergi lo sana!"kesalnya.
Permintaan Nadya membuat Aldo menyesal, perlahan dia bangkit dan berjalan menuju meja miliknya.

Tidak begitu lama, murid kelas pun mulai memasuki kelas karena jam masuk. Semua duduk dikursi masing-masing. Guru ikut memasuki kelas dan mulai mengajar.

Waktu berlalu, kini jam istirahat. Terlihat Nadya yang sedang berdiri ditengah jalan koridor yang diihatinya jarak seorang lelaki kian menjauh darinya.

Tiba-tiba tepukan tangan mengenai pundak Nadya mendarat.
"Nad?"tanya sesorang dibelakang Nadya yang kini melepas tangannya dari pundak Nadya.
Nadya pun mulai membalikan badannya. Terlihat, wajah Nadya yang begitu amat sangat senang, matanya bulat berbinar, senyumnya juga terukir jelas diwajahnya melihati Tia.
Sontak Tia bingung dengan Nadya.

"Tiaaaaa..."kata Nadya dengan nada standar senang. Tangannya memegang kedua tangan Tia.
Tia masih bingung.
"Aaaaaaaa...."ucapnya lagi yang kini menutupi wajahnya malu yang terus memerah. Tidak begitu lama, Nadya pun menjatuhkan tangannya.
"Apaan sih?lo kenapa?"
"Tia tau gak?"
Tia menggeleng tak faham.
"Aaa Tia,, gue seneng banget!!!.."
"I-iaa apa?ayo ngomong...?"
Perlahan Nadya pun tenang.
"Oke oke"dia mengatur nafas nya.
"Ka Tara?...NGAJAK GUE DINNER..!"begitu senang.
Sontak Tia terkejut menerima jawaban Nadya. Matanya membulat tak percaya.
"Iyaaa... gue seneeeeng! banget"
Tia masih terdiam tanpa sepatah kata.
"Oke.. gue masuk kelas dulu yah, mau siap-siap buat ntar malem.."Nadya memegang kedua lengan atas Tia semangat.
"Dahhhh,,"kemudian Nadya menyubit kedua pipi Tia senang dan pergi.

Perlahan Tia tenang, dia mengedip-mengedip matanya.
"Gak mungkin...!"
Perlahan dia berjalan pelan, pikirannya buyar karena itu.

Bagaimana tidak, Nadya adalah sahabatnya yang kini dekat dengan seorang lelaki seperti Tara. Cowok yang terkenal playboy? akan dekat dengan sahabatnya Nadya?. Untuk memberitahu Nadya tentang siapa Tara saja Tia tidak sanggup!apa kalian lihat? betapa senangnya Nadya tadi? Apa tahan untuk menyakiti perasaan sahabat yang tiba-tiba orang yang di cintainya adalah sebagai orang yang memainkan perasaan cewek?. Tidak, Tia tidak sanggup.!

Kembali.
Brughh!
Tepatnya dikoridor, tiba-tiba Tia menubruk seorang lelaki yang amat ia kenal. Aldo.
Ia melihat Aldo tajam.

"Elo yah?!"tanya Tia memarah.
Aldo pun terkejut, bagaimana tidak tiba-tiba dia dibentak tuduh.
Aldo mengerutkan dahinya.
"Iya!elo kan?!"
"Apaan sih Ti?!tiba-tiba ngbentak gue?emang gue salah apa?!"
"MASIH NANYA LO SALAH APA?!. BANYAK!LO SALAH BESAR!!"bentaknya.
"Apaan sih Ti?ko lo ngegas?!"
"Elo kan?yang nyuruh ka Tara buat dinner bareng Nadya?!"tanyanya memarah.
Aldo mengeraskan rahangnya melihati Tia.
"Kenapa lo diem?!.jawab gue!!"
Aldo masih terdiam.
"Jawab gue Do!mau gue hajar lo?!"amarah Tia menaik. Dia meremas kerah baju Aldo.
"TERPAKSA!GUE LAKUIN ITU TERPAKSA TI!"perlahan Aldo menenang.
"Lo gak ngerti gimana jadi gue, lo gak ngerti perasaan gue sekarang. Coba aja lo ngerti!coba aja lo pikir gimana saat lo punya janji sama temen lo, dan lo ingkar!. Gimana perasaan temen lo ke elo?!marah!kesel!jijik!iya kan Ti?. Saat lo pengen jadi temennya lagi?apa yang lo lakuin?,tepatin janji lo kan?. Gue gak mau kehilangan Nadya!."

Hate To Be LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang