Satu Bait Tentang Hidup

salam selamat tidur

Selalu menyenangkan ketika pura pura sudah terlelap kala di pertengahan malam malaikat tak bersayap menyelinap masuk memastikan putri kecilnya sudah berada dalam mimpinya.
Selalu menyenangkan ketika pura pura belum terbangun saat adzan subuh berkumandang menunggu tangan itu mengelus rambut dengan lembut seraya berkata hari baru, baru saja dimulai jangan terlambat.
Selalu menyenangkan pula ketika pura pura masih mengantuk saat dimeja makan, agar sesuap nasi masuk sendirinya kemulut,
Dan dasi rapih dengan sendirinya ditambah kecupan di kening,
Atau mungkin tak kalah menyenangkan ketika pura pura bermain lama agar ketika pulang ada yang berkata,
Nona kecil anda terlambat makan segeralah atau akan ibu kenakan hukuman.
Diiringi larian kecil dengan tawa bahagia tanpa beban.
Sungguh sangat menyenangkan.
Hampir kehabisan kata kata untuk menerjemahkannya
Namun kenyataannya waktu tidak berhenti disitu,
Bumi masih terus berputar, membiarakan yang telah lalu menjadi kenangan saja.
Dunia sudah tak lagi sama, ia telah lama berubah.
Umurku bahkan tak lagi di nominal kecil
Waktunya aku harus beranjak dewasa
Keluar rumah tanpa lagi aturan pulang, hingga saat ada lembur mungkin  lewat tengah malam
Terlelap lelah lagi tanpa pura pura, terkadang bahkan masih dengan baju kerja yang lupa diganti
Bangun pagi tanpa pura pura, seringnya kini menjadi sangat cepat karena khawatir terlambat
Nasi tak lagi ajaib, kadang bahkan sarapan terlewatkan.
Dasi tak lagi menarik, aku juga sudah jarang mengenakan dasi saat bekerja
Dan ketukan pintu tengah malam serta kecupan selamat tidur tak lagi mudah di dapat, karena satu dari mereka telah pulang pada yang maha kuasa dan satu lainnya kini semakin sibuk dengan urusan sendiri.
Jika boleh aku jujur, aku tak ingin dewasa terlalu cepat.
Aku tetap ingin jadi nona kecil
Putri kecil penguasa rumah
Dan terus mendapat kecupan selamat malam.
selamat tidur putriku.
Yang tak akan kudapatkan lagi