Satu Bait Tentang Hidup

syukur

Meski jiwanya seringkali tertutup lara
Hatinya tetap ia pertebal dengan iman
Kadang pundaknya tampak tegap walau menanggung beban namun bibirnya senantiasa lukiskan senyum yang tak pernah memudar
Ia biarkan binar matanya tetap terdapat sorot kehangatan disana
Ia berusaha agar tutur katanya baik dam berusaha mungkin saja bisa memotivasi,
Itulah yang selalu ia tunjukan. Penampilan luar yang mengagumkan.
Sampai pada suatu hari, ku lihat matanya memerah mungkin tanda menahan desakan air mata yang meminta di teteskan.
Kulihat pundaknya melemas dalam duduknya tidak lagi terlihat seperti pilar penopang yang kokoh.
Suaranya lirih, aku tak dapat mendengar apa yang ia gumamkan sendiri.
Sepertinya ia lelah dengan hidupnya.
Sepertinya ia menahan sakit dari apa yang hadapinya.
Mungkin satu kata menyakitkan yang mungkin menggema ditelinganya.
Mungkin ada tindakan orang yang mengecewakan hatinya.
Kurasa bisa ia sembunyikan walau mungkin aku tahu dia berusaha setegar mungkin.
Ketika coba kutanya, mengapa ia berusaha sangat keras untuk baik-baik aja?
Karena aku punya Tuhan, katanya.
Aku akan berusaha untuk tetap bersyukur, agar Tuhan tahu nikmat atau cobaan semua yang diberikan-Nya adalah yang terbaik. Katanya.
Diri ini tertampar malu saat mendengar jawabannya, akupun manusia bertuhan. Tapi mengapa tidak sebaik dia pola pikirnya.
Wahai diri, dari sekarang cobalah mensyukuri apa yang aku miliki, mensyukuri apa yang aku hadapi
Dan juga syukurilah yang kalian miliki karena rasa syukur dan iman itu lebih berharga dari apa yang bayangkan paling berharga.
Begitulah katanya