Tunggu sebentar

32 6 0
                                    

Hai kamu, siapapun kamu yang sedang membaca ini mungkin kamu sedang mencari pembenaran atas apa yang kamu rasakan.
Tidak, aku tidak dapat membenarkan apa yang kamu rasa. Siapa aku? Mengenali perasaan sendiri pun masih kebingunga. Tapi coba renungkan ini.
Sebenarnya kamu tidak membenci siapapun yang ada dalam hidupmu,
bukan juga tidak menyukai siapapun yang ada disisi mu.
Hanya saja, sedih,marah, menyesal, merasa gagal dan keputusan akhir akhir ini semakin menyeruak dalam hati, membayangi setiap langkah yang kau ambil setiap harinya.
Kadang kamu menemukan diri ingin menangis tiba tiba datang tanpa permisi, tanpa ada angin apa lagi mendung. Hanya saja hatimu terasa seperti sedang dilanda badai yang dasyat.
Bingung setiap kali bertanya pada hati apa yang sebenarnya apa yang salah, apa karena semua yang telah direncanakan luluh lantah tidak sesuai. Ditambah dengan banyaknya tekanan dari luar yang terlanjur menaruk ekspektasi mereka pada mu tanpa kamu minta sebelumnya.
Membebankan semuanya pada pundak kecilmu yang kini juga sedang rapuh.
Membuat mu jadi membenci diri sendiri. Membenci karena semua merasa kamu tidaklah serius dalam memperjuangkan apa yang menjadi tujuan.
Merasa kalah dalam berjuang, merasa sia-sia apa yang telah diusahakan.
Padahal tak bosan beberapa dari orang sekitar mu yang peduli mengingatkan, bahwa ini baru awal.
Boleh jadi bungamu baru mekar beberapa tahun kedepan.
Bukan kah tidak semua bunga mekar secara bersamaan?
Jadi kamu, kamu tahu sendiri sebesar apa apa usaha yang telah kau lakukan.
Kamu yang tahu sendiri seperti apa perjuangan yang kamu terjang demi tujuan.
Kamu boleh kecewa jika hasilnya tidak sesuai, tapi jangan terlalu tertekan karena ekspetasi mereka diluaran sana. Kamu memang tidak bisa mengendalikan mereka, tapi kamu bisa mengendalikan pikiranmu.
Semangat, jangan terlalu lama galau. Atau tujuanmu tidak akan pernah sampai.
Selamat berjuang

Satu Bait Tentang HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang