Aku masih mengingat hari itu, hari dimana ia pura pura mengajakku berkeliling.
Mengelilingi setiap sudut kota tak jelas arah tujuan, dengan kecepatan berkendara yang membuat baik orang sekitar maupun penumpang kesal.
Padahal jelas hari itu ia hanya di perintahkan menjeputku pulang,
Menjeput kepulangaan dari pekerjaan pertamaku.
Aku hanya menebar tawa saat melihatnya kembali setelah kurun waktu yang cukup lama.
Aku juga ingat jelas bagaimana ia membalas senyum ku dengan ramah, terlihat jelas rasa lega diwajahnya saat bisa melihatku kembali walau yang keluar dari mulutnya selalu saja ejekan.
Sepanjang perjalanan ia hanya membuatku tertawa dengan setiap lelucon yang katakannya. Menceritakan setiap hal lucu seolah olah itu pertama kalinya aku mendengar hal itu, padahal ini kesekian kalinya ia bercerita hal yang sama.
Mungkin kah sebenarnya ia tahu aku juga saat itu sedang terluka ?
Entalah, tahu atau tidak sepertinya ia hanya ingin menyembuhkan luka itu dengan caranya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Bait Tentang Hidup
PoetryHidup terlalu berwarna untuk diterjemahkan hanya menjadi hitam dan putih, banyak warna lainnya juga termasuk keabu-abuan perasaan. Bait sajak tentang banyak hal, keluarga, pertemanan, cinta, dan kamu juga yang mencoba menjelaskan banyak warna dalam...