Terkadang aku masih bersikap kekanakan, masih marah pada waktu, masih menyalahkan keadaan.
Menuntut semua pembenaran yang di sebut keadilan, menuntut pertanggung jawaban dari semua rasa sepi yang masih selalu menyerbu jiwa.
Yang tidak tahu pada apa?Atau pada siapa?
Apa pada sepi yang selalu bertubi tubi menimpa jiwaku tanpa ampun?
Atau pada waktu yang selalu saja membuatku berada dalam kesunyian yang menyesakkan?
Aku ini rindu atau kesal?
Hati ku ini lelah atau jengah?
Tak pernah aku temukan jawabannya.
Hanya lelap tidur yang membuat ku lupa. Lupa akan apa yang membuatku sedemikian sesak. Lupa akan apa yang membuatku jengah akan rasa sepi
Malam, kumohon hapuskan semua jengah seperti biasanya kau lakukan,
Pagi esok, kumohon agar diriku lebih kuat dari hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Bait Tentang Hidup
PoetryHidup terlalu berwarna untuk diterjemahkan hanya menjadi hitam dan putih, banyak warna lainnya juga termasuk keabu-abuan perasaan. Bait sajak tentang banyak hal, keluarga, pertemanan, cinta, dan kamu juga yang mencoba menjelaskan banyak warna dalam...