Maaf malam jika aku jadi membencimu
Kini kau begitu menakutkan saat datang,
Sebab kini kau membawanya datang bersamamu. Rindu yang memilukan.
Mengapa kau tidak datang sendiri saja? Biarkan rindu itu terendam dibelakang.
Kedatanganmu dengan sunyi juga yang membuatku takut bercampur benci.
Sunyi terlalu menakutkan kala aku sendirian disudut kamar ini.
Entah karenamu, sunyi dan kenangan pedih atau karena hatiku yang masih belum sembuh.
Tapi kau pasti tau, malam, diam-diam saat bersamamu aku membekam mulutku rapat rapat agar tak bersuara.
Kau pasti tau jelas, malam, setiap itu pula pipiku turut basah, mataku memerah, hidungku pun ikut tersumbat.
Mengapa malam menjadi terasa begitu kejam saat mengenal jarak dan rindu.
Kau membiarkanku terpuruk sebelum terlelap.
Mengapa pula kau memperkenalkan rindu ini padaku?
Jika tahu sesakit ini rasanya, aku tak sudi berkenalan dengannya.
Aku jadi membencimu, membenci jarak, sunyi juga rindu.
Kau merusak hari hari ku yang biasanya menyenangkan, hari hari tanpa perih yang menyesakan.
Lalu coba kau pikir siapa yang pantas disalahkan?
Hatiku, kesunyian, jarak, rindu atau kau malam?
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Bait Tentang Hidup
PoetryHidup terlalu berwarna untuk diterjemahkan hanya menjadi hitam dan putih, banyak warna lainnya juga termasuk keabu-abuan perasaan. Bait sajak tentang banyak hal, keluarga, pertemanan, cinta, dan kamu juga yang mencoba menjelaskan banyak warna dalam...