part 16

4.3K 472 14
                                    

Author pov.
Ini adalah hari minggu dan seulgi terlihat sedang menghabiskan waktu liburnya bersama dengan kucing kesayangannya di taman belakang rumahnya.

"Bear."

"Kenapa un ?"

Namun beberapa detik kemudian seulgi segera mendongakkan kepalanya ketika menyadari bahwa itu bukanlah suara unnienya.

"I..irene."

seulgi terkejut melihat kedatangan irene yang secara tiba-tiba.

Irene memang sengaja datang ke rumah seulgi untuk memastikan apakah perkataan jisoo kemarin benar atau tidak.

"Bear." Ucap irene sekali lagi

"Apaan sih ? Lo ngomong apaan ? Gue seulgi bukan bear."
Seulgi mencoba untuk mengelak.

"Terus kenapa tadi lo jawab ketika gue manggil lo bear ?"

"Ya gue cuma reflek aja pas ada orang yang manggil."

Irene yang tidak mempercayai perkataan seulgi itu berjalan mendekati seulgi.
Lalu dia segera menarik ke luar dari balik kaos seulgi kalung yang sedang dipakai oleh seulgi dan tampaklah sebuah liontin yang sangat irene kenal.

Kemudian irene mengeluarkan kalung miliknya dari dalam tas dan segera menyatukan kalung itu dengan milik seulgi.


Dan..


Bingo..

Kalung itu terlihat sangat cocok, bahkan tidak ada cacatnya sedikit pun ketika disatukan.

"Lo masih mau mengelak ?" Tanya irene sambil menatap seulgi dengan bibir yang sudah bergetar.

Irene benar-benar sedang serius kali ini karena dia sudah tidak menggunakan kata lo gue lagi.

Seulgi hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan berat.

"Hah...
Kalau udah kayak gini gue ga bisa ngapa-ngapain lagi."

Akhirnya seulgi mengakui semua itu karena dia berpikir mungkin saat ini lah waktunya untuk membicarakan tentang semua masalahnya dengan irene.

"Lo tau kalau selama ini gue lah orang yang lo cari-cari itu ?"

Seulgi hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan lemas.

"Sejak kapan ?"

"Sejak saudara lo manggil baechu."

"Kenapa lo harus boong dan nyembunyiin semua ini ? Kenapa lo ga ngomong sama gue ?"

"Gue ga seburuk itu rene, gue juga bukan orang jahat yang tiba-tiba dateng dan merusak hubungan bahagia yang udah kalian bangun gitu aja."
Seulgi berucap dengan sangat lirih karena saat ini dia juga sedang berusaha untuk menahan rasa sakit di dadanya.

"Maaf, karena gue terlambat dateng.

Maaf, karena gue baru bisa nemuin lo ketika lo udah bahagia sama orang lain.

Maaf, karena dulu udah ninggalin lo gitu aja.

Maaf, karena udah bikin lo nunggu begitu lama."

Irene mentapa seulgi dengan tajam, namun diiringi oleh air mata yang mulai bercucuran.

"Ga perlu minta maaf, lagi pula itu cuma masa lalu."

Sakit,

Hati seulgi benar-benar sangat amat sakit mendengar perkataan yang ke luar dari mulut irene itu.

Life of YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang