part 46

5K 382 7
                                    

Author pov.
Entah apa yang membuat irene tiba-tiba saja datang ke sebuah taman yang dulu selalu menjadi tempat bagi dirinya dan seulgi bermain.
Taman yang banyak sekali menyimpan kenangan antara mereka berdua.

Taman yang menjadi saksi pertemuan pertama mereka, dan juga menjadi saksi perpisahan mereka.

Irene berkeliling di sekitar taman yang saat ini sudah banyak sekali perubahannya.

Ketika irene sedang berkeliling di sekitar taman itu, tiba-tiba saja langkahnya terhenti.

Dia melihat seseorang..

Seseorang yang sudah membuat perasaannya tidak karuan..

Seseorang yang tidak pernah absen dari pikirannya..

Kalian pasti sudah tau siapa orang itu.

Yap,

Dia adalah seulgi.

Mungkin mereka memang ditakdirkan untuk bersama, maka dari itu mereka kembali dipertemukan di taman yang dulu selalu menjadi saksi tentang semua masa lalu mereka.

"Se..seulgi."

Orang yang dipanggil oleh irene itu segera menolehkan kepalanya dan terjadilah tatap menatap di antara mereka.

Irene berjalan mendekati seulgi, namun sepertinya seulgi tidak menginginkan irene mendekatinya karena dia segera melangkahkan kakinya untuk menjauhkan diri dari irene.

"Gue mohon, kali ini jangan pergi lagi."

Perkataan irene itu otomatis dapat menghentikan langkah seulgi.

"Kenapa lo harus bikin janji yang ga bisa lo tepati ?"

Seulgi langsung menatap irene dengan tidak percaya atas perkataan yang diucapkan irene barusan.

"Gue ? Berhenti ngomong omong kosong. Bukannya lo sendiri yang ga nepatin janji itu ?
Lo bilang lo akan selalu nungguin gue, tapi kenyataannya apa ? Lo lebih milih buat bersama dengan orang lain karena udah capek nungguin gue.
Selama ini lo cuma mementingin perasaan lo, tanpa mikirin gimana gue yang selalu berjuang buat menemuin lo dan nepatin janji gue.
Bahkan sekalipun gue ga pernah merasa lelah buat nyariin lo. Tapi gimana sama lo ? Cuma nunggu aja udah bikin lo capek."

Mata irene mulai berkaca-kaca ketika mendengar semua perkataan seulgi itu.

"Boong gi boong, itu semua cuma sebuah kebohongan.
Boong kalau gue udah ga peduli lagi sama lo. Boong kalau selama ini gue udah berhenti nungguin lo. Boong kalau gue udah ga suka lagi sama lo.
Boong kalau selama ini gue cuma nganggep lo sebagai masa lalu.
Karena orang yang selama ini gue tunggu itu lo gi. Orang yang gue harapin buat cinta sama gue itu juga cuma lo gi. Orang yang gue rinduin setiap malem, setiap hari, bahkan setiap detik itu juga lo gi.
Satu-satunya orang yang selalu ada di dalam hati dan pikiran gue selama ini,
Itu cuma lo gi."

Iren mata irene sudah mengalir setelah berucap seperti itu. Sedangkan seulgi sendiri matanya sudah sangat berkaca-kaca. Mungkin hanya berkedip satu kali saja sudah membuat air mata seulgi terjun bebas.

"Gue bener-bener bingung sama situasi ini. Dan pada akhirnya gue sadar kalau selama ini gue ga begitu mengenal lo.
Lo terlalu banyak menyimpan kebohongan sampai-sampai gue ga tau apakah omongan lo barusan itu adalah sebuah kebohongan yang lain atau malah sebuah kejujuran."

"Maafin gue karena udah boong gi, tapi gue ngelakuin semua ini karena situasi.
Sekarang apa yang bakal lo lakuin ketika lo nunggin seseorang tanpa sebuah kepastian ?
Apa lagi orang yang janji sama lo itu bikin janjinya ketika dia masih belum bener-bener ngerti arti dari sebuah janji.
Kalau bukan gue, pasti dia ga akan pernah mau nungguin lo dengan begonya kayak apa yang udah gue lakuin.
Gue nungguin lo kayak orang bego gi, kayak orang gila, kayak orang yang sama sekali ga punya harga diri."

Life of YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang