Prolog

4.9K 204 8
                                    

8 tahun yang lalu...

"Pergilah, jangan ganggu keluargaku Argus!" Seru pria bercuping lancip itu, yang menandakan bahwa dirinya seorang elf.

"Hohoho, aku baru saja membunuh istrimu, Estes. Apa kau tega mengusirku setelah 1 menit membasahi pedangku dengan darah Ratu elf bulan disini?" Seorang pria berpakaian hitam-hijau dengan topeng yang senada tersenyum culas.

"Bahkan kedatanganmu ini tidak ditunggu sama sekali." Kata Estes dingin.

"Baiklah aku akan pergi.. tetapi apa kau bertemu putrimu?" Senyum Argus licik.

"Jangan bilang.. Miya! Tidak, Argus! Kau apakan dia?!" Seru Estes.

"Aku hanya ingin meminjamnya sebentar, Estes. Kau tidak perlu berteriak marah-marah.." kata Argus santai.

Miya, yang saat itu masih berumur 8 tahun menangis di kurungan yang di bawa Argus. Di dalam aula Kastil Bulan, Layla sahabatnya bersembunyi di situ. Gemetaran hebat menahan takut, ingin menolong tetapi resikonya terlalu besar.

"Miya.. andai kau tidak sepolos itu.. kau tidak akan tertangkap dan ayahmu tidak akan bertarung.. ayahmu bisa menyelesaikannya dengan diplomasi." Layla bergumam dalam hatinya sambil menggigit bibir merahnya.

"Papa.. papa tolong Miya!" Miya menjerit, menangis.

"Miya, bertahanlah!" Seru Estes. "Domain of Moon Goddess!"

Sebuah lingkaran biru mengurung Argus dan memperlambat pergerakannya. Cukup memberikan kesempatan untuk membebaskan Miya, Layla dengan sigap memecahkan kurungan tersebut dan menarik Miya ke dalam aula kastil.

"Demonic Grip!" Argus yang marah berusaha mendapatkan Miya kembali.

Namun Estes berhasil menghalangi Argus dengan menutupi Miya dan Layla, sehingga Demonic Grip Argus mengenai Estes. Mereka pun bertarung.

"Blessing of Moon Goddess." Estes berseru.

"Eternal Evil!" Argus berseru.

"Aku tak mungkin menang darimu Argus, tetapi aku bisa mengasingkanmu ke tempat yang kau tidak bisa keluar!" Estes berseru dan berhasil melenyapkan Argus dalam satu ledakan cahaya dari tangannya, namun sebelum Argus benar-benar lenyap ditelan cahaya yang menyilaukan Argus menusuk Estes dengan Demonic Blade-nya.

"Papaaaaaa!!!! Mamaaa!!!" Seru Miya dari dalam kastil setelah keadaan mulai tenang.

Sang papa, Estes raja Elf  bulan telah pergi. Menyusul ibunya yang telah terbaring lebih dahulu.

"Mi.. Miya!" Layla mencoba menenangkan Miya, di tengah-tengah aula Kastil Bulan yang telah porak-poranda tersebut.

"Papa..!! Andai Miya tidak sepolos itu, Pa.. andai Miya nggak gampang percaya orang.. papa kembali.. jangan tinggalin Miya sendiri, Pa!" Jerit Miya.

Bruk! Miya terjatuh, wajahnya kian memucat. Air matanya berlinang terus dari mata violetnya yang indah, bibirnya bergetar tak keruan. Layla yang luar biasa panik ikut menjerit-jerit meminta pertolongan.

"Gadis cantik, berhentilah menjerit." Seberkas cahaya lembut menyinari Miya dan Layla.

Seorang malaikat yang cantik berambut keemasan muncul, bersama dengan seorang Valkyrie.

"S.. siapa kau? Tolong jangan sakiti kami." Layla berkata dengan suara bergetar.

"Aku Rafaela, malaikat penyembuh. Dan ini Freya." Senyum malaikat itu lembut.

"L.. Layla.. dan sahabatku yang pingsan.. Miya.." kata Layla terbata.

"Ah.. kulihat dulu sahabatmu boleh, Layla? Tampaknya dia butuh bantuan." Kata Rafaela lembut.

"Dia sangat butuh! Papa dan mamanya baru saja di bunuh oleh seorang iblis hitam-hijau!" Seru Layla jujur.

Rafaela tampak terkejut, wajahnya tidak bisa menutupi kesedihan saat mendengar perkataan Layla.
Layla bisa menebak, Rafaela mengenalnya. Bahkan jauh dari kata 'kenal'.
Rafaela meletakan tangannya di kepala Miya, lalu di bagian-bagian tubuh lainnya.

"Hmh, iblis hitam-hijau ya. Hah?" Freya berdecak pelan. "Tampaknya dia bergerak lagi, Rafaela."

Rafaela tidak menjawab, ia memfokuskan diri menyembuhkan Miya. Namun wajahnya tetap menunjukan hatinya yang mulai teraduk-aduk. Layla menatapnya polos.

"Layla.. Miya mengalami amnesia, sedikit saja kok. Tentang hari ini saja, Layla mau.. merahasiakan hal ini darinya?" Rafaela berkata lembut.

"Mau, mau! Asalkan Miya bahagia." Kata Layla.

"Bagus." Kata Freya, "Argus. Kemana dia pergi?"

"Entahlah, aku tidak merasakan dirinya ada di dunia ini lagi." Gumam Rafaela.

"Aku tahu kau bersedih akan Argus yang membelot, Rafaela. Tetapi Argus adalah iblis sekarang, kau harus melupakannya." Kata Freya.

"Ya.. aku berusaha." Sahut Rafaela. "Baiklah, Freya. Waktunya memindahkan 2 gadis manis ini dari sini."

Layla menatap mereka sambil tetap merangkul Miya yang tak sadarkan diri. Seberkas cahaya lembut menyinari mereka dan membungkus mereka, menteleportasikan keduanya di sebuah kota yang jauh. Jauh dari Kastil Bulan yang tidak akan di ingat-ingat lagi kejayaannya setelah dihancurkan oleh Argus.

---

The Moon Elf [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang