Part 24

1.5K 113 5
                                    

Lesley POV :

Demi segala salju yang bersaksi!
Aku yakin saat ini wajahku merah banget, kayak tomat. Apalagi pas Gusion menciumku.
Kami mengakhiri itu, kehabisan nafas.
Tak terasa, air mataku turun lagi.
Aku menangis karena aku jatuh cinta.
Aku menangis karena aku takut.
Aku menangis karena aku merasa tidak mampu.

"Kumohon, aku tidak mau kamu menangis lagi." Ucapnya hangat, cukup untuk menghangatkanku.

"Aku takut Gusion, aku takut kamu meninggalkanku karena aku lebih payah darimu. Aku.." ucapku, terpotong olehnya.

"Aku mencintaimu Les." Ujarnya, "aku menyayangimu, aku suka padamu. Bahkan pada setiap kekuranganmu, aku kagum pada kelebihanmu."

Air mataku meleleh lagi walaupun sudah kuusahakan untuk kutahan.
Tangannya yang lembut mengusapnya.
Tubuhku gemetar, dingin.
Dia melihatku, dia melepaskan jasnya dan memakaikan padaku. Dia tersenyum.

"Aku juga suka padamu..." ungkapku akhirnya.

Dia hanya tersenyum, dia memelukku.
Dan aku merasakan hangatnya dirinya, aku sadar.. bahwa aku masih bisa merasakan cinta selain kepada Harley dan Miya.

Tapi sehebat inikah cinta? Hingga membuatku berurai air mata?

~~

"Putri Miya, setidaknya kau harus berdansa. Ingatlah kau keluarga kerajaan." Bisik Alucard.

"Malas." Balas Miya.

"Harus kuapakan biar kau mau?" Ujar Alucard gemas setengah ngode.

"Hmm.. ngapain ya?" Cekikik Miya.

"Kugendong kali ya?" Senyum Alucard tipis.

"Heeh?!! Malu-malu ah! Yuk dah ke sana!" Miya berseru panik.

Alucard ditarik-tariknya menuju lantai dansa, suasana remang memenuhi area tersebut. Tampak Freya dan Zilong yang menghentikan tarian mereka yang memukau, Miya mengurungkan niatnya untuk segera menari. Ia ingin menyapa Freya dahulu.
Untung yang dibawa bersamanya Alucard. Orang yang mencintai dirinya tapi dia tidak tahu sih..

"Freya!" Panggil Miya dan menghampirinya. "Apa kabar kaki?" Senyumnya.

"Baik." Jawab Freya, "dia banyak bertanya, untung tampan sedikit saja."

"Hihihi, tampan ya? Kupikir kau tidak pernah tertarik dengan sesuatu." Goda Miya.

"Tidak tahu kali ini." Decaknya, "berdansalah, Alucard sudah menunggumu."

"Erm.. Freya, aku memiliki firasat yang aneh. Tetapi kita bahas nanti saja ya?" Pamit Miya.

"Perasaanku saja atau ya gataulah!" Batin Miya.

Miya memutuskan untuk meraih tangan Alucard yang besar.
Senyuman indah didapatkannya dari pemuda itu, lalu mereka berdansa.
Miya, walaupun jarang berdansa kali itu berdansa sangat anggun dan indah. Entah karena bantuan gaunnya atau memang berbakat, tak jarang mereka mengobrol sambil mengikuti irama lagu.

"Jadi kau seorang demon hunter? Menarik sekali!" Senyum Miya.

"Gelar saja sih." Balas Alucard.

"Tapi tetap pangeran bukan?? Kerajaan Land of Dawn, berarti.. Tigreal ayahmu?" Tanya Miya.

"Lihatlah apa dia tua?" Timpal Alucard.

"Tidak, dia malah terlihat lebih tua setahun daripadamu." Balas Miya.

"Karena dia kakakku." Ujar Alucard.

"Oh." Gumam Miya, "nggak mirip."

"Memang, siapa bilang mirip?" Ujar Alucard gemas, "oke aku sudah gemas padamu."

The Moon Elf [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang