Part 19

1.6K 116 8
                                    

Zyut! Zyut! Zyut!

3 minions hologram menghilang setelah dipanah oleh Miya (panah membunuh loh, bukan panah cinta.. panah cintanya buat Alucard aja.. ehehe).

"Itemmu sudah bagus, Mi. Kemampuanmu menyerang maupun melindungi dirimu sendiri juga sudah sangat bagus. Pertahankan." Alucard menepuk tangannya dari kursi penonton.

"Trims." Miya tersenyum, mengecilkan busurnya dan menyimpannya, "omong-omong kalau katamu ini aku seorang elf, setahuku mereka selalu punya telinga yang lancip."

"Memang, kenapa?" Tanya Alucard.

"Telingaku tidak lancip." Miya cemberut, "kau salah orangkah?"

"Tidak." Alucard memiringkan senyumnya, "kau tahu? Setiap kau berubah menjadi wujud perangmu, wujud elfmu juga muncul tahu? Telingamu jadi lancip, nggak sadar?"

"Oh." Miya mengangguk-angguk, "nggak."

"Hng." Alucard mendengus, "istirahat sana, aku akan membeli minuman dingin."

"Aku mau!" Seru Miya.

"Siapa yang menawarimu?" Tanya Alucard.

"Ya sudah." Miya cemberut sambil duduk dan meluruskan kakinya.

"Bercanda, sebentar." Alucard berlalu santai.

Miya mendengus sambil tersenyum, senang karena ditraktir sama Alucard.. padahal biasanya dia tidak suka di traktir sih..
Miya sebenarnya nyadar, cuma ya.. sekali-kali gitu hehe..
Tak lama, Alucard datang dengan sekaleng minuman bersoda. Ia membukakannya untuk Miya dan memberikan padanya.

"Trims." Senyumnya manis, lalu menenggak minuman itu. "Apa kau selalu baik pada semua orang?"

"Tidak, malah baru pertama kali padamu. Entah kenapa." Alucard menjawab.

"Ooh.." Miya bergumam tanpa sedikitpun rasa senang, malah biasa aja.

"Mau melihatku berlatih?" Tanya Alucard, "hari ini jadwalku berlatih."

"Dengan senang hati!" Seru Miya girang.

Alucard tersenyum pada gadis cantik itu, lalu mengeluarkan pedang beratnya. Lalu hologram minions memenuhi padang itu, Alucard menebas para minions itu semudah menjentikan jari.
Di kursi penonton, Miya terpesona akan kekuatan Alucard. Apalagi pesona tampannya yang bercampur dengan keringat dari matahari yang terik, menambah kesan tampan yang sudah melekat pada pemuda itu sejak lama.

"Uhm.. Chou, kurasa kita latihan ditempat lain saja.." seorang pemuda berambut cokelat panjang tersenyum saat melihat dua orang itu berada di padang.

"Hm? Kenapa?" Chou ikut-ikutan mengintip.

Krtk.. krtk, kokoro retak!

"Sakitnya tuh disini.. didalam hatiku.." nyanyi Chou sambil memegang dadanya.

"Ooi, bindeng suaramu tau? Terus, kamu suka sama Putri Miya ya?" Cengir Zilong, pemuda itu.

"Dia cewe paling cantik di akademi aku yang dulu tau.. cuma dia dingin banget, aku nembak dia 10 kali ditolak terus.." Chou menampakan tatapan memelas.

"Yah, kasian. Mending jomblo kayak aku, Chou." Cengir Zilong sambil menepuk-nepuk punggung Chou, "yok, kasian kamu."

"Iya.." Chou berlalu sambil mengikuti Zilong ke aula.

Sementara itu.. Natalia dan Lancelot..

You have slained an enemy!

Wipeout!

The Moon Elf [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang