Kicauan burung yang bising memenuhi hutan itu, ilalang-ilalang juga menambah kesan seram dari hutan yang gelap.
Srak! Srak! Srak!
Tampak sesosok kuning yang menebasi ilalang dihadapannya, diikuti sosok berwarna biru, hijau, dan hitam. Bisa diakui, sosok hitam itu nyaris tidak kelihatan dari jauh. Burung putihnya yang membuatnya terlihat.
"Apa kita sudah dekat?" Freya menoleh kepada Pharsa.
"Verri." Pharsa menerbangkan burungnya, tak lama burung itu kembali dan berkoak. "Sudah terlihat."
"Sudah kurasakan juga." Gumam Chang'e pelan, "aura kegelapan Argus, sangat mengerikan."
"Eh? Semengerikan itukah Argus?" Tanya Miya polos, astaga tentu saja Argus mengerikan Miya.. dia membunuh orang tuamu! Halo! Orang tua doimu juga!
"Tidak ada yang hidup setelah bertemu Argus." Ujar Pharsa menghela napas, "hanya kau, dan temanmu itu yang berhasil selamat. Walaupun ayahmu harus mati demi menyelamatkan kalian."
"Eh? Bagaimana kau tahu?" Tanya Miya.
"Aku berada disana hari itu." Gumam Pharsa, "begitu pula Chang'e. Aku juga melihat sendiri bagaimana ia dilenyapkan dan membunuh ayahmu."
"Kalau begitu bagaimana dia bisa lepas?!" Bentak Freya, "katamu dia dilenyapkan, bagaimana dia bisa kembali?!"
"Lalu kenapa kamu membawa Putri Miya dan temannya itu keluar Kastil Bulan?! Sama saja memberi Argus kesempatan untuk menguasai Kastil Bulan!" Balas Pharsa sama kerasnya.
"Rafaela yang membawanya." Jawab Freya.
"Rafaela?!" Tanya Miya, "mitos malaikat yang menyembuhkan orang sakit itu?!"
"Kak Rafaela bukan mitos, dia malaikat pelindungmu selain Kak Freya." Jawab Chang'e sambil mengelus-elus kelincinya. "Lalu, Argus bisa bebas karena Alice."
"Alice?" Tanya Miya.
"Iya dia." Jawab Pharsa.
"Siapa dia?" Miya melanjutkan pertanyaanya dan memasang wajah polos.
"Ingin rasanya nabok, tapi liat mukanya ga tega." Gerutu Freya dalam hati, "ratu vampir."
"Oh." Gumam Miya, sementara ia memandang ke depan Freya dibelakangnya mencak-mencak tak bersuara.
"Alice adalah seorang yang bisa membuka jalan kembali untuk Argus, lalu mereka membuat kesepakatan. Alice akan menjadi ratu Argus kalau Argus berhasil menjadi raja." Ujar Pharsa, "Alice selalu merayu Argus, aku membencinya. Awalnya aku patuh padanya."
Tiba-tiba Chang'e menarik-narik rambut panjang Miya. Miya menoleh, menatap Chang'e yang menunjuk-nunjuk ke depan.
Pharsa dan Freya mengikuti arah tunjuk Chang'e, diikuti Miya."Selamat datang kembali, Putri Moonlight Archer Miya." Chang'e tersenyum getir sementara Miya sedang sibuk mengagumi keindahan Kastil Bulan yang bercahaya walaupun kegelapan menyelimutinya.
Puncaknya bercahaya, warna biru terang mendominasi walaupun kini mulai menghitam. Mata Miya berkedip-kedip biru, seakan-akan kastil tersebut menyambutnya pulang.
Seakan-akan pula kastil itu memanggilnya untuk bantuannya."Hati-hati, jangan salah langkah. Bisa saja ada jebakan." Kata Pharsa saat Miya akan melangkahkan kakinya. "Lalu ada pula anak buah Argus yang mungkin berjalan-jalan disekitar bekas perumahan para elf."
"Ada juga penjaga didepan gerbang." Kata Chang'e. "Kuakui, sulit untuk mengalahkannya."
"Ha? Siapa?" Tanya Freya akhirnya angkat suara setelah diam dari tadi.
"Eudora." Jawab Pharsa, "lebih baik hati-hati."
~~
"Ukh.." Cowok itu meregangkan otot-otot tangannya, terlihat lelah malam itu.
"Cokelat panas Harley?" Suara imut gadis berambut pink itu lumayan mengejutkan cowok yang sedang duduk itu.
"Trims, Nana." Ia tersenyum sambil meraih gelas cokelat yang masih mengepul dari tangan mungil Nana, lalu Nana duduk disebelahnya.
"Malam yang indah?" Tanya Nana.
"Lumayan.." senyum Harley, "lebih indah kalau bersamamu."
"Ihh.. Harley gombal! Aku aduin Kak Lesley kali ya?" Celetuk Nana sambil terkikik.
"Kok sekarang Nana tukang ngadu sih?" Kekeh Harley.
"Ya ampun, bercanda.." Nana menjulurkan lidahnya, lalu ia tersenyum. Merasa lega Harley mulai tersenyum hari ini.
Bintang-bintang mungkin bertaburan disana, dan beberapa murid yang terpilih untuk pergi ke Kastil Bulan besok berusaha rileks dari tekanan.
Namun ada pula yang cemas, khawatir, bahkan tidak bisa tidur.
Yah, mungkin kalian bisa menebak-nebak siapa saja.
Bisa dilihat juga ada yang pakai kesempatan itu buat mesra-mesraan plus gombal-gombalan di kolam taman misalnya.. Lancelot dan Odette, eh?/plak, pergi sana thor kalo gamau jadi nyamuk ~ Lancelot.
Sementara itu Layla memandangi terus foto masa kecilnya dengan Miya di Kastil Bulan.
Miya tampak sangat ceria, menggemaskan, juga imut. Ia selalu tersenyum melihatnya. Sampai-sampai Clint dibuatnya uring-uringan karena chatnya dibaca doang dan nggak dibales terus.Alucard berdiri menyender di pilar, dekat ruang kantor Tigreal. Bisa dilihat dia habis dipanggil kakaknya itu dan kepikiran Miya, mungkin ia percaya sama kata-kata pasaran 'dimanapun kau berada, kita selalu memandang langit yang sama'. Lalu dugaanku benar sodara-sodara tercinta, dia sedang menggumamkan perkataan itu.
Sementara yang paling kelihatan depresi yaitu, Lesley. Lucu bukan? Nah, jadi Lesley ini punya sibling complex. Ga tahan kalau nggak lihat Miya maupun Harley sehari aja, padahal pesonanya dingin dan seakan tak peduli sekitar. Inikah yang disebut 'air tenang menghanyutkan'? Oke, aku mulai OOT (Out of Topic).
Untungnya masih ada orang yang bisa menaklukan uring-uringannya Lesley, yup Gusion seperti yang diceritakan sebelumnya.Terima kasih sebelumnya Lesley, kepalaku ini masih berdenyut gara-gara snipermu. /plak.
Sementara itu Tigreal, tentu saja diruangannya sedang berkutat dengan Natalia yang akhir-akhir ini jadi sering bercengkrama dengannya. Entah apa mereka saling menaruh hati atau tidak karena aku bukan orang tua mereka.
"Kau tahu bukan, portal itu terbuka dimana?" Tanya Natalia sambil mengelus-elus cakarnya.
"Hn, dekat taman." Ujar Tigreal sambil memainkan bolpennya, "mungkin aku akan menyertakan Hilda."
"Hilda?" Natalia menautkan alisnya.
"Teman lamaku, bisa dibilang.. dia juga mengenal Argus sepertiku mengenalnya. Baiklah, dia mengkhianati Argus bersamaan denganku." Jelas Tigreal.
"Hm.. aku masih tidak menyangka Alucard adikmu." Gumam Natalia.
"Kini kau harus menyangkanya." Kekeh Tigreal.
"Terserah apa katamu Tigreal." Balas Natalia, "ulangi, siapa saja yang akan melewati portal?"
"Tsk, harus kusebutkan satu persatu?" Dengus Tigreal.
"Beserta tugasnya." Kekeh Natalia.
"Heh, menyiksaku?" Tanya Tigreal sengit.
"Tentu saja." Natalia tersenyum, "menyenangkan, hiburan yang sangat menyenangkan."
"Entah kenapa kau ini keji padahal hatimu baik dan mudah ditaklukan." Kekeh Tigreal.
"Oke, kau mendapatkanku." Kekeh Natalia. "Kenapa kau begitu mudah menaklukanku ya?"
Dan mereka tertawa.
Dan kita jadi nyamuk.
Dan dunia serasa milik mereka berdua.
Dan.. kita ngontraknya mahal. Hei siapa yang menaruh bawang disini?!---
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon Elf [Complete]
FanfictionKehidupan Miya yang biasa-biasa saja sebagai gadis cantik yang cerdas berubah semenjak kedatangan anak baru itu, Alucard. Dibantu sepupu-sepupunya, dan sahabatnya ia berusaha menemukan jati diri sebenarnya yang terkubur bersama masa lalunya. Apa Miy...