Miya tertegun.
Ucapan Alucard terngiang-ngiang begitu saja dikepalanya, dirinya tidak bisa berlama-lama terdiam. Ia mengangguk sambil tersenyum lembut pada Alucard."Karena aku juga mencintaimu Alucard! Aku akan kembali! Membantumu dan memusnahkan mahkluk itu!" Jerit Miya dalam hatinya
"Layla, yang mana singgsana papa?" Tanya Miya dengan mantap.
"Yang warna biru kehijauan tengah." Jawab Layla.
Tak merespon, Miya langsung berlari. Ia menghampiri kursi berukir bulan nan indah itu, dipegangnya dua lambang bulan emas dihadapannya sementara Lesley, Layla, dan Harley menungguinya sambil was-was.
Diputarnya dua lambang itu.ZRUGH!
Gempa kecil tercipta, menghentikan setiap perperangan yang terjadi.
Bahkan perang seru Gusion dan Argus."Apa ini?!" Batin Argus.
Mata nyalang Argus menatap lantai yang bergetar, lalu ia memandang Miya yang berdiri kokoh dengan manik violetnya yang tajam.
"Pintu kuno terbuka." Gumam Freya, ia mencuri kesempatan dengan melepas War Angelnya dan merobohkan Vexana.
Lantai dihadapan Miya berderak, berpindah dan memunculkan tangga yang gelap menurun kebawah.
Miya menoleh pada Lesley, Layla, dan Harley. Ia tersenyum meyakinkan, lalu ia berlari turun terlebih dahulu diikuti ketiganya."Rafaela, munculah.." batin Miya sebelum lenyap dari pandangan.
"Siall!! Dia tidak boleh kabur!!" Teriak Argus marah, dia hendak berlari namun keburu diubah menjadi kucing oleh Molina.
Iya, Nana yang summon. Pinter.
Gusion memanfaatkan celah tersebut untuk menyerang Argus tapi nahas dia malah terkena pedang monster itu saat dia sudah kembali normal.
Berhasil menghalangi penghalang-penghalangnya dia tersenyum mengejek."Healing prayers for you!"
Tiba-tiba Rafaela muncul dengan seberkas sinar yang menyilaukan.
Dengan sekali cahaya dia menyembuhkan Alucard dan Gusion sehingga mereka kembali bangkit dan memasang kuda-kuda."Rafaela!" Seru Argus kaget, "kau.. kau.."
"Argus.. hentikan semua ini." Ujar Rafaela lembut, "lupakan semua ambisimu."
"Tidak akan! Memangnya apa yang akan kau lakukan untuk menghentikanku?!" Bentak Argus.
"Jika aku harus melawanmu, aku akan." Ujar Rafaela, terdengar nada sedih di dalamnya.
Argus menyeringai dan berkata, "silahkan! Jika itu maumu."
Tanpa banyak bicara, Alucard menebas Argus. Itu hanya memberinya sedikit luka, mereka mulai bertarung lagi.
Namun Argus yang licik, dia menyerang Rafaela sehingga tidak ada yang bisa menyembuhkan dua pria itu.~~
"Sialan kau, Chang'e." Teriak Eudora sebal.
"Eh? Aku tidak ada salah." Cengir Chang'e, "BIU!BIU!BIU!"
Eudora tumbang, lalu disebelahnya Karrie mengikuti. Tampak Karina mengibaskan pedangnya, ia telah melepas Spider Lilynya.
"Pertarunganmu belum selesai kakakku sayang." Suara itu mengejutkan Karina.
"Selena.." gumamnya pelan, ia membalikan wajahnya. Tampak sang adik tersenyum padanya.
Bukan senyum ramah.. tetapi senyuman membunuh.
"Kau.. tidak perlu bertarung, Selena." Ujar Karina.
"Eh? Kenapa? Padahal aku sudah haus.. akan darah.." mimik wajahnya mulai menyeramakan. "Bau darahmu.. sepertinya lezat.."
"Dengar Selena!" Seru Karina, ia menyuruh Chang'e pergi dengan tangannya. "Apapun yang terjadi.. aku tidak akan membunuhmu!"
"Ha..? Padahal aku sangat ingin bertarung denganmu.." ujar Selena. "Kau takut? Padaku..? Baiklah, katakan halo pada kematian!"
Karina mengatupkan matanya, namun tiba-tiba debu merah muda menutupi pandangannya.
Zrak! Zrak!
Setelah debu merah muda itu menghilang, ia melihat tubuh Selena sudah terkapar.
"Natalia, apa yang kau lakukan?!" Teriak Karina, ia mendekati adiknya yang telah hilang itu. "Aku kehilangan dia! Lalu menemukannya dan menyaksikan kematiannya! Kau gila?!"
"Tidak." Natalia muncul dari passivenya. "Itu adalah tindakan terbaik. Ayo, lainnya butuh bantuan kita."
Satu persatu anak buah Argus roboh. Kagura melempar payungnya dan merobohkan Cyclops, Balmond juga tak sadarkan diri setelah ditinju Chou, Bane roboh oleh Hayabusa dan Lancelot, Odette dan Nana berhasil membuat Franco sekarat, namun Martis, Moskov, Minotaur, Gord dan Helcurt masih dapat bertarung maksimal.
"Hairstylist!" Dengan gusar Gusion melepasnya.
Bahkan Rafaela melepas Biomedicnya. Argus benar-benar sulit dikalahkan.
Namun pepatah 'Setinggi-tingginya tupai melompat dia akan jatuh juga' terbukti, Argus berhasil lepas dari tiga orang itu dan masuk melewati pintu kuno.
Eternal Evilnya memang menyeramkan, membuat penyerangnya itu tidak bisa berkutik.
Alucard mendesah kesal, namun dibarengi oleh sakit luar biasa yang merambat di sekujur tubuhnya dan juga Gusion.
Rafaela masih telalu lemah untuk menyembuhkan, dia beristirahat sejenak dilantai marmer yang sudah retak-retak akibat pertempurannya."Aku percaya.. aku percaya.. Miya berhasil.. aku percaya!" Teriak Alucard dalam hati.
BRUAGHH!!!
Lantai berderak kembali, lalu dari dalam Argus muncul beserta Eternal Evilnya yang aktif. Bersamaan Miya, Layla, Lesley, dan Harley yang muncul dengan luka-luka.
Anak-anak buah Argus yang masih hidup tersenyum senang, bahkan mereka tertawa.
Nyala merah dari tubuh Argus menyala terang, dan didalam genggaman monster itu sebuah lencana kupu-kupu ungu bersinar-sinar. Dia tertawa penuh kemenangan sementara Miya menatapnya penuh permusuhan."Apa yang terjadi?!" Seru Alucard seraya bangkit menghampiri Miya yang terengah-engah.
"Pusaka Miya.. berhasil direbut." Sahut Lesley, wajahnya was-was walaupun penuh luka dan peluh.
"Apaaaa???!!!!" Teriakan Alucard, Gusion, Rafaela, dan Freya menyatu.
"Tidak mungkin! Bagaimana bisa..?!!" Seru Alucard tidak percaya. "Sial!"
CRASS!!!
Lencana itu terpecah dengan sekali genggaman menjadi serpihan, sinarnya meredup tinggal kerlipannya saja.
"Heh, lebih mudah daripada yang kubayangkan." Kekeh Argus, ia tetap melayang-layang di udara.
"Hehehe, kita tidak akan terkalahkan!" Seru Martis puas.
"Jika kau tidak lengah." Tukas Tigreal, ia menusuk perut Martis dan ia roboh seketika.
"Hohoho, jadi.. para pengkhianatku berkumpul? Hilda dan Tigreal.. apa kalian kembali untuk bergabung? Aku masih menerima kalian." Ujar Argus meremehkan.
"Tidak, tidak sama sekali." Ujar Hilda mantap, "kami datang untuk membantu Tuan Putri Miya melenyapkanmu!"
"Nyali yang bagus." Kekeh Argus. "Serang mereka anak-anakku. Aku akan mengatasi Moonlight Archer dan Demon Hunter ini."
"Kau Demon Hunter?!" Tanya Layla kaget.
"Iya." Jawab Alucard, ia memasang kuda-kuda.
"Pantas kayak nggak biasa." Gumam Harley, ia memutuskan bergabung dengan Nana. "Space Escape!"
Lesley menatap Miya mantap yang dibalas sama mantapnya.
"General Rosa!" Serunya, lalu berkamuflase dan ikut menyerang.
---
Ps : lagi galo ;-; aku up dua kali aja, udah lagi ujian akhir, putus sama pacar gara-gara dia malah jalan sama cw lain -_- 'kan taik itu namanya -_-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon Elf [Complete]
FanficKehidupan Miya yang biasa-biasa saja sebagai gadis cantik yang cerdas berubah semenjak kedatangan anak baru itu, Alucard. Dibantu sepupu-sepupunya, dan sahabatnya ia berusaha menemukan jati diri sebenarnya yang terkubur bersama masa lalunya. Apa Miy...