"Sial!" Umpat Alucard sambil membanting gelas minumannya ke meja.
"Whoa.. whoa, woles man. Aku juga merasakannya, apa kita harus melaporkannya pada Tigreal?" Lancelot menenangkan Alu yang sedang marah.
"Katakan saja.. 'kau memang tidak waras, dia berhasil memiliki pasukan seperti Helcurt?! Dimana matamu selama ini?!' Kalau dia menanyakan komentarku." Sahut Alucard.
"Lance." Bisik Odette di telinga pacarnya, "dia PMS?"
"Dia cowok, sayang." Lancelot nggak nyantai, "mana mungkin lagi PMS."
"Ih, aku 'kan lagi bercanda." Odette cemberut.
"Bukan waktunya untuk bercanda." Alucard berkata dingin, cukup membekukan Odette. "Siapkan armada udara, kalau memang kita harus mundur kita akan mundur sambil membawa Putri Miya dan orang-orang yang dianggap perlu ke akademi di Land of Dawn."
"Baik, Alu." Odette segera mengutak-atik layar transparan didepannya.
"Miya.. Miya.. berjaga-jagalah kumohon."
Sementara itu dirumah Miya..
"Aku pulang.." Harley melepaskan jaket hitamnya di gantungan dekat pintu.
"Sore sekali?" Ejek Lesley.
"Ya beda yang pulang siang, aku 'kan masuk siang gara-gara kakak. Terus, kalau kakak masuk-pulang jam biasa juga jam segini!" Harley mengeluarkan pembelaan dirinya.
"Nggak ngerasa tuh." Senyum Miya yang muncul dari tangga, "nganter Nana dulu ya? Udah berapa lama? Kok kami nggak dikasih tau, PJ 'tuh harus di lunasin."
"Aaah! Kalian kakak-kakak tau darimana?" Harley berseru kaget, sampai sosis saus tomat yang diambilnya jatuh ke seragam putihnya dan juga celana marunnya.
"AAHH!! BAJU PUTIH! SAOS TOMAT!" Lesley berseru, "HATI-HATI KALAU MAKAN, SUSAH TAU BERSIHINNYA!!" Ia menjewer telinga Harley.
"Eyaaaww!!! Sakeeettt!!!" Harley mengaduh, "kakak sih ngomong gitu, 'kan kaget!"
"Kamu juga, baru tahun pertama udah pacaran. Kakakmu ini dan Miya aja belum punya, awas kamu kalau macem-macemin Nana.. kakak gak segan buat menggorok leher lembutmu adikku s.a.y.a.n.g..." Lesley mendeliknya dengan pandangan super dingin dan tajam.
"Ya.. kakak 'kan jones, kalau Kak Miya sih emang nggak peka jadi susah nyari pacar." Ujar Harley polos.
"Kamu ini dibilangin malah.. Hei sini kamu!" Seru Lesley mengejar Harley berputar-putar di meja pantry.
Miya tertawa renyah dari tangga, melihat tingkah keduanya. Lalu ia teringat akan perkataan Layla.
"Cepat atau lambat, sepupu-sepupumu harus tahu. Mereka bisa membantumu."
"Erm.. Les, Har? Aku harus memberi tahu kalian sesuatu." Miya berkata kemudian, memutuskan memberi tahu mereka sekarang.
"Tinggal ngomong aja." Harley yang masih dikejar berseru polos.
"Helow, ini penting, urgent, attention please!" Miya menghentikan kejar-dan-dikejar antara Lesley dan Harley.
"Ayo ke kamar Lesley aja yang kedap suara." Bisik Miya.
"Harus ya bisik-bisik. Kayaknya seru nih, yok." Lesley tersenyum, lalu menaiki tangga bersama mereka.
Miya pun menceritakan masa lalunya yang baru di ingatnya sedikit pada keduanya secara perlahan, (nggak di tulis karena panjang plus bikin ngantuk, pokoknya tahu 'kan gimana masa lalunya? Sip).
"J.. jadi? Kak Miya.. seorang elf bulan?" Harley terkesiap.
"Aku membayangkan diriku menjadi seorang putri.." Lesley langsung membayangkan, "maksudku, kau 'kan punya darah bangsawan.. kami sepupu-sepupumu masuk daftar bangsawan dong.."
"Bisa dibilang begitu sih.." Miya menjawab, sweatdropped. "Tetapi aku masih tidak tahu bagaimana cara masuk ke Kastil Bulan, bahkan aku hanya ingat saat aku benar-benar menjadi putri elf bulan sejati!"
"Whoa.. dan seperti yang katamu.. Alucard mengetahui itu dan membutuhkanmu berarti.." Lesley bergumam.
"KAU DALAM BAHAYA BESAR!!" Seru kedua sepupunya.
"Bahaya? Bahaya apa?" Miya bertanya yang dibalas tepukan jidat keduanya.
"Kau.. diperlukan untuk membasmi 'monster' itu, dan sepertinya 'monster' itu juga mengincarmu. Makanya Alucard selain menginginkan agar kamu mengingat masa lalumu dan dia ingin kamu memenuhi ramalan itu, dia melindungimu juga tahu kalau begitu ceritanya!" Cerocos Lesley sebal.
"Oh.. baru tahu aku.." Miya mengangguk-angguk. "Bagaimana aku mengingat potongan masa laluku lagi? Mana mungkin malam ini aku kebetulan mengingat lagi."
"Iya sih.. bakalan susah." Harley menyahut, "tapi tenang saja, kak.. kami selalu ada dibelakangmu. Kakak juga walaupun kami dibelakangmu jangan lengah! Pastikan busur-panahmu selalu ready in every-condition. Kakak juga harus selalu berjaga-jaga!"
"Kalau bisa, selalu berada di dekat temanmu oke?" Lesley ikut-ikutan menasihatiku.
Miya tersenyum, dan mengangguk. Kadang dua sepupunya ini memang tukang gulat, tapi mereka selalu sepikiran soal apa yang mereka hadapi, kepribadian juga mirip, bahkan sama-sama over-protective padanya.
Sore itu, Lesley dan Miya belajar untuk ujian H-2. Tentu saja mereka belajar lebih keras, lihat soal ujian H-1nya aja udah bikin sakit kepala.. (Lesley sih yang sakit kepala, Miya mah nggak). Harley? Tentu ia sibuk pacaran sambil belajar dikamarnya, sementara Lesley dan Miya belajar di kamar Lesley yang bersih.
(Kebalik? Oh tidak, Miya rajin bersihin rumah dan kamar sepupu-sepupunya tapi kamar sendiri sih biarin aja, punya sendiri plus privasi ini.. kecuali dipakai Nana ia akan segera bersihkan lol!)"Tuanku.. aku telah menyuruh Moskov untuk memimpin penyerangan." Helcurt berkata pada tangannya.
"Dimana kau?" Suara dingin berseru dari situ.
"Jauh dari orang-orang dan kota, di bawah tanah. Menelepon tuanku dalam kegelapan." Ujarnya.
"Bagus, kerja bagus. Kau tidak boleh terlalu sering terlihat oleh orang-orang, atau mereka akan mencurigaimu dan perang dimulai sehingga tidak mengejutkan lagi. Suruh pasukanku dan Moskov menyerang saat matahari berada di ubun-ubun bumi!" Suara dingin itu memerintahkannya.
"Apa tidak terlalu cepat tuanku?" Helcurt berkata.
"Jangan bantah lagi perkataanku, gadis elf itu satu-satunya ancaman yang kita miliki. Kita harus segera melenyapkan napasnya." Sahut suara dingin itu.
"Dimengerti, Tuan Argus." Helcurt mengepalkan tangannya dan bayangan Argus segera lenyap menjadi abu.
Keesokan siang..
"Siang, Alucard." Senyum Miya pada Alucard di atap setelah ujiannya selesai dan menunggu jam pulang.
"Siang juga, tuan putri." Alucard berkata dingin, ia tetap membaca novelnya. "Kau mengingat sesuatu semalam?"
"Tidak, erm.. bisakah kau berhenti memanggilku 'tuan putri'? Aku sedikit risih akan itu." Miya meringis.
"Baiklah." Alucard membalas pendek.
"Hey.. Land of Dawn itu seperti apa?" Tanya Miya.
"Sebuah kota." Jawab Alucard.
Baru saja Miya akan melontarkan pertanyaan lagi, tiba-tiba langit yang cerah tiba-tiba dipenuhi aura gelap.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon Elf [Complete]
أدب الهواةKehidupan Miya yang biasa-biasa saja sebagai gadis cantik yang cerdas berubah semenjak kedatangan anak baru itu, Alucard. Dibantu sepupu-sepupunya, dan sahabatnya ia berusaha menemukan jati diri sebenarnya yang terkubur bersama masa lalunya. Apa Miy...