Alucard melompat-lompat dari berbagai tumpuan kayu ke kayu lain yang belum hangus. Api yang membesar menyulitkannya apalagi Moskov yang ternyata masih di situ berusaha melemparkan tombaknya kepada Alucard, namun Alucard berhasil menghindar dengan mudah karena kegesitannya.
Api menjalar dan seperti ingin menyentuh tubuh mungil Miya yang tak sadarkan diri, namun badan Alucard yang tegap dan besar melindunginya."Alu! Ayo cepat! Kau pasti bisa!" Seru Odette dari kejauhan.
"Dia pasti bisa, Det. Dia kuat, mana mungkin dia tidak bisa keluar tanpa menggendong Putri Miya?" Bisik Lancelot mengomeli kebolotan pacarnya.
"Oh iya-ya, waduh habis ini aku akan digaplokin Alu! Lance, tolong aku!" Odette memekik.
"Iya.. iya.. apa sih yang nggak buat kamu?" Lancelot menjawil hidung Odette dan sukses membuatnya memerah.
Seperti perkataan Lancelot, Alucard berhasil membawa Miya dari kobaran api walaupun dengan keadaan tidak sadar karena terlalu banyak asap yang dihirupnya.
Alucard melompat memasuki pesawat dan membaringkan Miya di sebuah kasur yang empuk dan nyaman yang sudah di siapkan oleh Layla."Tutup pesawat! Berangkatkan cepat!" Perintah Alucard.
Pesawat itu mendesing halus dan meningalkan akademi ML-prep yang hancur terbakar. Alucard langsung menyuruh Lesley dan Layla merawat Miya dengan telaten dan sedikit ancaman, dan sebenarnya ancaman itu sia-sia karena mereka pasti melindungi Miya karena mereka tahu dia seorang Putri elf bulan. Tak lama, setelah luka-lukanya pulih Miya mulai siuman. Lesley dan Layla menghampiri ruang rapat pesawat itu untuk makan siang, karena saat mereka mau makan siang minions, Moskov, dan Helcurt malah menyerang mereka.
"Aku dimana, Alu? Apa aku sudah mati?" Miya bertanya pada manusia dihadapannya.
"Kau selamat, kau akan dibawa ke tempat yang aman. Akademi asliku." Jawab Alucard, "kau sudah enakkan?"
"Ya, terima kasih sudah mengkhawatirkanku." Senyum Miya manis, "walaupun bersifat dingin, terkadang kau hangat juga ya?"
"Apa..? M.. mana mungkin, aku tidak pernah hangat kepada perempuan." Ujar Alucard tergagap, hatinya berdebar mendengar pujian Miya.
"Benarkah? Oh maafkan aku yang terlalu cepat mengambil kesimpulan." Miya berkata polos.
"Aku akan ambilkan makan siang untukmu, atau tidak perlu?" Tanya Alucard.
"Tidak perlu, aku sudah kenyang. Saat aku menghampirimu aku sudah makan." Jawab Miya.
Alucard menganggukan kepalanya, lalu duduk di sebelah ranjang Miya. Ia tersenyum kecil, lalu menepuk-nepuk poni Miya dengan tatapan khawatir yang tidak diketahui Miya.
Miya 'kan nggak pernah peka sama cowok."Kau ingin tahu 'kan Land of Dawn kota yang seperti apa?" Senyum Alucard, "kau akan melihatnya beberapa jam ke depan. Jarak dari kotamu kesana jauh, tetapi untuk ke Kastil Bulan tidak jauh."
"Benarkah? Wah.. tetapi tentu saja akan sulit memasuki sana. Kastil pasti sudah dikuasai oleh kegelapan jika monster yang kau maksud itu sudah menyerang." Kata Miya.
"Begitulah.." Alucard memandang Miya lembut, (tunggu, abadikan ia memandang Miya dengan lembut. Catat juga harinya! Momen unforgetable banget, nah sep). "Kamu satu-satunya harapan yang dimiliki rakyat elf." Ujar Alucard.
"Bulan..?" Miya bermaksud melanjutkan tapu dibalas gelengan Alucard.
"Tidak hanya elf bulan yang tinggal di Kastil Bulan yang berjaya hampir 500 tahun, bermacam-macam elf berasal dari sana." Jelas Alucard. "Wilayahnya sangat luas, kastilnya sangat indah dan menawan. Aku bertanya-tanya kapan aku bisa kesana, dan.. Tigreal menjawab pertanyaanku."
"Tigreal?" Tanya Miya.
"Kepala sekolah, dia yang mengutusku, Lancelot, dan Odette." Ujar Alucard.
"Lancelot dan Odette juga sepertimu? Wah, aku baru tahu.. tapi menyenangkan juga bisa dilindungi." Cengir Miya.
"Seharusnya kau risih sih, tapi apa daya." Alucard menghela napas melihat keanehan Miya, "kau tidak pernah risih oleh orang-orang lain."
Miya nyengir, "omong-omong apa jawaban Tigreal tentang keinginanmu ke Kastil Bulan?" Tanyanya.
"Nanti kuceritakan. Ayo, sudah jam 3 sore. Semua yang disini harus ke ruang rapat, mereka harus tahu apa yang terjadi sebenarnya." Alucard bangkit dari bangkunya.
"Mereka? Siapa saja?" Tanya Miya.
"Mereka yang selamat dari serangan Moskov dan Helcurt, dua panglima monster menyebalkan itu. Bruno, Chou, Karina, Fanny, Natalia, dan Clint. Tenang saja, dua sepupumu selamat juga sahabatmu." Ucap Alucard.
"Aku tahu itu, aku sudah lihat siapa saja yang masuk pesawat." Sahut Miya dongkol, "ya sudah, aku sudah enakan kok. Aww!" Miya memegangi tumitnya yang masih sakit karena terbakar tadi karena tidak terlindungi.
"Masih sakit 'kan? Makanya jangan bandel." Ejek Alucard santai.
"Ish, bantuin kek ta apa gitu." Miya cemberut sambil menggembungkan pipinya.
"Ya sudah, sini kubantu." Alucard menggendong Miya dengan cepat ala bridal style. Miya kaget, hatinya berdebar-debar, wajahnya memerah.
"Nggak gini juga kalii!!" Seru Miya, mengalungkan tangannya pada leher Alucard sambil ketakutan, "gimana kalau kamu tiba-tiba jatuhin aku? Gimana kalau aku jatuh? Gimana kalau.."
Cup
Alucard mencium bibir Miya perlahan tanpa sadar, supaya Miya berhenti berteriak ketakutan. Namun dia sendiri juga terkejut atas perlakuannya.
"Ka.. kamu..?" Miya tergagap setelah Alucard menjauhkan wajah tampannya dari wajahnya.
"Maaf reflek." Alucard menyahut, "makanya jangan ngomel terus oke?"
Miya menurut, wajahnya merah padam panas, jantungnya berdebar-debar. Alucard melangkahkan kakinya menuju ruang rapat dimana teman-temannya sudah menunggu, mereka semua menatap keduanya yang baru masuk.
"Kamu terlambat, Alucard." Kata suara dibalik kursi seberangnya.
"Maaf, Tigreal. Miya baru saja siuman." Alucard berkata.
"Apa tidak sopan memanggil kepala sekolah hanya dengan nama? Tidak pakai Mr.. atau Pak?" Bisik Miya.
"Itu sudah biasa." Balas Alucard.
"Duduklah, dan saya akan menceritakan segalanya yang tidak diketahui oleh kalian semua." Kursi itu berbalik, tampak wajah Tigreal yang dingin dan tegas.
"Bruno, Chou, Clint, Karina, Fanny, Natalia, Layla, Lesley, Harley, dan Nana. Sebelumnya saya akan memperkenalkan diri. Saya Tigreal, kepala sekolah akademi internasioanl untuk heroes Land of Dawn dan semenjak akademi kalian hancur, secara otomatis kalian pindah ke akademi ini." Ujar Tigreal.
"Kami membayar?" Chou bertanya.
"Tidak, karena akademi ini berdiri untuk memusnahkan kejahatan. Sekaligus untuk melatih mereka yang sebenarnya berbakat seperti kalian yang sampai detik ini bisa bernapas walaupun perang yang sulit barusan terjadi, namun tidak diketahui dan menerjunkan mereka ke perang kebaikan dan kejahatan yang akan dimulai tidak lama lagi." Jawab Tigreal, "dan.. kita bisa berhasil hanya jika.. Putri Moonlight Archer Miya ada dan mau memenuhi ramalan yang ada padanya."
---

KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon Elf [Complete]
FanfictionKehidupan Miya yang biasa-biasa saja sebagai gadis cantik yang cerdas berubah semenjak kedatangan anak baru itu, Alucard. Dibantu sepupu-sepupunya, dan sahabatnya ia berusaha menemukan jati diri sebenarnya yang terkubur bersama masa lalunya. Apa Miy...