Part 6

2K 128 1
                                    

Alucard POV :

Aku tidak mengerti kenapa Tigreal menyuruhku ke tempat yang luar biasa suram ini. Setahuku, dia hanya menyuruhku pergi dalam sebuah misi.
Menemukan elf bulan terakhir yang hidup. Putri dari Raja elf bulan, Miya.
Aku sudah berhasil, tetapi Tigreal malah menyuruhku mengawasi dan menjaganya sambil tetap menyembunyikan idetintas asliku.
The demon hunter.
Yah, aku tidak selalu keberatan tentang tugas-tugas dari Tigreal. Dia adalah raja, aku hanya mematuhinya. Namun dia harus merasakan penderitaan ini!
Masuk sekolah dan kelas ala-ala nyanyi kur! Sambil mengawasi Miya sih.
Namun, tugasku untuk membawanya masih sangat sulit. Aku harus membangkitkan kenangan masa lalunya, yaitu saat jiwa elfnya berada dan keluarganya yang dibunuh oleh monster keji itu. Argus.
Sebuah keajaiban dia bisa selamat.

"Alucard, tolong jangan melamun saja. Catat material ini ya." Seru sang guru dari podium kelas padaku.

Aku mendengus perlahan, mulai mencatat materi tak berguna itu dengan malas-malasan. Aku adalah seorang fighter-assassin terlatih, aku sudah tahu betul bermacam-macam dasar tersebut dengan lancar. Apalagi tempatku berlatih adalah tempat lulusnya para assassin tangguh yang dikenang sepanjang masa.
Ini akan menjadi misi paling membosankan yang pernah ada.

~~

Miya menggigit-gigit pena birunya, menandakan ia sedang mencerna setiap materi yang diberikan itu. Namun tiba-tiba sekelebat kata tentang elf muncul di kepalanya dan mengingatkannya tentang perkataan Alucard tadi sebelum istirahat.

"Kau adalah seorang elf bulan yang tersisa di muka bumi dan aku membutuhkanmu."

Miya menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha menghilangkan perkataan itu. Mana mungkin dirinya seorang elf, cuping telinganya tidaklah lancip, ia hanya seorang pemanah yang cukup ulung, tidak ada tanda-tanda dirinya seorang elf.
Dia memutuskan untuk fokus pada pelajaran, sementara Layla sudah tertidur ditutupi badan Clint didepannya yang cukup besar.
Sekali lagi, bel pulang sekolah menyelamatkan kelas boring itu.

"Miya! Miya! Ng.. aku ada kado untukmu, apa kau mau?" Clint berkata pada Miya saat ia masih membereskan ranselnya.

"Kado? Aku 'kan tidak ulang tahun." Kata Miya.

"Aku 'kan lupa memberimu kado ulang tahun pada ulang tahunmu yang ke-15 kemarin.." ujar Clint mencari alasan.

"Kamu kasih kok, lucu lagi. Boneka kucing warna cokelat muda, tapi Layla suka banget sama boneka itu jadi kuberikan padanya." Balas Miya polos.

"Buatku saja kalau susah amat bilangnya buat PDKT." Gerutu Layla yang sudah siap pergi dengan tas ransel cokelatnya.

"La, jangan to the point banget lah!" Gerutu Clint.

"Yah, kesebut nih! Gajadi ngasih nih yaah, PHP." Sahut Layla menyulut emosi Clint.

"Halah, beda sama yang ditaksir Bruno. Dia nggak berani nembak, beraninya nembak gol aja!" Balas Clint.

"Oh iya, beda yang tembakannya lebih kecil daripada cewek!" Balas Layla lebih keras.

"Kok.. jadinya berantem? Eh?" Miya berkata pelan, yang tidak digubris keduanya sama sekali.

"Kecil-kecil cabe rawit week!" Balas Clint lebih keras lagi.

"Iya! Yang punyanya cabe-cabean sih!" Balas Lalya lebih keras lagi.

"Apa kau bilang?!" Seru Clint.

"Cabe-cabean! Napa?!" Seru Layla.

"Kamu yang cabe dasar cabe pirang!"
"Ngaca! Kamu juga pirang! Koboi macam apa yang bisanya teriakin cewe! Pantes Miya nggak suka sama kamu!"
"Pantes! Yang suka si Bruno! Cewenya teriak-teriak mulu gini!"
"Beda sama yang nyatain terus udah ditolak berkali-kali masih berani PDKT!"
"Nantangin?!"
"Iya! Playboy!"
"Oke! Mau berapa cewe lagi? Termasuk kamu hah?!"

Miya hanya dapat memamerkan wajah sweat-dropped yang sangat manis. Ia memutuskan mengendap-endap menuju pintu kelas dan meraup kemerdekaannya dari teriakan dua orang itu.

"Tidak secepat itu, nona bulan."

Oh, yang benar saja. Kenapa dia harus memanggilnya sekarang? Disaat ia harus melarikan diri?

"Ya? Alucard? Ada perlu apa?" Tanya Miya selembut mungkin.

"Berikan aku nomormu." Jawabnya.

"Eh?" Kata Miya kikuk.

"Cepat, aku akan menjelaskan semuanya di chat." Ujar Alucard dingin.

"Baiklah." Ucap Miya sambil memberikan nomornya dan beranjak kabur, di saat itu ia melihat Lesley berjalan ke gerbang bersama Natalia, Karina, dan Fanny.

"Les!" Panggilnya pada sepupunya.

Yang dipanggil itu menoleh, lalu tampak ia berpamitan pada 3 sahabatnya itu sesama assassin lalu menghampiri Miya dan mengajaknya pulang. Ia menanyakan Layla dan Odette yang dijawab singkat oleh Miya 'sedang urusan pribadi sendiri-sendiri'. Lesley mengangguk-angguk dan berjalan menyusuri trotoar bersama Miya, mengejar bus dan ke rumah mereka.

"Urm.. Les.." Miya memecahkan keheningan. "Apa kau mempercayai adanya yah.. aku tidak tahu mungkin seperti.. elf..? Peri.. dan lainnya?"

"Iya, kenapa?" Kata Lesley.

"Nanya aja ehehehe, sana lanjut tidurnya." Cengir Miya.

Lesley menggelengkan kepalanya, sedikit kesal karena Miya telah mengganggu tidurnya yang tadi sudah bermimpi indah.
Miya merengutkan wajahnya sedikit, masih memikirkan perkataan Alucard.
Apa dia dikirim dari suatu asosiasi?
Apa dia dikirim oleh karena misi?
Kenapa harus Miya sasarannya, duh rumit jadinya..
Miya mengacak poninya, membiarkannya berantakan sambil mengadahkan kepalanya.
Miya mengalungkan handuk di lehernya, rambutnya yang panjang dan masih basah terurai dan meneteskan air.

"MAKANYA JANGAN BEGADANG!" Teriakan Lesley menggema sampai nembus pintu kamarnya.

"Eeiiyaa ampun, Kak. Nggak sengaja!" Seruan Harley juga mendominasi. Sepertinya dia sedang dimarahi oleh kakanya itu.

Miya terkekeh pelan setelah menyisir rambutnya, lalu ia turun ke bawah berniat melerai adik-kakak itu.
Jadi, Lesley itu memarahi adiknya karena membolos sekolah. Adiknya dan Nana itu masih duduk di tahun pertama, sementara dirinya dan Miya di tahun ketiga, dan sebentar lagi menempuh ujian terus lulus!

"Ada apa Les? Har?" Miya terkekeh pelan sambil mengambil gelas di lemari dan mengambil air putih.

"Ini nih, aku di marahin sama Kak Lesley gara-gara aku bolos hari ini. Padahal Nana juga dan tambahan, Kak Lesley juga sering terus pas aku bilang begitu Kak Lesley malah nyubit aku. Sakit lagi!" Jelas Harley panjang lebar.

"Ya makanya jangan begadang, Harley." Ucap Miya spontan.

"AH! GATAU AH, KAK MIYA SAMA KAK LESLEY SAMA AJA! NGGAK ADA YANG BELAIN AKU!" Seru Harley sambil berderap naik setelah menyelesaikan cucian piringnya.

Drrt! Drrt! Getaran dari saku celana Miya.

~Alucard~
Kau harus bisa mengaktifkan wujud
Elfmu.. Miya

---

The Moon Elf [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang