Part 32

1.5K 124 19
                                    

Layla POV :

Yah, kini Miya, Alucard, dan Lesley sudah memerangi Argus yang masih melayang tak jauh dari lantai.
Untungnya juga ada Rafaela, dia membantu menyembuhkan ketiga orang tersebut jika mereka terluka.

Sepertinya tugasku bukan membantu mereka, tapi membasmi minions sialan inu yang pernah menyerang kami waktu itu. Mereka cukup menganggu walaupun tak terlindung oleh anak-anak buah Argus yang sibuk bertarung dengan Lancelot, Odette, Kagura, Hayabusa, Harley, Nana, dkk.

Baiklah, mari kita mulai.
Aku menembaki mereka satu-persatu, dan sialnya mereka semakin banyak dan mengerubutiku dan juga menguras energiku.
Untung saja tak lama kemudian mereka mulai berkurang, namun energiku benar-benar terkuras dan lelah. Aku terjatuh, bahkan sampai bazookaku terguling menjauh dariku.

Sial, malah saat-saat ini minions-minions itu bermunculan dan mereka sangat kuat. Aku tidak bisa melawan, bazookaku terguling jauh dari jangkauanku.

Zyut! Dor! Dor! Dor! Dor!

Aku merunduk, membiarkan tembakan-tembakan itu mengenai minions-minions, setelah kurasa aman aku melihat ke belakangku.

Clint! Dia meniup pucuk senapannya yang kiri dan berasap dengan santai.

Cih, ternyata masih ada minions yang hidup dan akan menyerang Clint dari belakang!

"Clint! Be..!" Teriakanku terhenti.

Dor!

Tanpa berbalik badan, dia menembaknya melalui pundaknya dan langsung tepat sasaran.
Keren sekali! Ia mengambilkan bazookaku dan menghampirku. Sial, kenapa tidak dari dulu aku menyukainya?!

"Harusnya kau tidak sendirian menghadapi mereka, La." Seringainya, sambil membantuku berdiri. "Baiklah, itu baru gelombang satu. Bagaimana jika aku bergabung melawan gelombang dua?"

Aku tersenyum mantap dan mengangguk.
Kami mulai menembaki mahkluk-mahkluk menyebalkan itu, hingga saling memunggungi.
Kuakui, itu hal paling baperable yang pernah kulakukan dengannya selain ke pesta dansa bersamanya dan jalan-jalan bersamanya. Bahkan akhirnya kami berbalik badan untuk berpindah tempat menembak, aku berlutut untuk menembaki minions dari bawah yang membelakangi Clint dan Clint sebaliknya.

Jujur, aku sangat mengakui.
Dia KEREN banget sekarang, dan kalau perang ini sudah berakhir aku akan cerita pada Miya.
Tetap. Dia tidak boleh merebutnya dariku.

~~

"UHUG!!" Rafaela jatuh, dari mulutnya tersimbah darah segar. Dia tak mampu melanjutkan perang untuk sementara, pedang Argus berhasil menusuknya.

"Whrilling smash!" Seru Alucard, ia cukup melukai Argus namun Argus meregrenerasi begitu cepat.

"Demonic Grip!" Argus mengirim serangan balasan, dia menarik Alucard dan menebas-nebas badannya sampai badan pemuda tampan itu jatuh dan terguling.

"Alucard!" Teriak Miya, dirinya berhasil membekukan Argus.

"Break the Limits!" Gusion bergabung setelah menyerahkan lawannya, Balmond pada Hilda untuk membantu melawan Argus.

Bisa juga, sekalian modusin Lesley dengan cara melindunginya mungkin (?).

Gusion menyerang Argus dari belakang dan Lesley menembak Argus sambil berkamuflase.
Miya juga mengaktifkan Turbo Stealthnya dan Fission Shot berbarengan. Cukup membuat Argus kelimpungan, namun lagi-lagi dia mampu meregrenerasi dengan cepat.

"Kalian terlalu cepat 100 tahun untuk mengalahkanku!" Teriak Argus meremehkan, "Eternal Evil!"

Argus langsung menebas-nebaskan pedangnya membabi-buta sehingga membuat Lesley dan Gusion terluka lalu terjatuh, namun Miya berhasil menghindar.

"Kh.. khkk.. khk!" Lesley mulai batuk darah, sementara Gusion sudah sangat lemah. "Aa.. ku tidak akan bi.. sa la.. gi, Gu.. sion. A.. ku mem.. ang lemah." Ia menangis, ucapannya terbata.

"Break the limits, lampaui batasmu. Ayo, kita berjuang sampai kebenaran ditegakan." Ujar Gusion, ia memeluk Lesley yang terbaring lalu berdiri. "Kita pastikan, mahkluk itu tiada lagi."

Sekejap, Lesley memerah.
Namun, dirinya kembali mengangguk mantap ia berdiri lagi dan mengokohkan kakinya. Begitu pula Gusion.

Sementara itu, Hilda berhasil merobohkan Balmond sambil bercucuran air mata saat membunuhnya.
Boleh diketahui, keduanya adalah sepasang kekasih sebelum akhirnya Hilda meninggalkan Argus.
Harley juga berhasil membuat Gord pusing, apalagi Nana yang terus-terusan mengerjainya dengan Molina. Minotaur juga sudah mati oleh Hayabusa dan Lancelot.
Moskov juga sudah kelimpungan oleh Natalia yang ngilang-ngilang terus, Chang'e yang menyulut emosinya, dan Pharsa, apalagi Helcurt yang sekarat gara-gara Fanny, Saber, dan Freya.

(Hei-hei mana yang lainnya? Istirahat, mereka capek lah..) /plak.

Gubrak!!!

Akhirnya Lesley tumbang, tubuhnya penuh luka dan memar. Disusul oleh Gusion dan Alucard, hebatnya Miya selalu lolos dari serangan Argus. Entah dia hoki/pro.

"Nah.. hahaha, sekarang kau sendiri." Tawa Argus, "kau tidak punya harapan lagi selain menyerah atau aku akan membunuh Demon Hunter ini.."

"Tentu saja tidak! Aku masih.. punya satu harapan!" Seru Miya.

"Apa itu? Meminta pengampunanku? Ah.. kupikir aku terlalu baik untuk menerima itu, mungkin aku hanya akan membunuhmu dan semua selesai.." tawa Argus. "Ah.. mari kita mutilasi sepupumu mungkin? Untuk membuatnya mati dalam penderitaan.."

Argus tertawa kejam, Eternal Evilnya berakhir dan dia berdiri ditanah sambil menendang tubuh lemah Lesley di lantai.
Argus tertawa lagi.
Namun satu yang dia tidak tahu, saat ini Miya emosi berat. Ia memasukan tangannya kesaku celananya, dan menggenggam sesuatu dari situ. Berpendar-pendar, berwarna ungu.

"Akan kutunjukan padamu Argus." Katanya, suara berat dan dingin. Ia megatupkan matanya. "Bahwa kejahatan, tidak akan pernah mengalahkan kebenaran."

Miya membuka matanya.
Matanya bersinar biru, sangat terang. Ia mengangkat genggaman tangannya, dan berteriak.
Lesley membuka matanya perlahan, begitu pula Gusion dan Alucard.
Mereka semua terpaku, melihat aksi Miya tersebut.

"MODENA BUTTERFLY!"

Dibukanya genggaman tangannya, sebuah lencana ungu yang sangat indah berpendar-pendar indah dan melayang. Lencana itu mengeluarkan cahaya yang sangat menyilaukan, dan membanjiri ruangan itu.
Cahaya itu bahkan menyembuhkan Lesley, Gusion, Rafaela, dan Alucard.

"Bagaimana mungkin?! Bukankah aku sudah menghancurkannya?!" Teriak Argus frustasi, ia menahan gelombang energi yang penuh disitu.

Miya menurunkan tangannya, angin mulai mendesir hebat. Mengangkat tubuh Miya dan membuatnya melayang, sepasukan kupu-kupu ungu muda keluar dari lencana tersebut bersama cahaya putih, lalu melingkupi tubuh Miya.
Freya tersenyum, sangat puas.

"Wujud legendaris Putri Miya, Modena Butterfly." Gumamnya, terdengar oleh Zilong.

"Jadi, kau benar-benar malaikat pelindung Miya hm?" Goda Zilong.

"Itulah aku, dan tugasku." Senyum Freya.

"Yah, andai aku punya malaikat cantik sepertimu untuk jadi pelindungku." Gombal Zilong, sukses membuat Freya mengeluarkan semburat merah.

"A-apaan sih!" Seru Freya, menyembunyikan wajahnya. "Udah ah, aku mau membantu mereka."

"Ya ampun, aku cuma berandai-andai. Fre, nggak usah gitu juga." Kekeh Zilong saat Freya memukuli lengannya. "Gak usah, kalo si Miya udah gitu mah mending mereka bertiga aja."

"Kenapa sih? Bilang aja kamu nggak bolehin." Sahut Freya tajam, "kamu juga bukan pacarku atau siapa-siapaku!"

"Mungkin aku bukan pacar, tapi aku peduli sama kamu. Nggak rela aku liat kamu luka sedikitpun." Ujar Zilong, ia menyeringai jahil.
Gombalannya berhasil membuat Freya takluk sodara-sodara, mari kita nobatkan dia sebagai penakluk wanita :v.

Cahaya yang menutupi tubuh Miya mulai memudar, dan Miya memijakan kembali kakinya dilantai. Tampak oleh semua yang disitu, tampak dari seorang Modena Butterfly yang sangat cantik.
Bahkan Alucard sampai terpaku, melihat seorang yang dicintainya begitu cantik dan elegan dihadapannya. Dia bisa mengakui hal itu.

---

The Moon Elf [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang