Part 20

1.6K 116 16
                                    

Natalia POV :

Aku paling benci perhatian.
Yah, mungkin untuk saat ini aku harus melepaskan kebencianku. Teman-temanku berkumpul dan selalu memperhatikanku, tck.

"Hei, Nat. Makan siang?" Fanny menawarkan padaku.

"Trims, nggak usah. Aku kenyang, tadi aku sarapan banyak." Tolakku.

Fanny mengangguk, lalu meninggalkanku disini dan bergabung dengan mereka.
Mungkin dia akan membangunkan Saber juga, merepotkan.
Jatuh cinta itu merepotkan.
Aku tidak mengerti kenapa gadis seperti Fanny.. yang awalnya sepertiku dan Karina bisa jatuh cinta.

"Ternyata ada juga ya, yang melewatkan jam makan siang untuk melamun." Suara berat membuyarkan lamunanku.

"Tigreal." Sambutku pada kepala sekolah satu itu.

"Serasa teman seangkatan huh?" Senyum pria itu padaku, ia duduk di barisan bawah.

"Begitulah." Sahutku.

"Ada yang salah?" Tanyanya.

"Tidak." Jawabku.

"Kau sudah dengar tentang pesta dansa natal?" Tanyanya lagi.

"Sudah." Jawabku lagi.

"Irit sekali kau berbicara." Komentarnya.

"Trims." Sahutku.

"Siapa pasanganmu? Chou?" Tanyanya.

"Lebih baik aku memakai baju badut daripada bersama orang itu. Tsk." Ujarku, terkekeh sedikit.

"Tidakkah memalukan?" Tanyanya.

"Ya, mungkin memalukan." Ujarku.

"Kau tahu guru juga memilih pasangan diantara murid-murid?" Dia berkata.

"Hn." Jawabku.

"Baiklah, Natalia. Datanglah bersamaku, aku hanya menolongmu supaya tidak memakai baju badut." Kekeh Tigreal.

"Tsk, tidak perlu repot-repot Tigreal." Sahutku, terkekeh. "Tetapi jika kau memaksa, baiklah."

Tigreal tersenyum miring, ia menyuruhku makan. Tetapi aku menolak.
Ia memaksaku!
Aku menurut, bukan karena takluk. Tetapi karena dia kepala sekolah, dan orang yang akan pergi bersamaku ke pesta dansa.

~~

"Les."
"Lesley!"
"Ikan Lelee!!"

"Apaan sii?" Gadis berkepang itu membalikan kepalanya, memandang pemuda yang memanggilnya terus.

"Ck, PMS." Kekeh pemuda itu.

"Heh tuan-micin, aku lagi nggak PMS ya! Kenapa kamu menggangguku membidik?" Ujar Lesley kesal.

"Yee.. nggak sadar waktu dia." Kekeh Gusion.

"Makan siang 'kan? Males." Lesley mendecak, meneruskan bidikannya.

"Hai Lesley! Gusion!" Miya berseru.

Lesley mendecak, sebal.
Gagal lagi ia hendak membidik, pertama karena Gusion, kedua karena Miya.
Ia membalikan badannya, sambil tetap menggenggam riffle panjangnya.
Pandangannya tertuju untuk pertama kalinya semenjak dari hologram minions kepada.. Gusion.

"Ugh, kenapa harus dia yang menjadi mentorku.." batin Lesley kesal.

"Makan semuanya?" Tawar Miya, menunjukan kantong kentang goreng ditangannya.

"Wah, trims Miya! Aku lagi lapar!" Dengan semangat, Gusion meraup kentang goreng.

"Les? Makan? Harley mencemaskanmu lho.." Miya menoleh padanya.

"Nggak ah." Lesley menolak.

"Kau juga diet seperti Alu?" Tanya Miya.

Gusion menyemburkan kentang goreng dimulutnya, lalu menenggak soda yang ia beli sebelumnya.
Ia terbahak-bahak, bahkan Alucard yang datang barusan dan mendengar perkataan Miya tertawa renyah. Sementara yang ditanya mengeluarkan rona merah.

"Kau tidak apa-apa, Gusion?" Tanya Miya khawatir, "kenapa kamu selalu tertawa kalau mendengar kata diet?"

"Dia senang menyindir orang, begitu saja." Alucard menjawab, sedikit-dua dikit rasa tidak suka terkandung didalamnya.

"Oh." Miya menanggapi, "kamu diet? Kok kamu nggak kasih tau aku, Les? Tega kamu.."

"Eeh, sembarangan aja kamu ngomong nona-polos. Aku nih mau nambah berat badan malah, cuma males makan selalu ada padaku!" Elak Lesley.

"Oh." Miya menanggapi lagi, "kentang, Alu?"

"Nggak, makasih. Tadi 'kan kita udah kesana." Alucard menggelengkan kepalanya.

Pletak!

"Kamu juga nih, ganggu orang lagi latihan aja." Lesley menjitak kepala Gusion.

"Ampun, nona-PMS." Gusion berpura-pura menyembah, padahal dalam hatinya tertawa.

"Apa katamu?? Tuan-gojek?" Lesley menjitak kepala Gusion lagi, mereka pun kejar-kejaran.

Miya dan Alucard menggelengkan kepala mereka, kompak sih tumben.
Melihat dua insan dihadapan mereka bertengkar layak anak kecil, kalau buat Miya sih sudah biasa lihat Layla sama Odette. Tapi, ya aneh aja pas lihat Lesley yang biasanya tsundere jadi begitu kalau sama Gusion.
Alucard? Bener nanyain kabarnya? Okelah, dia udah nggak bisa ngapa-apain lihat temennya begitu. Nggak kenal.

"Siswa dan siswi sekalian, harap berkumpul di aula. Sekali lagi, harap berkumpul di aula. Ada pemberitahuan dari Kepala Sekolah Tigreal tentang acara tahunan pesta dansa natal tahun ini, terima kasih."

"Tsk, merepotkan." Alucard mendengus mendengar pemberitahuan itu.

"Jangan cari masalah, Alu sayang. Yuk ah ke aula." Senyum Miya, sementara pemuda di hadapannya sudah deg-degan lagi.

"Kami masih mau berantem, nanti kasih tau pemberitahuannya ya?" Lesley berseru pada Miya.

"Aku juga ya!!" Gusion ikutan.

"Oke, dah!" Senyum Miya sambil menarik lengan Alucard.

Alucard mengikuti langkah Miya, ia tersenyum miring. Meninggalkan dua orang yang masih kejar-kejaran di atap itu.

"Huaa!!"

Miya berseru berbarengan dengan dua orang adik kelas yang nyaris bertubrukan dengannya.

"Kak Miya!"
"Harley! Nana!"

Mereka tertawa, sementara Alucard tidak mengerti di bagian mana ia harus tertawa.

"Ngapain kalian kesini?" Tegur Miya lembut.

"Kami pikir kalian tidak mendengar pengumuman." Terang Nana.

"Dengar kok, nggak usah repot-repot. Sana." Alucard membalas.

"Kakakku?" Harley menyelidik.

"Dia.. erm.. belajar! Ya belajar!" Miya berusaha berbohong.

"Wah, dia ingin sepertiku dan kakak sepertinya. Beneran?" Harley terkekeh.

"Bener. Suer. Yuk." Miya meyakinkan Harley lalu pergi bersama mereka, sementara Alucard sebal karena mereka seperti mengganggu saat berduanya dengan Miya.

---

Ps : Buat para shipers Aluya jangan berkecil hati soalnya di ceritaku ini si Miyanya nggak peka, terus aja baca sampe end. Kita lihat, apa mereka bakal happy ending atau sad ending. Xoxo.
Untung aku nemu wi fi di sini dan nyicil pas nunggu flight, bisa up deh sekali-dua kali ehehehe.

The Moon Elf [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang