3 minggu kemudian..
Langit mulai menampakan gelapnya, cahaya temaram dari aula mengindahkan suasana malam.
Salju yang dingin berhembus..Kebiasaan lu thor, baca puisi /plak
Tampak murid-murid berpasangan mulai memasuki aula, tidak ada penampakan Zilong, Chou, maupun Roger. Tiga serangkai itu mungkin sudah digiring untuk memakai baju badut (?) Entahlah.
"Kau tahu Lesley? Kau sangat lama!" Gusion menggedor pintu asrama Lesley.
"Tsk, baru aku mau keluar!" Lesley menggerutu sambil menutup pintu asramanya, "kau tahu 'kan gaun susah untuk dipakai!"
"Les, duluan aja! Kalau Alucard datang biarin juga! Shu shu daripada berantem!" Seru Miya dari dalam.
Gusion terkekeh mendengar teriakan Miya, sebenarnya Alucard sudah menunggu di situ. Namun apa daya, sang Putri belum keluar sih.. cian.
"Cantik." Gumam Gusion sambil memandang Lesley.
"Apa?" Lesley menatap Gusion tidak percaya.
"Kamu cantik kalau pakai gaun." Senyumnya lembut.
Alucard berdeham, Lesley memalingkan wajahnya menyembunyikan rona merah.
"Miya syalalan! Gara-gara kamu suruh pakai gaun ini aku jadi salting 'kan depan Gojek!" Batin Lesley.
Gaun selutut berwarna biru-tua itu bermodel pendek di depan, dan panjang dibelakang, untuk menambah hangat sebuah rompi biru-tua yang tebal menutupi bagian atasnya dan boots sepaha berwarna hitam-kebiruan menghiasi kakinya.
Rambutnya? Seperti biasa saja, kalian tahu seperti apa 'kan? Oke.
Semburat merah masih muncul di kedua pipi Lesley saat Gusion membalikan wajahnya."Kami duluan deh." Lesley gelagapan, sementara Gusion tersenyum. "Dah Alu. Omong-omong jas yang bagus."
"Jasku tidak dipuji, Les?" Protes Gusion.
"Iya-iya bagus!" Lesley terkikik geli, Gusion cemburu sepertinya.
~~
Alucard POV :
Miya lama sekali..
Sepuluh menit, lima belas menit, sampai dua puluh menit. Dia belum keluar juga."Maaf aku lama ya?" Sebuah suara gadis mengusik perhatianku.
Tch, hanya Lolita dan Bruno yang duluan. Aku serasa menunggu sesuatu yang sangat langka, lama sekali!
"Eh? Sejak kapan kau disini?" Suara gadis kembali mengusikku.
Aku mendongak, kali ini beneran Miya.
Gadis itu memakai sebuah flare dress berwarna biru-muda semata kaki yang berkilauan, pita-pita mungil menghiasi kelimannya. Sepatu bot semata kaki berwarna biru-muda, sarung tangan senada juga terpasang, rambutnya seperti biasa yang kulihat sehari-hari bersamanya."Sejak setengah jam yang lalu." Ujarku.
"Maaf membuatmu menunggu begitu lama, Alucard." Tersirat perasaan menyesal terkandung di situ.
"Tidak apa-apa, belum terlambat kok." Senyumku, entah kenapa aku hanya ingin tersenyum dan tertawa didepan gadis ini.
"Yah, untung saja.. mau pergi sekarang?" Tanyanya.
"Oke." Kataku, lalu menggandeng tangannya.
Rasanya hangat.
Aku merasakan sesuatu yang sangat menyenangkan, sesuatu yang tidak kurasakan untuk beberapa tahun lamanya.
Kami tiba di aula, aula telah dihiasi warna-warna biru yang indah, salju-salju bohongan menghiasi langit-langit, pohon natal besar yang berwarna-warni terpajang di panggung."Cantik sekali.." komentar gadis di sebelahku.
"Sudah biasa setiap tahun seperti ini." Balasku.
"Miya! Alucard! Kalian datang bersama?" Suara Layla mengganggu sekali.
"Halo, Layla! Wah, jadi.. kau dengan Clint?" Sapa Miya, "PJ.."
"Erm.. kau cantik sekali Miya!" Ujar Layla sambil berkeringat dingin, mengganti topik pembicaraan.
"Wah, terima kasih.. kamu juga cantik dengan gaun emas itu. Sutra.. wow, dibeliin sama Clint ya?" Seringai Miya.
"Kamu nyadar nggak kalau kamu ngomong ke aku semua tentang Clint?" Layla protes, "kamu udah punya Alucard!"
"Iya, aku udah punya Alucard. Kalau kamu 'kan punya Clint!" Seru Miya polos.
"Astaga, hentikan kepolosanmu sekarang Miya!" Layla menepuk poni Miya dan mengacaknya.
"Laa!!" Miya menggerutu sambil merapikan poninya, sementara yang dipanggil tertawa lepas.
"Eh itu Natalia!"
"Wow, cantik banget ala penari Persia!"
"Tigreal ngajak dia?"
"Beruntung banget ya ampuun."Miya dan Layla serempak mendongak, tampak Tigreal berpakaian cokelat dan disampingnya nampak Natalia dengan sebuah topeng kucing yang sangat cantik bertemakan penari Persian.
Tigreal berjalan dengan gagah menuju panggung, pantas saja Natalia langsung dibilang beruntung.."Sambut tiga badut kita tahun ini." Tigreal berkata dengan tegas, ciri khasnya.
"Roger, Zilong, dan Chou!" Natalia yang berseru.
Tersingkaplah tirai beludru biru dibelakang mereka, tiga orang malang berpakaian badut dan dandanan yang menor muncul disertai gelak tawa.
Srriing...!!
Tiba-tiba Miya merasakan sesuatu memanggilnya keluar, ia mengerjapkan matanya. Sepertinya teman-temannya, bahkan Alucard tidak merasakannya.
"Alu, aku mau keluar dulu ya?" Miya izin pada Alucard ditengah keramaian pesta.
"Perlu kutemani?" Tanya Alucard.
"Tidak perlu, sebentar saja kok. Oke?" Senyum Miya sambil berlari kecil menuju pintu keluar.
Miya menoleh ke kanan, tampak seberkas cahaya kecil dari lorong itu. Ia mengikuti cahaya itu. Tampaklah seorang valkyrie yang sangat cantik berdiri di situ.
"Putri Miya, terima kasih sudah meluangkan waktu menemuiku." Sapa valkyrie itu.
"Em.. apakah sesuatu yang memanggilku itu.. anda?" Miya bertanya sopan.
"Akulah itu, valkyrie yang diutus ayahmu untuk menjagamu dari kecil. Freya, mungkin kau lupa." Ia tersenyem tipis, bahkan nyaris tak kelihatan.
"Benarkah? Lalu ada apa kau kesini?" Tanya Miya.
"Peringatan, kau perlu secepatnya ke Kastil Bulan. Argus, dia mencari pusakamu itu. Kau harus mendapatkannya sebelum dia mendapatkannya, kau tahu dimana bukan? Atau kau masih lupa?" Ujar Freya.
"Tidak, aku sudah tahu. Omong-omong soal Kastil Bulan, bagaimana kabarnya?" Ujar Miya.
"Buruk, sangat buruk. Argus menguasainya, kau tahu bukan Lolita seorang elf?" Freya bercerita dan dibalas anggukan Miya, "dia selamat, karena dia sedang belajar disini saat penyerangan. Tetapi dia bukan elf bulan, hanya elf biasa."
"Tapi aku kesini bukan hanya untuk memperingatkanmu." Senyum Freya, kali ini terlihat sedikit.
"Lalu?" Tanya Miya.
"Mengawasimu, tentu saja. Aku akan berada disini sampai kita akan pergi ke Kastil Bulan." Ucap Freya.
"Eh? Mereka akan mengenali wujud valkyriemu, Freya." Sahut Miya khawatir.
"Aku bisa menyamar." Balas Freya.
Dengan sekali jentikan jari, sayap keemasan Freya menghilang. Armornya berganti dengan sebuah gaun kekuningan yang sederhana tapi indah.
"Kau tampak cantik Freya." Puji Miya.
"Terima kasih, tetapi aku tidak begitu terbiasa dengan gaun." Keluh Freya, "ayo kembali, mereka bisa curiga."
Miya tersenyum, menggandeng tangan Freya menuju aula yang indah.
Tepat setelah mereka masuk, sebuah bayangan hitam muncul. Helcurt."Aku terlambat, tidak ada kabar yang berarti, membosankan. Tigreal.. apalagi yang kau sembunyikan?" Gerutunya sebelum menghilang lagi.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon Elf [Complete]
FanfictionKehidupan Miya yang biasa-biasa saja sebagai gadis cantik yang cerdas berubah semenjak kedatangan anak baru itu, Alucard. Dibantu sepupu-sepupunya, dan sahabatnya ia berusaha menemukan jati diri sebenarnya yang terkubur bersama masa lalunya. Apa Miy...