Part 29

1.4K 104 26
                                        

"Hohoho.. Pharsa? Tumben masuk lewat pintu depan?" Wanita berwajah menyeramkan itu terkekeh.

"Lalu kenapa?" Tanya Pharsa jutek.

"Hm.. biasa saja sih, jarang saja kulihat kau lagi setelah Tuan Argus selalu melewati gerbang ini dengan Nona Alice." Ujarnya.

"Tsk, apa hubungannya?" Sahut Pharsa.

Sementara dua wanita itu berdebat, di dekat situ lebih tepatnya semak-semak bersembunyilah tiga sosok yang sudah gusar karena kebacotan mereka yang hqq.
Apalagi yang sosok kuning itu, sudah keki dan nggak sabar lagi.

"Banyak bacot." Gumam Freya, dia langsung menyerang wanita penjaga pintu itu dengan sekali pukulan.

Rupanya wanita itu seorang mage.
Dengan mudahnya, Freya membuatnya tak berkutik. Pharsa langsung memandangnya judes, padahal ia mau membuat wanita itu marah dulu. Sudah lama dia tidak melakukan itu.

"Apa?" Tanya Freya sambil memainkan pedangnya saat menyadari tatapan judes itu ditujukan padanya.

"Tidak sabaran sekali." Gerutu Pharsa lalu mendecak, "sudah lama aku tidak mempermainkan Eudora."

"Terlalu ngebacot." Sahut Freya dingin.

"Halo? Apa kita akan masuk? Atau tetap bersembunyi?" Miya berseru dari balik semak-semak.

"Duh semut lagi, gatal." Gerutu Chang'e.

Sekali lagi, Pharsa mendecak.
Freya memutar bola matanya, lalu mereka segera menyelinap dengan cepat kedalam. Lagi-lagi ada penjaganya, Gord. Dengan mudah lagi, Freya menjatuhkannya.
Apa yang dilakukan Miya dan Chang'e?
Mereka hanya menonton, lalu lewat seakan-akan mereka orang penting.

Elah, emang orang penting sih.

Kemana sebenarnya tujuan mereka?
Yang tahu hanya Miya, mungkin Chang'e juga. Tapi kita semua juga tahu sodara-sodara, kita akan menuju ruang singgasana.
Iya, langsung mencoba untuk menuju ruangan rahasia itu. Tentu saja ada Argus dan Alice, cukup sulit untuk dialihkan walaupun Pharsa yang melakukan.

"Apa yang kau katakan Helcurt?! Kau bodoh! Kenapa kau tidak melakukan apa yang kukatakan saja?!" Gelegar suara Argus mengejutkan keempatnya.

"Ruang singgasana! Atau, tempat tersembunyi dekat sini cepat! Pasti Argus akan meningkatkan keamanan." Bisik Miya mengomando, lalu berlari tanpa tujuan mencari ruang-tak-berpenjaga.

Tumben anda pintar nona Miya /plak.

"Sayang.. tahan amarahmu.." ujar Alice dengan nada menggoda, terdengar oleh Pharsa yang membuat darahnya mendidih.

"Maafkan saya, Tuan Argus. Saya ceroboh, namun putri itu telah kembali bersama valkyrienya. Apa yang harus kita lakukan?" Helcurt berlutut dibawah tangga singgsana.

"Tentu saja tingkatkan keamanan! Putri elf itu satu-satunya ancaman yang kita punya! Dia tidak boleh masuk kesini!" Bentak Argus, "pastikan, tidak ada yang menyelinap masuk walaupun seekor semut pun!"

"Ya, dia terlambat. Sang putri, sudah disini." Kekeh Chang'e, "omong-omong apa Kak Roger akan datang Kak Miya?"

"Eh? Entahlah, mana kutahu?" Tanya Miya balik. "Kau rindu dengannya?"

"Justru aku takut padanya." Ujar Chang'e sambil nyengir.

"Ah.. sayangku, rilekskan dirimu ya? Kamu tahu? Kamu adalah yang paling tampan kalau kau tersenyum.." ujar Alice, terdengar oleh Pharsa.

Tidak, dia tidak suka pada Argus. Dia benci saja kalau mendengar suara Alice sedang menggoda pria.
Satu kata, menjijikan.

"Kau selalu membuatku senang, Aliceku.." Argus melunak, ia takluk oleh perkataan Alice.

The Moon Elf [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang