TWENTY THREE - A Surprising Decision.

208K 12.7K 925
                                    

"Kenapa? Marah? Belva bukan punya lo, ya. Jadi gue masih berhak."
-Angga.

***

"KENAPA? Sekarang lo mau jadi cewek gue?"

Belva tergelak, rasanya ingin mencubit dirinya sendiri untuk memastikan bahwa ini bukan mimpi.

"MAU!"

Nathan tertawa kecil, lalu menggelengkan kepala, "Serius? Jangan salahin gue kalau gue khilaf ya."

Belva membulatkan matanya lalu meninju lengan Nathan pelan, "Gila! Cowok kerdus! Mesum! Nggak jadi kalau gitu!" 

"Gue cuman bercanda." Belva terdiam, menunggu Nathan untuk menjelaskan semuanya. Tapi, cowok itu hanya diam, masuk kedalam rumah yang memang terlihat sangat sepi.

Nathan menaruh tasnya di atas meja lalu melepas sepatunya. Cowok itu menatap Belva yang kini duduk di atas sofa.

"Yuk ke kamar aja."

Belva melongo, "Ngapain, njir! Nggak usah aneh aneh bisa nggak, sih!?" Cewek berambut sepunggung itu melempar bantal sofa hingga mengenai wajah Nathan.

Air muka Nathan berubah datar, kesal sekaligus gemas dengan tingkah Belva, "Jangan negatif terus. Gue nggak bakalan doyan."

Nathan segera menaiki anak tangga, meninggalkan Belva yang tidak enak sendiri. Mengapa dirinya terus berpikiran negatif? Ia takut Nathan sama seperti adiknya, Gibran.

Belva memutar kenop pintu kamar Nathan, membuat seseorang yang berada di dalam menoleh.

"AAAAAK!" Belva menutup matanya terkejut melihat Nathan yang bertelanjang dada. Otot cowok itu benar benar terlihat jelas di penglihatannya.

"Ck. Nggak usah sok nutup. Lo tetep ngintip, kan?" Nathan tertawa kecil, melihat Belva yang menutup kedua matanya dengan tangan yang memang merenggang dan tidak menutup rapat.

Belva menurunkan tangannya ketika Nathan sudah memakai kaos hitam polos yang sangat pas di tubuhnya, sehingga masih bisa menyetak jelas otot Nathan.

"Sebentar." Belva mendekat, memegang pergelangan tangan Nathan dan menekan otot cowok itu dengan heran.

"Ini asli kan? Lo nggak niup otot kan?"

Nathan menaikkan sebelah alisnya, tak mengerti. "Niup otot? Maksudnya?"

"Masa nggak tau? Itu yang ada di Spongebob."

Nathan memutar bola matanya, gemas dengan pertanyaan yang tidak masuk akal itu, "Lo terlalu banyak nonton kartun."

Nathan duduk di atas karpet bulu, lalu dengan cepat menyambungkan kabel play' stationnya.

"Eh, gue mau main dong, Kak." Belva menaruh tasnya di atas lantai lalu duduk di sebelah Nathan.

Belva memang tak pernah bermain ini sebelumnya. Jadi jangan heran jika ia tak tahu apapun. Ia hanya diam saat layar menampilkan sebuah permainan yang entah apa namanya. Mungkin seperti permainan berkelahi? Atau perang?

"Eh, ceweknya seksi banget, sih? Ih, bajunya ampe ngetat gitu. Mau nyabe dimana mbaknya?" Nathan tersenyum kecil melihat Belva yang seperti berbicara pada pemeran permainan.

"Tapi dia banyak di sukain laki laki." Imbuh Nathan membuat Belva menoleh.

"Kalau gitu gue mau jadi kayak dia, Kak. Biar lo suka gitu sama gue?" Nathan terdiam, lalu menggeleng perlahan.

"Tapi gue lebih suka diri lo yang sebenernya," Belva tersenyum senang.

"Tapi, lo terlalu datar kayaknya." Kini Belva mengerucutkan bibirnya kesal.

My Cold Boyfriend (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang