THIRTY TWO - Belva yang Berbeda.

152K 8.7K 301
                                    

Dalam sebuah hubungan pasti selalu diiringi masalah. Jika tidak, maka hubungan tersebut seperti mie instan tanpa micinnya, hambar.

•••


"

KENAPA? Kok diem?" Angga menatap kearah Belva yang masih diam mematung. Menatap tak biasa ke arah lembar foto tersebut.

"Dia.. yang lo maksud? Cewek ini?"

"Iya. Lo nggak nyambung juga dari tadi?"

"Lo serius?"

Angga mengangguk, "Kenapa? Kok muka lo kayak udah kenal cewek ini aja."

'Itu gue, bodoh!' batin Belva menjerit kesal.

"Kenapa lo harus benci sama cewek yang nggak bersalah kayak dia?" Elak Belva kesal karena tak percaya ternyata benar ia yang menjadi objeknya.

"Nggak bersalah? Lo tau darimana? Jelas jelas dia udah berusaha bunuh gue!"

"Tapi lo belum ada bukti kan?!" Belva bergetar hebat, dirinya kesal, sedih, senang, bingung secara bersamaan.

Angga terdiam, berusaha mengendalikan dirinya dan menghela nafas pelan, "Oke. Jangan bahas itu."

Setelah itu, semua tak berani mengeluarkan suara, hening.

***

"Dia udah berusaha bunuh gue."

Kata kata itu terus mengiang di pikiran Belva seperti kaset rusak. Dimana ia terus berulang kali terlempar kemasa lalu dan berusaha keras mengingat jelas kejadian yang terjadi dimasa lampau.

"Jadi.. Angga.. sahabat gue?"

"Tapi kenapa dia bilang gue mau berusaha bunuh dia?"

"Kenapa, sih? Apa yang sebenernya terjadi?"

Belva menatap laci putih yang berada di hadapannya, cewek itu membukanya dan mengobrak abrikan segala macam benda yang ada di dalam berusaha menemukan sesuatu.

Matanya berbinar melihat selembar foto yang sama persis dengan yang di tunjukkan oleh Angga. Dadanya bergemuruh keras menahan sesak yang tidak bisa di tampung lagi.

Angganya.. masih hidup.

Selama ini ia mencari sosok cowok itu kemanapun. Memikirkannya sampai dirinya saja tidak terurus. Lalu, salahkan ia jika sangat bahagia sekarang karena cowok itu telah di temukan? Bahkan tanpa disengaja.

'Berarti dia benci gue? Gimana kalau dia tau kalau gue ternyata sahabatnya?' batin Belva meronta meminta jawaban dari semua kejadian ini.

"Gue harus meluruskan semuanya."

Baru saja cewek itu ingin mematikan lampu kamarnya, dering ponsel menyambut di gendang telinga Belva.

Nathan.

"Halo?"

"Kenapa belum tidur?"

"Kenapa telepon?" balas Belva cepat tanpa membalas pertanyaan orang di sebrang sana.

"Kenapa belum tidur?" ulang Nathan.

"Ck. Kan kamu telepon."

"Aku cuman mau cek. Boleh minta sesuatu?"

Belva menautkan alisnya, sebenarnya Belva sedang tidak mood berbicara kali ini. Perasaannya seakan terbang kemana mana. Pikirannya melayang entah kemana.

"Apa?"

"Nyanyiin aku."

Belva menghela nafas pelan, "Aku nggak bisa nyanyi."

My Cold Boyfriend (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang