THIRTY THREE - Belva, What Happened?

142K 8.8K 226
                                    

Kaca itu di pakai bukan cuman buat liat sisi baik lo doang. Tapi juga liat sisi buruk lo.

•••

"LIAT? Sesuatu yang nggak gue pengen terjadi sekarang." Nathan duduk di atas kursi putih yang memperlihatkan taman besar di belakang rumah Fara.

Fara yang duduk di sebelah cowok itu menghela nafas, "Ya kamu tau lah bunda kayak gimana."

"Gue udah punya pacar. Gue nggak bisa dan nggak akan mau ngelakuin apa yang bunda mau."

Fara terdiam, terhenyak dan berpikir secepat ini Nathan berubah. Nathannya yang dulu sangat menyayanginya dan sekarang sangat membencinya. Ia tak tahu, sebenarnya salah apa dia selama ini?

"Aku salah apa, sih? Bahkan aku nggak ngerti kenapa kamu ninggalin aku gitu aja."

"Lo punya kaca, kan? Ngaca sampe lo puas dan tau apa kesalahan lo." desis Nathan menyorot tatapan penuh kebencian lalu bangkit berdiri dan melenggang pergi dari sana.

Nathan memacu motor nya dengan kecepatan tinggi tak tahu arah. Nathan berulang kali berdecak kesal ketika banyak pengendara lain yang membunyikan klakson karenanya.

Nathan menghela nafas mengingat perkataan Bella. Bagaimana bisa wanita itu mengatakan hal seperti itu? Bagaimana jika semua orang tau hal ini? Tidak, dia tidak akan membiarkan itu sampai terjadi.

Motor sportnya terparkir rapi di depan rumah sederhana bercat biru laut. Ia turun dari sana dan melihat Fanny yang tengah menatap halaman dengan hamparan bunga serta selang air di tangannya.

"Pagi, Tante." Sapa Nathan lalu mencium tangan Fanny.

"Nathan? Kenapa dateng pagi pagi gini?"

"Belva nya ada?"

Fanny menautkan alisnya, "Loh, Belva baru aja pergi."

"Pergi? Sama siapa? Kemana?"

"Loh, kamu nggak tau? Tadi dia pergi sama temennya. Cowok juga. Dia bilang udah ngasih tau kamu."

Lagi lagi amarah Nathan mulai memuncak secara perlahan mendengar berita ini. Belva lah yang ingin ia lihat di pagi ini setelah ia bertemu dengan segala masalah di rumah Fara. Tapi, malah kekecewaan yang ia dapat.

"Ya udah, Tante. Makasih." Tanpa banyak berpikir, Nathan pergi meninggalkan kediaman Belva dengan hati kesal yang sangat melubuk di hatinya.

***

Nathan menatap ponselnya berulang kali, berharap mendapat pesan yang menyenangkan dari kekasihnya, Belva.

Matcha hangat yang bertengger manis di depannya sudah tak lagi memberikan rasa hangat. Disinilah Nathan, disebuah cafe dekat sekolah.

Matanya menyorotkan kesedihan, kesepian, dan kebingungan. Rasanya ingin marah tapi tak tau harus bagaimana. Ingin berteriak tapi ia tak mau memperkeruh suasana.

Sungguh, ia sangat tidak mau bertengkar dengan Belva, lagi.

BRAK!

Matcha yang ada di atas meja itu sedikit tumpah karena Nathan memukul meja dengan tiba tiba. Semua pengunjung kafe menatapnya heran. Bagaimana tidak? Cowok itu kacau, linglung, dan menyedihkan.

"APA YANG KALIAN LIAT!?" bentaknya dengan wajah sangar membuat beberapa pengunjung langsung tertunduk dan membicarakannya dengan suara berbisik.

Nathan menjambak rambutnya kuat kuat lalu mulai mengatur nafasnya yang tak beraturan. Kembali di lihatnya ponsel yang kini sudah menunjukkan pukul 11 siang. Tapi Belva belum juga memberi kabar, padahal Nathan sudah mengirimkan pesan dua jam lalu.

My Cold Boyfriend (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang