I Met Him

8.2K 474 5
                                    

Sudah satu minggu aku bekerja di bagian kitchen, ternyata memegang posisi barista lebih melelahkan dibandingkan dengan juru masak. Dulu kupikir bekerja di kitchen akan lebih berat, karena kau sepanjang hari hanya akan berkutat di dalam dapur dan tak melihat pelanggan. Itu sebabnya aku meminta Jeremy untuk memindahkanku ke kitchen, padahal karena aku ingin menghindari Julian, tapi yang Jeremy tahu adalah karena aku ingin meringankan tugas pekerjaanku.

Sudah seminggu aku memang tak pernah melihat wajah Julian. Tapi Roxy mengatakan padaku bahwa selama 3 hari pertama aku bekerja di kitchen, Julian selalu datang. Tapi mulai keesokan harinya, pria itu sudah tak pernah datang lagi hingga hari ini.

Aku selalu merasa jijik setiap membayangkan wajah Julian, tapi bodohnya disaat yang bersamaan, bisa-bisanya aku penasaran apakah Julian mencari keberadaanku? Aku kadang benci pada diriku sendiri karena seringkali pada suatu ketika aku sangat kesal mengingat Julian, tapi detik berikutnya aku bisa merindukannya.

Saat hari terakhir Roxy menginap di rumahku, Ia membelikan 2 dus susu kehamilan untukku. Aku sangat bahagia memiliki 2 sahabat yang sangat perhatian padaku seperti Roxy dan Jeremy.

Dan kalian harus tahu, saat ini Jeremy tengah mengantarku check up kehamilanku yang pertama. Dan yang kalian harus tahu selanjutnya adalah bahwa saat ini adalah jam kerja. Aku seharusnya tengah bekerja sementara Jeremy menjaga meja kasir, tapi pria itu sangat memperhatikanku sampai Ia memaksa untuk mengantarku pergi ke dokter kandungan hari ini.

Dokter mengatakan bahwa kehamilanku sudah menginjak usia 4 minggu, dan yang membuatku sangat terhibur adalah ketika dokter salah mengira bahwa Jeremy adalah suamiku. Tapi itu tak masalah, toh Jeremy pun tak menolak.

"Hey, tolong jaga keponakanku baik-baik, mengerti? Aku takkan memotong gajimu jika kau perlu istirahat dan harus off bekerja, asalkan janinmu itu baik-baik saja."

Aku tersenyum hangat mendengar ucapan manis Jeremy. Pria itu kini mengalihkan pandangannya ke jalan untuk fokus mengemudikan mobilnya dan kami menempuh perjalanan kembali ke cafe.

Oh iya! Satu hal lagi, semenjak Jeremy tahu bahwa aku hamil dan pindah bekerja di kitchen, aku selalu pulang pukul 5 sore namun terkadang jika pelanggan sedang sangat ramai, jadwal pulangku bisa mundur menjadi jam 6 sore. Dan setiap langit sudah gelap, Jeremy pasti menyempatkan dirinya meninggalkan cafe untuk sekedar mengantarku pulang ke rumah.

Mengapa semua orang sangat baik padaku?

Kurasa Tuhan memberikan keadilan karena di satu sisi aku memiliki Julian yang begitu tak berperasaan padaku namun di sisi lain aku punya sahabat yang sangat perhatian padaku.

Author's Point of View

Julian berdiri mematung di tempatnya ketika Ia melihat Veronna turun dari sebuah mobil bersama bossnya yang Ia ketahui bernama Jeremy itu dan masuk ke dalam cafe.

Pria yang selama ini hampir frustrasi memikirkan kemana hilangnya wanita pujaannya itu akhirnya melihat kembali Veronna pertama kalinya setelah seminggu tak bertemu.

Tanpa berpikir lebih lama lagi kini pria itu segera bergegas menuju cafe dan mencari keberadaan Veronna. Tapi, nihil. Yang Ia lihat justru malah hanya Jeremy yang tampaknya baru saja mengenakan kembali atribut khas pegawai cafe.

Julian kini bertekad untuk langsung menanyakan keadaan Veronna kepada Jeremy yang jelas-jelas baru saja pergi dengan wanita itu.

"Aku pesan iced chocolate saja." Ujar Julian tergesa-gesa membuat Jeremy tampak terkejut melihat pria itu. Julian memesan minuman tanpa berpikir, karena Ia sudah tak sabar ingin mendapatkan jawaban atas keberadaan Ronna.

My Mysterious CustomerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang