I'm Weak

2.7K 224 12
                                    

Author's Point of View

Veronna mendudukkan dirinya di sebuah kursi panjang di luar cafe. Kini Ia menyandarkan tubuhnya yang lemas sambil mengipas-ngipas wajahnya menggunakan sebuah buku resep.

Keringat bercucuran di wajahnya hingga rambut yang menutupi pelipisnya basah. Kini mulai terasa, semakin hari Ronna semakin lemah. Tubuhnya sudah tak bisa bekerja semaksimal dulu.

Ronna kini mengelus perut buncitnya sambil memejamkan matanya. Bahkan berada di dalam dapur terlalu lama membuat dirinya sesak dan terasa kehabisan nafas.

Baru saja Ronna membuka kedua matanya, tapi kini Ia melihat Jeremy menatapnya dari jendela cafe. Jeremy nampak memberikan isyarat semacam, "Kau kenapa?"

Tapi belum sempat Ronna menjawab, pria itu menghilang dari jendela dan Ia yakin kini Jeremy sedang berjalan keluar cafe untuk menemuinya. Dan tepat seperti dugaan Ronna, detik berikutnya Ia bisa melihat Jeremy tengah melangkah cepat menghampirinya.

"Veronna, kau baik-baik saja?"

"Nghh, sepertinya aku tidak-- tapi, tidak apa-apa Jer."

Jeremy mengernyit mendengar ucapan Ronna yang menggantung dan tak begitu jelas.

Veronna pun bangkit dari duduk dan kini membenarkan kunciran rambutnya yang mulai berantakan. "Aku hanya merasa lemas hari ini."

Jeremy terus menatap Veronna yang tengah menguncir kembali rambutnya menjadi satu sebelum pria itu akhirnya meraih satu tangan Ronna.

"Ve, aku akan mengantarmu pulang sekarang."

"Apa? Kenapa?"

"Kau tampak tak baik, Veronna. Jangan bekerja terlalu berat, itu tak bagus untuk bayimu."

Jeremy hendak menarik tangan Ronna, tapi wanita itu menghempaskannya.

"Jer, aku harus tetap bekerja. Kau ini boss yang aneh."

Baru saja Ronna ingin membalikkan tubuhnya, namun tiba-tiba pandangannya terasa berputar dan kini Ia hanya bisa memegangi kepalanya yang sakit.

Wajah wanita itu terus saja memucat membuat Jeremy kembali menarik pergelangan tangan Veronna.

"Jeremy.. Kepalaku sakit sekali."

"Maka dari itu aku harus mengantarmu sekarang, Veronna. Ayo, kau harus pulang."

Veronna hanya dapat mendengar setengah kalimat yang diucapkan Jeremy dengan jelas karena sedetik sebelum Jeremy menyelesaikan ucapannya, seluruh pandangan Veronna menggelap dan tubuhnya tumbang di dalam dekapan Jeremy.

**

Jeremy terus melangkah mondar-mandir menunggu Veronna siuman dari pingsannya. Pria itu merasa tak tenang karena wanita yang sangat Ia sayangi kini terbaring lemah di atas ranjang tidurnya.

"Sial. Ronna, andai saja kau milikku."

Entah mengapa umpatan itu secara spontan keluar dari mulut Jeremy. Ia merasa tak berhak tapi jika boleh, Ia ingin sekali mencaci maki Julian yang tak pernah ada untuk Veronna bahkan disaat wanita itu tengah kesulitan seperti ini.

Emosi Jeremy hampir sampai di ubun-ubun jika saja suara erangan dari mulut Veronna tidak menginterupsinya.

Jeremy segera melangkah cepat memasukki kamar Ronna dan mendudukkan dirinya disamping wanita itu.

"Errrmm..." Rintih Veronna memegangi kepalanya yang masih terasa sakit.

"Ve, apa kau merasa lebih baik?"

"Jer.. Sebenarnya aku ini kenapa?" Tanya wanita itu bingung dengan kondisinya sendiri.

"Tadi kau pingsan, Ve. Dan aku langsung membawamu pulang dan memanggil dokter."

My Mysterious CustomerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang