Spoiler Alert : PART INI PENDEK, karena ada part lanjutannya (39.2)
NEXT CHAPTER PRIVATE!!!
***
Wanita itu masih saja mendiamkan Kent, ia tidak peduli tentang segala bujuk rayuan yang keluar dari mulut pria tampan itu.
"Aku minta maaf, oke? Aku tidak akan melakukan itu jika kau menurutiku, love," bujuk Kent entah untuk yang keberapa kalinya.
Alesya masih mendiamkannya. Kini mereka sudah berada di apartment Kent. Ya, sesuai kemauan Kent. Dan itulah yang membuat Alesya marah padanya.
"Ale, jangan mendiamkanku."
Alesya bergeming.
"Sugar, aku mencintaimu. Please, jangan marah seperti ini."
Alesya masih diam.
"Aku tidak suka didiamkan, sweetheart."
Alesya hanya mendelikkan matanya.
Dan kini Kent akan menggunakan jurus andalannya. Ia mendekati wajah masam wanita itu dengan senyum liciknya.
Cup..
Hanya satu detik ia mengecup bibir wanita itu. Namun, itu berhasil membuat Alesya membelalakan matanya.
"Berani sekali kau menciumku! Aku marah padamu, Kent! Kau tidak mengerti? Aku membencimu!" ujar Alesya dengan emosi membuncah seraya memukul dada Kent berulang kali. Walaupun ia tidak serius mengucapkan bahwa ia membenci Kent, namun tetap saja ia kesal pada pria itu.
Bagaimana mungkin pria itu dengan seenaknya membawanya ke apartment-nya dengan cara memaksa. Diulangi lagi, memaksa. Tentu saja itu membuat Alesya kesal setengah mati.
Kent hanya tersenyum melihat Alesya mengatakan itu. Ia tidak peduli dengan pukulan Alesya, toh itu tidak memberi 'efek' apapun padanya.
Dengan sigap ia menangkap tangan Alesya dan menahannya. Membuat Alesya menatapnya dengan kesal.
"Nah, kau sekarang sudah mengeluarkan suaramu," ucap Kent dengan kedipan matanya.
"Kau keterlaluan, Kent! Aku ingin pulang. Ke apartment-ku," ucap Alesya dengan tegas. Kent menjawabnya dengan gelengan kepala.
Akhirnya Alesya hanya dapat menghela napas. Ia kini sudah lelah untuk berdebat dengan pria keras kepala seperti Kent. Percayalah, berdebat dengan pria ini sangat membuatmu frustasi hingga rasanya ingin mematahkan leher pria itu.
Sebaliknya, Kent hanya tersenyum dengan jahil.
***
Alesya sedang menyisir rambutnya ketika Kent dengan tiba – tiba merangkulnya dari belakang. Pria itu masih memakai setelan kantornya dan mungkin memang tidak berniat untuk mandi. Sangat jorok!
"Kau sudah tidak marah lagi 'kan?" tanyanya dengan polos. Sepolos ketiak bayi yang baru lahir.
Alesya hanya menggerutu. Itu membuat Kent terkekeh geli. Pria itu masih setia memeluk wanitanya dan menghirup harum tubuh Alesya yang selalu memabukan baginya.
"Kent, ini baju tidurku yang terakhir. Kalau aku masih menginap besok, aku akan pakai apa?" ucap Alesya seraya menahan geli karena sekarang Kent sudah berada di ceruk lehernya.
"Tidak usah pakai baju," sahut Kent yang membuat Alesya menghela napas.
"Kent, Aku serius!" ucap Alesya dengan jengkel.
Kent menatap Alesya dengan tersenyum. Astaga, kadang Alesya bingung, mengapa banyak orang yang mengatakan bahwa Kent adalah pria dingin? Ya Tuhan, pria ini sangat menjengkelkan baginya.
"Besok, sebelum pulang kemari, kita ke apartment-mu dulu," ucap Kent. Tidak, itu bukan ucapan yang diinginkan Alesya. Alesya berharap bahwa Kent mengucapkan ; "Baiklah, kau bisa pulang besok jika itu yang kau mau."
Sialan!
Kini Kent membalikkan tubuh Alesya dan secepat kilat ia menyerbu bibir itu. Alesya pun dengan cepat langsung mendorong dada bidang Kent.
"Ayolah, Alesya, kau sudah tidak marah padaku lagi, bukan?" tanya Kent dnegan nada memelas.
Alesya hanya mendelikkan matanya seraya menghela napas.
"I need you right now, lovely," ucap Kent tepat di telinga Alesya.
***
See you soon...
NEXT CHAPTER DI PRIVATE!!! Karena isinya 18+ wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand By You [SUDAH TERBIT]
Romance-->SUDAH TERBIT -->PART TIDAK LENGKAP *********** "Apa yang kalian rasakan ketika semua orang lebih menyayangi kembaranmu dibandingkan kamu? sakit? dendam? benci? semua itu aku rasakan selama 21 tahun hidupku. Jika kalian bertanya a...