Chapter 44

27K 1.4K 40
                                    

"Mengetahui apa?"

Alesya sudah berdiri dengan mata yang menatap kedua pasangan itu dengan datar. Tidak perlu orang cerdas, untuk mengetahui apa yang telah mereka lakukan. Dan, Alesya tidak butuh penjeasan untuk mengetahui apa yang terjadi.

"Al—Ales—Alesya—"

Kent tergagap begitu mengetahui kehadiran Alesya yang tak terduga di apartment-nya. Harusnya ia ingat bahwa wanitanya itu akan kembali kesini pada pagi hari.

Belum juga Kent selesai dengan keterkejutannya, Alinisya segera berlari dan bersimpuh di kedua kaki Alesya. Wanita itu menangis dan berulang kali mengatakan permohonan maaf.

Alesya yang melihat itu hanya diam dan tidak berbicara apapun. Tatapan dinginnya seolah menjelaskan semua kekecewaannya. Membayangkan bagaimana adik kembarnya 'melakukan itu' dengan Kent.

"Bangun, Alinisya Safira," ucapnya dengan nada yang begitu dingin. Bahkan ia tidak mau repot – repot untuk memandang adiknya yang masih menangis tersedu – sedu. Mata Alesya masih menatap Kent dengan datar.

"BANGUN!"

Teriakan itu mengagetkan Kent juga Alinisya. Detik itu juga, Alinisya kembali berdiri dan dengan takut ia menatap wajah sang kakak. Walaupun, penglihatannya sedikit buram karena air mata yang menghalangi.

"Kak—Maafkan aku—aku—"

"Pergi," ucap Alesya memotong omongan adiknya. Ia kini menatap adiknya dengan tatapan yang tak terbaca.

"Tapi Kak—aku—"

"Pergi sekarang, Alinisya!!" bentak Alesya yang mengagetkan wanita yang di depannya. Dengan itu, Alinisya segera menjinjing sepatunya dan enggan langkah ragu keluar dari apartment itu.

"Maafkan aku," gumamnya.

Setelah Alinisya pergi dari sana, hanya tersisa Kent dan kekasihnya yang sedang menatapnya dengan datar.

"Alesya, aku bisa menjelaskan ini semua. Aku mohon dengarkan penjelasanku dulu," Kent langsung mengampiri Alesya dan menggenggam erat pergelangan tangan wanita itu. Seakan ingin menghalangi Alesya untuk pergi.

"Jelaskan," ujar Alesya tepat di manik mata indah Kent yang membuat pria itu terkejut.

Ia mengira Alesya akan memakinya dengan semua sumpah serapah seperti yang biasa wanita lakukan.

"Aku—aku diajak ke club semalam oleh Febian. Au tidak berniat untuk macam – macam, aku hanya ingin 'minum' disana. Ternyata aku mabuk berat. Saat aku mengedarkan pandanganku, aku melihat Alinisya—yang aku kira itu adalah kamu. Dengan sekali gerakan aku menyeretnya dengan kasar. Aku tahu dia mencoba menjelaskan bahwa ia bukan kau. Namun, aku sudah gelap mata. Dan.. semua itu terjadi," terang Kent seraya menatap dalam mata teduh Alesya yang kini masih saja menatapnya dengan datar.

"Sudah?" tanya Alesya yang membuat sebelah alis Kent naik. Apa maksudnya?

"Kau sudah selesai menjelaskannya?" lanjut Alesya, Kent menjawabnya dengan anggukan mantap.

Alesya kembali diam menatap Kent. Dengan perlahan, ia melepaskan genggaman Kent pada pergelangan tangannya.

Dan..

PLAK!

"Itu untuk perbuatanmu yang berengsek!"

Alesya menampar keras pipi kiri Kent dengan keras.

PLAK!

"Itu untuk kau yang sudah melakukan hal kurang ajar pada adikku!"

Kini giliran pipi kanan Kent yang ditampar Alesya.

Stand By You [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang