Chapter 61

26.9K 1.2K 12
                                        

Alesya melirik kesal pada pria yang ada di sampingnya. Ini masih pagi, dan pria ini sudah membuatnya naik darah.

"Aku ingin enam bulan lagi, Kent!" ujarnya yang dibalas gelengan keras oleh pria itu. Pagi hari sekali bahkan ketika Alesya masih bergelung di kasurnya, Kent sudah berada di rumahnya. Lebih konyol lagi karena pria itu masuk ke kamarnya dan dengan lancang menarik kakinya yang sontak membuat Alesya terkejut setengah mati.

Harusnya, pagi ini adalah jadwal Alesya untuk me-time, biasanya dia akan menyeduh teh hangat dan membawanya ke bagian belakang rumah dimana terdapat kebun asri yang sangat menenangkan. Namun, pria di sampingnya ini benar – benar mengacaukannya.

Memang, dia duduk di bangku panjang yang berada di kebun itu dengan secangkir teh hangat,tapi ini tidak bisa disebut me-time karena Kent membuatnya naik pitam.

Sialan!

"Tidak, love. Itu terlalu lama, aku ingin satu bulan lagi."

Dan kini, mereka berdebat tentang penyelenggaraan pernikahan mereka. Awalnya Alesya malas membahasnya karena menurutnya pernikahannya masih lama. Namun, Kent mengejutkannya karena mengatakan pernikahannya satu bulan lagi. Hell no!

"Itu terlalu cepat, Kent! Astaga.."  Alesya menghela napas lelah karena Kent yang masih saja memaksa pernikahan mereka akan diadakan satu bulan lagi. Hell! Mereka bahkan baru bertunangan. Alesya tidak ingin terburu – buru.

"Aku tidak peduli, Ale. Aku bisa menikahimu besok, jika kau mau."

Alesya tidak percaya dengan yang Kent katakan. Ada apa dengan pria bodoh ini? Kenapa ia ingin sekali mempercepat pernikahan mereka?

"Tidak. Enam bulan!"

"Satu!"

"Enam!"

Kent menghela napas karena perdebatan ini akan semakin panjang.

"Oke, tiga bulan, bagaimana?" tanya Kent mencoba bernegosiasi dengan Alesya.

Alesya tetap menggeleng. "Lima bulan lagi."

"Lima bulan lagi, atau tidak akan ada pernikahan," ancam Alesya yang sukses membungkam Kent. Ya, si arogan yang biasanya mengeluarkan aura intimidasi itu, kalah dengan tatapan tajam Alesya. Sial! Wanita itu mengancam untuk membatalkan pernikahan mereka. Tentu saja Kent kalah.

Alesya tersenyum penuh kemenangan.

"Oke, lima bulan lagi," ucapnya riang dan menuliskannya pada buku jurnal yang dibawanya—yang memang dipersiapkan untuk mencatat semua keperluannya.

Kent hanya mendengus.

"Sekarang, konsepnya, aku—"

"Kenapa kita tidak menyerahkan semuanya pada WO?" tanya Kent. Ia tidak mau Alesya terlalu memikirkan pernikahan mereka dan membuatnya kelelahan.

"Ini pernikahan kita, Kent. Kita yang harus mengurusnya sendiri."

Oke, Kent kembali bungkam.

"Aku ingin sederhana. Dan tempatnya diselenggarakan di taman belakang rumahmu."

Kent terkejut setengah mati. Apa – apaan, Ale?

"What?! Aku sudah merencanakan pertunangan yang sempurna Alesya. Pernikahannya juga harus mewah. Aku ingin pernikahan kita diadakan meriah—memberitahukan pada dunia bahwa aku milikmu dan kau milikku," ucap Kent yang dibalas decakan oleh Alesya.

"Jangan coba – coba merusak pernikahan kita dengan menyaingi pernikahan Alinisya Safira—Oh, Alinisya Aryadinata. Oke?"

"Tapi aku ingin ini menjadi spesial, Alesya."

Stand By You [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang