Setelah prosesi pernikahan itu selesai, para tamu akhirnya menikmati jamuan makan di bagian sebelah utara taman itu. Sudah disediakan meja – meja kecil berbentuk bundar disana.
"Kent, aku sudah bilang agar sederhana saja," ucap Alesya begitu mereka duduk di salah satu kursi yang ada.
"Ini sudah sangat sederhana, love," balas Kent dengan santai seraya menengguk minumannya. Alesya menghela napas. Beginilah jika ia membiarkan Kent mengurus pernikahan mereka dan tidak membiarkannya ikut campur.
"Lihat semua tamunya, Kent! Ini sangat banyak," ucap Alesya seraya memutar pandangannya ke sekitar. Walau tidak sebanyak pernikahan Alinisya dan Varo, bahkan tidak sampai setengah dari tamu di pernikahan adiknya itu, tetap saja menurut Alesya ini lebih dari banyak. Alesya hanya ingin yang benar – benar sederhana.
"Bukan aku yang mengundang mereka. Tapi mom, lagipula mereka semua keluarga besarku," ucap Kent membela diri yang membuat Alesya menghela napas. Ia kembali mengedarkan matanya. Keluarga intinya sedang menikmati makanan bersama keluarga Kent—ada Karina dan Zidan juga disana. Keluarga mereka memang sudah dipesiapkan meja panjang yang lebih besar—khusus untuk keluarga inti, Alesya dan Kent tadi sudah makan disana, kemudian Kent mengajaknya berkeliling untuk menikmati pesta mereka.
Kent juga mengundang sepupu – sepupu Alesya—iya, sepupu yang tidak pernah menganggap Alesya ada, yang tentu saja terkejut begitu tahu Alesya akan menikah.
Dan selama jamuan makan ini, mereka tidak berbicara. Ya.. hanya seformalnya saja, seperti; 'selamat!', 'semoga pernikahannya lancar', dan omong kosong lainnya.
Cih! Itu semua hanya pencitraan karena Alesya berhasil menggaet hati billionare terkenal itu. Alesya tidak peduli pada mereka.
Kent bangkit dari duduknya begitu melihat seorang wanita cantik—sepertinya sepupu Kent dengan anak kecil di gendongannya.
"Hai, Lauren," sapanya seraya memeluk wanita itu, sementara anak yang ada digendongan wanita itu tampak menatap Alesya dengan mata bulatnya. Ugh! Alesya gemas melihatnya.
"Hai sepupu, aku tidak menyangka kau akan menikah diumurmu yang masih muda, well, dua puluh tujuh masih dianggap muda 'kan?" ledek Lauren yang membuat Kent terkekeh.
"Oh, kau pasti Alesya. Wanita yang sudah menaklukan hati pria tua ini, bukan?" sapa Lauren seraya mengulurkan tangannya dan dibalas oleh Alesya.
"Hai, Lauren," sapa Alesya dengan senyum kecil.
Alesya tersenyum menanggapi ocehan Lauren sementara Kent terlihat memutar bola matanya begitu sang istri sudah asyik dengan sepupunya itu.
"Ini anakmu?" tanya Alesya yang dibalas anggukan oleh Lauren.
"Oh iya, Kent, Alesya. Daniel menitipkan salam, maaf ia tidak bisa hadir—pekerjaannya padat," ucap Lauren yang membuat Kent mengangguk, Daniel adalah suami Lauren yang memang cukup dekat dengan Kent.
"Hai, siapa namamu?" tanya Alesya pada anak yang ada di gendongan Lauren itu.
"Lily," cicitnya dengan malu – malu. Alesya terseyum lebar, Lily sangat menggemaskan, matanya yang bulat disertai dengan hidung mancung dan bibir yang mungil sangat membuatnya menggemaskan.
"Ohh, menggemaskan sekali," ucap Alesya mencubit gemas pipi tembam Lily, kemudian wanita itu mengulurkan tangan bermaksud menggendong Lily. Anak itu yang awalnya malu – malu akhirnya mau berpindah pada gendongan Alesya.
Sontak itu membuat Lauren terkejut. Lily bukan anak yang mudah dirayu oleh orang asing—bahkan dengan neneknya saja, Lily tidak mau digendong. Tapi, ada apa dengan Lily dan Alesya? Anak itu tampak nyaman dengan di gendongan wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand By You [SUDAH TERBIT]
Romance-->SUDAH TERBIT -->PART TIDAK LENGKAP *********** "Apa yang kalian rasakan ketika semua orang lebih menyayangi kembaranmu dibandingkan kamu? sakit? dendam? benci? semua itu aku rasakan selama 21 tahun hidupku. Jika kalian bertanya a...