Ekstra Part 2

29.9K 1.2K 33
                                    

Alesya baru saja selesai membereskan baju kotor milik anak – anaknya ketika Clara mampir ke rumahnya.

"Hai," sapanya yang dibalas senyuman oleh Alesya. Adik suaminya itu memeluknya dengan erat dan tertawa kecil.

"Dimana Sean dan Clarresta?" tanyanya seraya mengedarkan pandangannya.

"Mereka tertidur, baru saja pulang sekolah."

Clara hanya mangut – mangut mendengarnya. Setelah beberapa minggu dia pergi berlibur—walau tidak sepenuhnya berlibur dan hanya mengunci diri di kamar bersama Zidan—ia sudah kangen berat pada kedua keponakan lucunya itu.

"Kalian tidak menyewa pelayan?" tanya Clara begitu melihat Alesya mengangkat beberapa baju bersih dari belakang rumah. Alesya tersenyum.

"Kent mempekerjakan penjaga di sekeliling mansion. Tapi pelayan, nope."

Clara tersenyum. Pasti Alesya yang menolak untuk menyewa pelayan di rumahnya. Wanita itu memang ingin merasakan bagaimana rasanya full menjadi wanita yang berumah tangga. Bukan hanya mengandalkan tugas pada pelayan rumah.

Mereka berbincang dengan seru hingga tak kenal jam. Hari sudah berubah petang dan si kembar sudah bangun dari tidurnya.

"Aunty Clara!!!" teriak mereka dan berhambur pada pelukan Clara. Clara yang masih mengobrol dengan Alesya terkejut mendengar teriakan itu.

"Hello, kids. Kalian merindukanku?" tanya Clara dengan ceria karena rasa rindunya sudah terobati. Anak – anak itu mengangguk dengan kompak, mereka mereganggkan pelukannya. Dan Sean menghampiri Alesya dan duduk di pangkuan sang mama.

"Dimana uncle?" tanya Clarresta menanyakan kehadiran Zidan. Anak perempuan itu memang cukup dekat dengan Zidan, begitu juga dengan Sean.

"Dia akan kemari, tapi mungkin nanti malam," ujar Clara yang menarik perhatian Alesya.

"Benarkah?" tanya Alesya dengan semangat. Ia merindukan sahabatnya, terlalu merindukannya karena mereka sudah semakin jarang bertemu. Clara mengangguk.

Suara derum mobil kembali membuat anak kembar itu penasaran. "Apa itu daddy?" tanya Clarresta yang dijawab anggukan oleh Alesya. Secepat kilat, Clarresta berlari menghampiri pintu utama, disusul Sean yang mengejarnya. Melihat itu, Clara dan Alesya tersenyum.

"Pasti rumahmu sangat ramai karena mereka," ucap Clara, Alesya tersenyum lembut.

"Iya."

"Apa mereka merepotkan? Maksudku, mempunyai anak kembar."

Alesya tertawa mendengar pertanyaan Clara. Apa wanita ini merencanakan untuk memiliki anak kembar?

"Ya begitulah, mereka cukup merepotkan. Apalagi ketika masih bayi, jika salah satu dari mereka menangis, maka yang lain akan ikut menangis. Tapi, itu semua terbayar karena mereka adalah karunia terindah untukku dan Kent."

Clara meringis membayangkan jika ia akan memiliki anak kembar dan pasti itu sangat merepotkan.

"Oh, si pria tua itu pulang di jam ini?"

Alesya mengangguk tapi wajahnya keheranan. "Iya, Kent selalu pulang di jam segini. Memang kenapa?"

"Percayalah, saat lajang, ia tidak akan sudi melangkahkan kakinya ke rumah di jam – jam seperti ini. Ini seperti masih pagi untuk pulang ke rumah baginya."

Alesya tergelak. "Kini ia bukan pria lajang lagi."

"Daddy lihat, ada aunty Clara!"
Suara Clarresta menarik perhatian dua wanita yang sedang berbincang di ruang keluarga mereka. Kent yang awalnya tidak menyadari itu, akhirnya tersenyum.

Stand By You [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang