Alesya menatap ke sekelilingnya dengan senyum yang merekah di wajahnya. Ini hari perayaan ulang tahun pernikahan mereka. Perayaannya tidak mewah, hanya ada orangtuanya dan orangtua Kent, Alinisya dan keluarga kecilnya, dan sudah pasti dua sahabat sejatinya—Zidan dan Karina.
Mereka mengadakan pesta kecil – kecilan itu di belakang rumah Rio Mahendra. Dengan lampu – lampu kecil yang menggantung dan beberapa hiasan lain, acara ini sudah sempurna bagi Alesya.
Awalnya, Miranda menolak untuk mengadakan pesta kecil ini, ia ingin semua orang ikut merayakan ulang tahun pernikahan anak pertamanya itu—tapi Alesya langsung menolaknya, dan mengatakan bahwa ia ingin yang sederhana saja. Akhirnya, terjadilah pesta ini.
Menurut Alesya, untuk apa harus mengadakan pesta mewah dan mengumumkan pada semua orang bahwa usia pernikahan mereka sudah satu tahun? Toh, mereka semua tahu bahwa Kent Wijaya sudah melepas masa lajangnya di usia dua puluh tujuh tahun dan menjatuhkan pilihannya pada Alesya Safira—kakak kembar dari Si Terkenal Alinisya Safira. Ya, berita itu menjadi pembicaraan hangat selama beberapa hari, karena pernikahan misterius si billionare itu.
Alesya melihat Alinisya menghampirinya dengan seorang anak kecil di gendongannya. Elizandria Aryadinata. Putri kecil Alinisya dan Varo Ayadinata. Bayi mungil itu masih berusia tiga bulan lebih. Sebenarnya, Alinisya hamil dua anak kembar—namun, karena salah satu kandungannya tidak kuat, akhirnya janinnya itu keguguran.
Alinisya sangat terpukul saat itu. Kini ia mengerti bagaimana perasaan Alesya begitu kehilangan janinnya. Itu teramat menyakitkan. Untung saja, janin satunya lagi tidak apa – apa.
"Hai, Kak Ale. Selamat atas satu tahun pernikahanmu," ucap Alinisya dan membuat Alesya tersenyum.
"Thanks." Alesya menatap Eliza yang juga menatapnya, membuat Alesya gemas dan mengambil alih bayi itu dari gendongan adiknya. Ia tersenyum melihat bayi menggemaskan itu. Wajahnya sangat mirip Alinisya, hanya saja, alis dan bibirnya sama seperti Varo.
"Perang dingin sudah usai." Ucapan Alinisya membuat Alesya kebingungan. Akhirnya, wanita itu mengikuti arah pandang Alesya. Kini ia mengerti. Kent berdiri disana seraya menengguk minuman dan bercengkarama dengan Varo. Ia tersenyum. Berarti, butuh waktu satu tahun agar dua pria itu melupakan apapun yang pernah terjadi.
Alesya kembali menatap bayi yang ada di gendongannya. Astaga! Mata bulat Eliza menatapnya dan itu sangat menggemaskan.
"Hello, baby girl," ujar Alesya dan mulai bercanda ria dengan keponakannya itu. Alinisya terenyuh melihat bagaimana perlakuan lembut Alesya pada anaknya.
"Kau jadi berhenti dari pekerjaanmu?" tanya Alesya yang diberi anggukan oleh Alinisya.
"Varo ingin aku fokus menjaga Eliza," ucapnya. Memang setelah Eliza lahir, Alinisya masih bekerja, hingga suaminya itu khawatir Eliza akan terabaikan. Jadi, Varo menyuruhnya untuk berhenti saja, lagipula, pendapatan Varo lebih dari cukup untuk menghidupi keluarganya.
Alesya hanya mangut – mangut.
Beberapa saat kemudian, mereka sudah berkumpul di meja besar berbentuk bundar yang ada di tengah – tengah taman."Alesya." Kent yang berada di samping Alesya berdiri dan menatap Alesya dengan dalam. Alesya kebingungan dengan tingkah Kent. Apa yang akan pria ini lakukan?
Kent tersenyum misterius dan mengambil tangan Alesya, membuat wanita itu juga ikut berdiri di hadapannya. Alesya ikut tersenyum melihat kelakuan aneh Kent.
"Happy anniversary, sweetheart. Aku tahu acara ini tidak seberapa, dan tingkahku ini sedikit berlebihan dan terlalu melankolis—" Kent terkekeh sebentar. Menatap semua orang yang memandang mereka dengan senyum yang merekah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand By You [SUDAH TERBIT]
Roman d'amour-->SUDAH TERBIT -->PART TIDAK LENGKAP *********** "Apa yang kalian rasakan ketika semua orang lebih menyayangi kembaranmu dibandingkan kamu? sakit? dendam? benci? semua itu aku rasakan selama 21 tahun hidupku. Jika kalian bertanya a...