Chapter 41

30.1K 1.4K 5
                                    

Pria tampan itu duduk di sofa yang ada di apartment Alesya. Masih sibuk mengutak – atik ponselnya.

Malam ini, mereka akan pergi ke restoran yang sudah ditentukan orangtua Alesya untuk pergi makan malam dengan keluarga Varo.

“Kent,” panggil Alesya yang membuat Kent mengalihkan pandangannya.

“Ayo,” lanjut Alesya seraya menyampirkan clutch bag di salah satu lengannya. Namun, Kent tidak bergerak. Pandangannya masih terpaku pada wanita yang ada di depannya.

Alesya benar – benar cantik dengan menggunakan dress hitam itu. Dress dengan panjang selutut yang mempertontonkan kaki jenjangnya yang sangat indah. Rambutnya ia biarkan teurai dengan bebas. Sangat cantik.

Kent menatap Alesya dengan terpana. Sedangkan yang ditatap justru berbalik menatapnya dengan pandangan heran.

“Kenapa? Penampilanku tidak bagus?” tanya Alesya dengan heran karena sampai saat ini Kent masih menatapnya.
Kent menggeleng, seraya tersenyum lembut. Pria itu bangkit dari duduknya dan menghampiri Alesya.

“Kau sangat cantik,” bisik Kent tepat di telinga wanita itu.
Alesya merasakan jantungnya semakin berdebar kencang. Oh, ayolah jantung sialan!

“Kenapa kamu menyembunyikan tubuhmu yang indah itu dengan pakaian yang terlalu formal? Kau sangat cantik bila dibalut dress indah ini, Ale,” ujar Kent dengan senyuman yang menawan.

Dan lagi – lagi, itu membuat jantung Alesya berdebar. Namun, wanita itu hanya mendelikkan matanya—tidak berniat untuk membalas ucapan Kent. Padahal, jantungnya sudah berdebar sangat kencang.

***

Mereka sudah sampai di restoran ternama yang ada di kota itu.  Alesya berjalan di samping Kent dengan lengan pria itu yang merengkuh pinggangnya. Kent dan semua keposesifannya.

Setelah masuk, Alesya dapat langsung melihat keluarganya disana. Langsung saja ia dan Kent melangkahkan kaki menuju kesana. Namun, Alinisya dan kekasihnya itu belum terlihat.

“Alesya, darling!” seru Nada saat  melihat Alesya, dengan cepat ia memeluk putrinya itu. Alesya tersenyum hangat dan membalas pelukan Nada.

Nada melepaskan pelukannya dan menyapa Kent dengan hangat.

“Bagaimana kabarmu, Kent?” tanya Nada, “baik, Nyonya Mahendra, ” jawab Kent dengan senyum.

“Oh iya, Alesya, Kent. Kenalkan, Mita dan Fachri, mereka orangtua Varo.”
Nada memperkenalkan dua orang yang duduk bersebelahan yang ada di hadapan Alesya itu.

“Dan ini, Alesya Safira. Putri kami dan ini Kent—kekasihnya,” lanjut Nada pada orangtua Varo, yang dibalas uluran tangan oleh wanita itu dan Kent.

“Dimana Alinisya?” tanya Alesya sesaat setelah ia mendaratkan bokongnya, begitu juga dengan Kent.

“Kami tidak tahu kemana perginya anak itu. Tadi pagi, ia hanya menyuruh kami untuk datang kesini dan bertemu orangtua Varo,” terang Nada yang membuat Alesya mengangguk mengerti. Sekilas, ia melihat kedua orangtua Varo stersenyum misterius mendengar perkataan Nada.

Sudah bisa ia duga bahwa adiknya akan memberitahu orangtuanya bahwa ia akan menikah. Sementara orangtua kekasihnya itu sudah lebih dulu mengetahuinya.

“Maaf kami terlambat,” ujar suara itu yang membuat semua orang disana mengalihkan pandangannya.

“Kenapa kamu lama sekali, Nak?” tanya Rio pada Alinisya, “ada sedikit kendala tadi, Ayah,” ujar Alinisya yang  bergerak untuk mengecup pipi Rio dan kemudian Nada.

Stand By You [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang